CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Monday, 23 March 2009

Kunci Asal-usul Debu Kosmis di Jagad Raya


Istimewa
Supernova Cassiopeia A
Supernovae, suatu ledakan dasyat dan sangat kuat yang terjadi pada bintang-bintang di akhir hidupnya, mungkin merupakan jawaban dari misteri yang usianya sudah 10 miliar tahun: asal-usul debu kosmis!

Para astronom telah sejak lama meyakini bahwa debu ruang angkasa terbentuk dalam suatu proses yang relatif dingin, yakni dari sebuah bintang yang terbakar perlahan dan debu-debunya diterbangkan angin. Partikel-partikel hasil kebakaran itu lepas secara sangat pelan, sampai suatu ketika memenuhi ruang angkasa menjadi kabut yang sering disebut sebagai nebula. Karena gaya tarik menarik, partikel nebula itu akhirnya menyatu dan menjadi planet.

Namun minggu lalu para astronom dari Inggris dan Wales mengungkapkan penemuan baru. Mereka mengamati bahwa beberapa supernovae melepaskan debu sekaligus dalam jumlah banyak, bukan perlahan-lahan seperti yang diperkirakan selama ini. Hal itu menimbulkan dugaan yang menyatakan dari situlah sebagian besar debu kosmis di jagad raya berasal.

Teori Baru

Istimewa
Siklus hidup Supernovae
Dugaan yang sekaligus menjadi teori terbaru mengenai asal-usul debu kosmis itu ditemukan setelah Dr Loretta Dunne, seorang astronom dari Universitas Cardiff, dan rekan-rekannya di Royal Observatory, Edinburgh, memanfaatkan kamera revolusioner yang disebut SCUBA. SCUBA adalah kamera sangat kuat yang mampu mendeteksi panjang gelombang sub-milimeter (antara 0,1 - 1 milimeter). Dengan kamera ini, debu kosmis yang sehalus asap rokok pun bisa dilihat.

"Debu-debu itu bersinar dalam panjang gelombang sub-milimeter. Anda dapat menangkap gambarnya menggunakan kamera khusus ini dan melihat cahayanya," jelas Dunne.

Tim peneliti memanfaatkan SCUBA untuk mengamati debu-debu yang merupakan sisa-sisa supernova Cassiopeia A, bintang yang 30 kali lebih besar dari matahari dan berjarak 11.000 tahun cahaya dari Bumi. Satu tahun cahaya adalah sekitar 10 triliun kilometer jarak tempuh cahaya dalam satu tahun.

Pada akhir hidup Cassiopeia A, debu-debu hasil ledakannya telah menyebar ke angkasa luar dengan kecepatan 10.000 kilometer per detik selama 300 tahun. Dalam foto-foto yang diambil menggunakan teleskop-teleskop raksasa, kumpulan debu supernovae itu menghasilkan gambar kabut kebiruan yang sangat indah.

Supernovae

Istimewa
Berbagai macam Supernovae
Apakah supernovae itu? Seperti sudah disebut di atas, supernovae adalah ledakan maha dasyat dari sebuah bintang pada akhir hidupnya. Dalam ledakan tersebut, sebuah supernova dapat melepaskan lebih banyak energi dibanding energi yang dihasilkan matahari selama 9 miliar tahun umurnya. Selain menghasilkan debu yang terdiri dari karbon dan silikat, ledakan juga menyemburkan oksigen ke ruang angkasa.

Haley Morgan, mahasiswa di Universitas Cardiff, menjelaskan, "Beberapa supernovae adalah akhir dari bintang yang hidup singkat dan mati muda. Bintang-bintang ini beberapa kali lebih besar dari matahari, dan mereka terbakar ribuan kali lebih cepat, yakni hanya dalam waktu beberapa juta tahun."

Penghasil Debu Kosmis

Sebenarnya sejak semula para astronom sudah menduga supernovae menghasilkan debu kosmis. Namun pengamatan sebelumnya hanya menemukan sedikit saja debu pada peristiwa ledakan itu. Nah, pada kasus Cassiopeia A, ledakan itu menghasilkan debu kosmis dalam jumlah besar, ribuan kali lebih besar dibanding yang pernah dideteksi sebelumnya.

"Bila semua supernovae menghasilkan debu sebanyak yang terlihat pada Cassiopeia A, maka produsen utama debu kosmis bisa dipastikan dalah supernovae, bukan debu bintang yang diterbangkan angin secara perlahan di galaksi," tandas Dunne, yang menulis penemuan ini di journal Nature.

Karena supernovae berevolusi lebih cepat dari bintang biasa, maka planet-planet di jagad ini kemungkinan besar terbentuk oleh debunya. "Debu kosmis yang ada sekitar 10 miliar tahun lalu atau lebih itu hanya bisa berasal dari supernovae," tandas Dunne. "Dan bila itu benar, maka Bumi yang kita injak saat ini merupakan sisa dari sebuah supernovae." (Rtr/sciencedaily/wsn)

0 komentar:

Post a Comment

COMMENT PLEASE.............