CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Saturday 8 October 2011


 HAKIKAT SUMBER BELAJAR
A.    Pengertian Sumber Belajar
Sering kita dengar istilah sumber belajar (learning resources), orang juga banyak yang telah memanfaatkan sumber belajar, namun umumnya yang diketahui hanya perpustakaan dan buku sebagai sumber belajar. Padahal secara tidak terasa apa yang mereka gunakan, orang atau benda tertentu adalah termasuk sumber belajar.
Sumber belajar ditetapkan sebagai informasi yang disajikan dan disimpan dalam berbagai bentuk media, yang dapat membantu siswa dalam belajar sebagai perwujudan dari kurikulum. Bentuknya tidak terbatas apakah dalam bentuk cetakan, video, format perangkat lunak atau kombinasi dari berbagai format yang dapat dimanfaatkan oleh siswa ataupun guru.
Dengan demikian, sumber belajar dapat diartikan sebagai segala tempat atau lingkungan sekitar, benda, dan orang yang mengandung informasi dapat digunakan sebagai wahana bagi peserta didik untuk melakukan proses perubahan tingkah laku.[1] Sumber belajar ditetapkan sebagai informasi  yang disajikan dan disimpan dalam berbagai bentuk media, yang dapat membantu siswa dalam belajar sebagai perwujudan dari kurikulum. Baik dalam bentuk cetakan, video, format perangkat lunak atau kombinasi dari berbagai format yang dapat digunakan oleh siswa ataupun guru.
Ada pula yang mengartikan sumber belajar sebagai sesuatu yang memungkinkan seseorang belajar. Bukan segala sesuatu yang memungkinkan tetapi hanya yang digunakan untuk penyediaan fasilitas belajar agar siswa maupun guru dapat memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan sikap/ nilai-nilai yang menjadi tuntutan pengajaran. Dengan demikian pengelolaannya harus secara sistematis dan fungsional. [2]
B.     Fungsi Sumber Belajar
Sumber belajar  berfungsi seperti berikut ini.
a.       Meningkatkan produktivitas pengajaran dengan jalan:
1)      Mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih baik.
2)      Mengurangi beban guru dalam pengajaran, menyajikan materi sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan gairah belajar siswa.

b.      Memungkinkan kemungkinan pengajaran yang sifatnya lebih individual dengan jalan:
1)      Mengurangi kontrol guru yang kaku dam tradisional.
2)      Memberikan kesempatan bagi siswa untuk bekembang sesuai dengan kemampuannya.

c.       Memberikan dasar yang lebih ilmiah tehadap pengajaran dengan jalan:
1)      Perencanaan program pengajaran yang lebih sistematik
2)      Pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.

d.      Lebih memantapkan pengajaran dengan jalan:
1)      Meningkatkan kemampuan guru dan siswa dengan berbagai media komunikasi;
2)      Penyajian informasi dan data secara lebih konkrit,

e.       Memungkinkan belajar secara seketika, karena dapat:
1)      Mengurangi jurang pemisah  pelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas yang sifatnya konkrit.
2)      Memberikan pengetahuan yang sifatya langsung.

