Istimewa Supernova Cassiopeia A |
Para astronom telah sejak lama meyakini bahwa debu ruang angkasa terbentuk dalam suatu proses yang relatif dingin, yakni dari sebuah bintang yang terbakar perlahan dan debu-debunya diterbangkan angin. Partikel-partikel hasil kebakaran itu lepas secara sangat pelan, sampai suatu ketika memenuhi ruang angkasa menjadi kabut yang sering disebut sebagai nebula. Karena gaya tarik menarik, partikel nebula itu akhirnya menyatu dan menjadi planet.
Namun minggu lalu para astronom dari Inggris dan Wales mengungkapkan penemuan baru. Mereka mengamati bahwa beberapa supernovae melepaskan debu sekaligus dalam jumlah banyak, bukan perlahan-lahan seperti yang diperkirakan selama ini. Hal itu menimbulkan dugaan yang menyatakan dari situlah sebagian besar debu kosmis di jagad raya berasal.
Teori Baru
Istimewa Siklus hidup Supernovae |
"Debu-debu itu bersinar dalam panjang gelombang sub-milimeter. Anda dapat menangkap gambarnya menggunakan kamera khusus ini dan melihat cahayanya," jelas Dunne.
Tim peneliti memanfaatkan SCUBA untuk mengamati debu-debu yang merupakan sisa-sisa supernova Cassiopeia A, bintang yang 30 kali lebih besar dari matahari dan berjarak 11.000 tahun cahaya dari Bumi. Satu tahun cahaya adalah sekitar 10 triliun kilometer jarak tempuh cahaya dalam satu tahun.
Pada akhir hidup Cassiopeia A, debu-debu hasil ledakannya telah menyebar ke angkasa luar dengan kecepatan 10.000 kilometer per detik selama 300 tahun. Dalam foto-foto yang diambil menggunakan teleskop-teleskop raksasa, kumpulan debu supernovae itu menghasilkan gambar kabut kebiruan yang sangat indah.
Supernovae
Istimewa Berbagai macam Supernovae |
Haley Morgan, mahasiswa di Universitas Cardiff, menjelaskan, "Beberapa supernovae adalah akhir dari bintang yang hidup singkat dan mati muda. Bintang-bintang ini beberapa kali lebih besar dari matahari, dan mereka terbakar ribuan kali lebih cepat, yakni hanya dalam waktu beberapa juta tahun."
Penghasil Debu Kosmis
Sebenarnya sejak semula para astronom sudah menduga supernovae menghasilkan debu kosmis. Namun pengamatan sebelumnya hanya menemukan sedikit saja debu pada peristiwa ledakan itu. Nah, pada kasus Cassiopeia A, ledakan itu menghasilkan debu kosmis dalam jumlah besar, ribuan kali lebih besar dibanding yang pernah dideteksi sebelumnya.
"Bila semua supernovae menghasilkan debu sebanyak yang terlihat pada Cassiopeia A, maka produsen utama debu kosmis bisa dipastikan dalah supernovae, bukan debu bintang yang diterbangkan angin secara perlahan di galaksi," tandas Dunne, yang menulis penemuan ini di journal Nature.
Karena supernovae berevolusi lebih cepat dari bintang biasa, maka planet-planet di jagad ini kemungkinan besar terbentuk oleh debunya. "Debu kosmis yang ada sekitar 10 miliar tahun lalu atau lebih itu hanya bisa berasal dari supernovae," tandas Dunne. "Dan bila itu benar, maka Bumi yang kita injak saat ini merupakan sisa dari sebuah supernovae." (Rtr/sciencedaily/wsn)
0 komentar:
Post a Comment
COMMENT PLEASE.............