f.       Memungkinkan penyajian pengajaran yang lebih luas, terutama dengan adanya media massa, dengan jalan:
1)      Pemanfaatan bersama secara lebih luas tenaga ataupun kejadian yang langka.
2)      Penyajian informasi yang mampu menembus batas gografis.
Dapat juga dikatakan secara lain bahwa sumber belajar itu dapat berfungsi teuritis dan praktis. Secara teoritis sumber belajar dapat dimanfaatkan untuk:
a.       Perencanaan, sehingga dapat diperoleh bahan sajian yang berdaya guna dan tepat guna yang dapat dipakai sebagai sumber belajar.
b.      Penelitian, dengan maksud untuk menguji pengetahuan yang berhubungan dengan sumber belajar  siswa kegiatan belajar-mengajar yang kegiatannya meliputi juga pembahasan sumber pustaka, pemilihan informasi yang dapat diterapkan.
Sumber belajar terdapat dimana-mana dan beragam-ragam jenisnya. Setiap sumber mempunyai sumber yang berbeda dalam kegiatan belajar mengajar bergantung kepada bagaimana ia diprogramkan dan dimanfaatkan.[3]
C.    Jenis-jenis Sumber Belajar
1.      Manusia sumber (orang,masyarakat)
Pengetahuan itu tidak statis, akan tetapi bersifat dinamis, yang terus berkembang sangat cepat. Oleh karena perkembangan yang sangat cepat itu, kadang-kadang apa yang disajikan dalam buku teks tidak sesuai lagi dengan perkaembangan ilmu pengetahuan mutakhir.misalnya peraturan dan undang-undang baru mengenai sesuatu, penemuan-penemuam baru dalam berbagai ilmu pengetahuan mutakhir, seperti munculnya berbagai jenis penyakit misalnya flu burung, sapi gila dan lainnya serta berbagai jenis rekayasa genetic; munculnya berbagai fenomena alam serta pengaruhnya terhadap gejala-gejala social dan lain sebagainya, yang semuanya itu tidak mungkin dipahami sepenuhnya oleh guru, maka untuk mempelajari konsep-konsep baru semacam itu, guru dapat menggunakan orang-orang yang lebih menguasai persoalan tersebut. Misalnya, mengundang dokter, polisi dan lain sebagainya sebagai sumber bahan pengajaran.  
Merupakan juga sumber belajar adalah orang atau masyarakat yang direncanakan dalam kegiatan belajar mengajar, guru, konselor, administrator pendidikan, tutor dan sebagainya. Untuk kepentingan yang lain, dapat juga diambil dari luar sekolah, seperti misalnya kelompok masyarakat tertentu, tenaga ahli, seniman, bahkan pedagang, tukang cukur dan sebagainya yang biasanya tidak mempunyai dasar sebagai pengajar atau guru. Masyarakat pedesaan, masyarakat terasing, masyarakat pedagang kaki lima, masyarakat perantauan dan sebagainya dapat dijadikan contoh nyata dalam proses belajar-mengajar.
2.      Bahan pengajaran
Biasanya berisi pesan, bahan yang direncanakan sebagai sumber  belajar  dinamakan media pengajaran , yang meliputi: bahan cetak, film strip, slides, fotografi, audiotape, videotape, film, peta, globe, chart (tabel bagan) dan sebagainya yang biasanya merupakan kombinasi dari semua sumber yang ada. Bahan pengajaran atau belajar ada yang sepenuhnya disediakan untuk pengajaran-program televisi, tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk keperluan hiburan. Misalnya program-program  televisi “cerita untuk anak” atau film yang diputar untuk umum. Tetapi bahan-bahan tersebut harus mendapatkan penilaian, sehingga tidak menimbulkan ekses-ekses keperluan pengajaran.
3.      Situasi belajar (lingkungan)
Ialah tempat dan lingkungan belajar mengajar. Lingkungan biasanya tidak bersifat netral. Situasi dan lingkungan yang utama sebagai sumber belajar adalah gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, auditorium,dan sebagainya.
Di luar lingkungan sekolah, lingkungan tersebut dapat berupa bangunan bersejarah, lingkungan pertanian, perkebunan, pedesaan, danau, sungai, jalan raya, pohon, gedung pertunjukan, bengkel dan lain-lain.
4.      Alat dan perlengkapan  belajar
Alat dan perlengapan untuk produksi, pameran, peragaan, simulasi dan sebagainya. Missal: proyektor slide, OHP, proyektor film, computer  dan lain-lain.
5.      Aktivitas (tehnik)
Aktivitas yang direncanakan sebagai sumber belajar lebih banyak merupakan teknik khusus yang memberikan fasilitas belajar. Misal: simulasi, pameran, pengajaran terprogram, belajar sendiri, belajar tuntas, demonstrasi.
6.      Adakalanya ditambahkan dengan sumber lain, yaitu:
Pesan: Ialah ajaran/informasi yang diteruskan oleh komponen lain dalam bentuk ide, fakta, arti dan data. Misalnya: semua bidang studi.[4]
Sumber belajar pendidikan agama Islam adalah al-Qur’an, yang memuat wahyu Allah dan al-Hadits, yang memuat sunnah Rasulullah. Ajaran islam adalah ajaran yang bersumber dari agama Islam yang dikembangkan oleh akal pikiran manusia yang memenuhi syarat untuk mengembangkannya. Dalam Islam ada dua ajaran yang disebut ajaran dasar  (fundamental) dan ajaran tidak dasar (instrumental).
Menurut kamus Umum Bahasa Indonesia (1986) sumber adalah asal sesuatu. Sumber ajaran Islam adalah asal ajaran Islam (termasuk sumber agama Islam didalamnya). Allah telah menetapkan sumber ajaran Islam yang wajib diikuti oleh setiap muslim. Ketetapan Allah itu terdapat dalam surat an-Nisa’ ayat 59.
يايّها الّذين امنواالله واطيعواالرّسول واولي الامر منكم فان تنازعتم في شيء فردّوه الى الله والرّسول ان كنتم تؤ منون بالله واليوالاخر ذلك خيروّاحسن تأويل 
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah  Rasul-Nya dan ulil amri diantara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu maka kembalilkanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian yang demikian itu lebih utama bagimu dan lebih baik akibatnya.” 
Menurut al-Qur’an surat an-Nisa’ ayat 59 itu setiap mukmin wajib mengikuti kehendak Allah, kehendak Rasul dan kehendak penguasa atau ulil amri.
1.      Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah sumber agama (juga ajaran) Islam pertama dan utama. Al-Quran disusun oleh Allah berisi wahyu (petunjuk-Nya) untuk pedoman hidup dan kehidupan manusia di mana saja sepanjang masa.
Menurut Sayyed Hossein Nasr, seorang cendekiawan dan pemikir muslim terkemuka, al-Quran, memuat inti sari semua pengetahuan. Tetapi pengetahuan yang terkandung didalamnya hanyalah benih-benih dan prinsipnya saja. Untuk menemukan prinsip dan benih itu, seseorang harus menghayati fungsi al-Quran sebagai umm-al-kitab. 
Isi Al-Qur’an, antara lain: a) petunjuk mengenai akidah yang harus diyakini oleh manusia. Petunjuk akidah ini berintikan keimanan akan ke-esaan Allah dan kepercayaan akan adanya hari kebangkitan, perhitungan serta pembalasan kelak. b) petunjuk mengenai syari’ah yaitu jalan yang harus diikuuti manusia dalam berhubungan dengan Allah dan sesama insan demi kebahagiaan hidup manusia di dunia ini dan di akhirat kelak. c) petunjuk tentang akhlak , mengenai yang baik dan buruk yang harus diindahkan oleh manusia dalam kehidupan, baik kehidupan individu maupun kehidupan sosial. d) kisah-kisah umat manusia di masa lampau. e) berita-berita tentang zaman yang akan datang. f) benih-benih dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan.
Di beton melengkung ruang utama Universitas Indonesia yang bernama masjid Ukhuwah Islamiyah (UI) kampus baru Depok, dengan kaligrafi yang indah ditulis ayat-ayat al-Qur’an menurut bidang ilmu (fakultas) yang ada di universitas tersebut. Misalnya mengenai proses pembentukan manusia untuk fakultas kedokteran, dan untuk disiplin (fakultas) hukum, diperintahkan untuk menegakkan keadilan. g) sunnatullah atau hukum Allah yang berlaku di alam semesta.
2.      Al-Hadits
Al-Hadits adalah sumber kedua agama dan ajaran Islam. Suunah Rasul yang terdapat dalam hadits, merupakan penafsiran serta penjelasan otentik ( sah, dapat dipercaya sepenuhnya) tentang Al-Qur’an. Perkataan hadits menurut pengertian kebahasaan ialah berita atau sesuatu yang baru. Dalam ilmu hadis istilah tersebut berarti segala perkataan, perbuatan, dan sikap diam Nabi adalah tanda setuju (taqrir).
Para ahli hadits umumnya menyamakan istilah hadits dengan istilah sunnah. Namun, ada beberapa ahli hadis mengatakan bahwa istilah hadits dipergunakan khusus untuk sunnah qauliyah, sedang sunnah fI’liyah dan sunnah taqririyah tidak disebut hadits, melainkan sunnah saja. Dengan demikian sunnah lebih luas dan umum dibandngkan dengan hadist.
Peranan al-Hadits disamping al-Quran sebagai sumber agama dan ajaran Islam.
a.       Menegaskan lebih lanjut ketentuan yang terdapat dalam al-Quran.
b.      Sebagai penjelasan isi al-Quran.
c.       Menambahkan atau mengembangkan sesuatu yang tidak ada atau samar-samar ketentuannya di dalam al-Quran.

3.      Ra’yu atau akal pikiran yang dilaksanakan dengan ijtihad
Ar-ra’yu atau sering disebut dengan kata ijtihad sebagai sumber ketiga memiliki peran untuk mencari, menemukan dan menetapkan nilai dan norma yang tidak jelas atau atau tidak terdapat patokannya di dalam al-Quran dan al-Hadits. Ia merupakan suatu proses, karena itu ijtihad dapat dilakukan bersama-sama oleh beberapa orang.
Sumber belajar akan menjadi bermakna bagi peserta didik maupun guru apabila sumber belajar diorganisir melalui satu rancangan yang memungkinkan seseorang dapat memanfaatkannya sebagai sumber belajar. Jika tidak maka tempat atau lingkungan alam sekitar, benda, orang, dan atau buku hanya sekedar tempat, benda, orang, atau buku yang tidak berarti apa-apa.
Sumber belajar harus dipergunakan secara efektif sehingga melakukan kontak pada pelajar secara tepat. Untuk memperoleh kegiatan seperti itu, personalia yang terlibat di dalamnya harus melakukan fungsinya. Fungsi tidak sama dengan pekerjaan, tetapi lebih cenderung mengandung arti pengelompokan tugas-tugas atau kegiatan. Beberapa pekerjaan mungkin terdiri dari tugas-tugas dan tugas-tugas ini berada dalam lingkungan fungsi. [5]


[1] Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, Bandung, Rosda,2008, hal: 170.
[2] Slameto, Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester, Jakarta, Bumi Aksara, 1991, hal: 150.
[3] Ibid.
[4] Ibid,.
[5] Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2002,  hlm.89.