CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Wednesday 17 October 2012

CERPEN

CINTA SALAH ALAMAT
“Ma, Mama…” panggil Cinta.
“Ada apa sih, Cin. Jam segini kamu kok udah pulang?”
“Mama gimana sih? Kemarin aku disuruh pulang cepet…”
“Oia. Ya udah, sekarang kamu ganti baju. Lalu kita berangkat ke bandara, jemput Tante Tati yang datang dari Paris.”
“Oke, Ma.
Sesaat kemudian.
“Ma, aku gak bisa ikut Mama nih. Soalnya sekarang aku harus latihan basket buat tim kampus. Minggu depan ada pertandingan basket. Sorry ya, Ma…”
“Ya udah gak apa-apa. Cepat berangkat sana. Nanti telat lho.”
Cinta latihan basket dengan teman-teman satu timnya. Ia memang dikenal sebagai cewek yang jago basket sehingga ia terpilih menjadi kapten timnya. Latihan yang dijalaninya sangat maksimal untuk mencapai kemenangan ketika melawan tim yang terkenal hebat di Indonesia.
Setelah latihan basket, Cinta langsung pulang ke rumah.
“Bukannya anaknya tante Tati adalah cinta monyet gue… gawat donk kalo dia masih ingat masa lalu saat masih kecil. Bisa malu gue,” katanya dalam hati. “Ma, Tante Tati udah sampe, kan?” tanya Cinta.
“Udah, emangnya kenapa?”
“Gak ada apa-apa sih. Cuma tanya kok. Aku mandi dulu ya?”

Malam hari ketika Cinta mau keluar rumah, ia melihat dua cowok di taman depan rumah. Karena penasaran, akhirnya dia menghampiri kedua cowok itu. Langkahnya sedikit ragu karena ia takut kalo-kalo salah satu dari mereka adalah Hafiz, cinta monyetnya.
“Malam…” sapa Cinta. Ia tidak melihat kemiripan di wajah kedua cowok di hadapannya itu dengan Hafiz. Hatinya sedikit tenang karena ia yakin bahwa salah satu dari mereka bukanlah Hafiz. Yang ia ketahui setelah berkenalan dengan keeduanya, mereka bernama Ahmad dan Andi.
…………..
“Hai, Andi sedang apa kamu berdiri di sini sendirian? Ngelamun ya?” goda Cinta.
“Gak kok. Kamu sendiri lagi apa di sini?”
“Kalo aku sih Cuma cari udara segar aja. Oya, anaknya Tante Tati apa gak ikut ke sini?” tanya Cinta.
“Ikut kok. Tapi sekarang dia lagi ke toko buku.”
Beberapa hari kemudian Cinta sudah akrab dengan Ahmad dan Andi. Ahmad, Andi dan hafiz adalah sahabat karib yang selalu bersama. Cinta sering bercerita, sharing sama Ahmad dan Andi tentang masa lalunya termasuk cinta monyetnya dengan Hafiz. Yang ia tau, Hafiz yang sekarang inilah yang sama dengan Hafiz yang dulu. Tanpa disadari oleh Cinta ternyata Ahmad-lah cinta monyetnya yang dulu bernama Hafiz.
Ahmad dan Andi tetap merahasiakan siapa Ahmad sebenarnya agar Cinta tidak kecewa. Mereka juga ingin mengetahui seberapa jauh Cinta mengingat masa lalunya dengan Ahmad.
“Ngomong-ngomong si Hafiz itu sombong banget sih?” ungkap Cinta pada Ahmad dan Andi.
“Gak juga kok,” jawab Ahmad.
“Padahal dulu tuh hafiz baik, pinter, gak sombong. Tapi sekarang kok berubah banget ya?”
“Perasaan kamu aja kali,” jawab Ahmad lagi. Ia tak kuasa lagi menahan tawa. “menurut kamu, Hafiz mirip gak sama Hafiz kecil dulu?” tanya Ahmad pada Cinta.
“Sama sekali gak mirip. Justru kamu yang sedikit mirip dengan Hafiz yang dulu. Kok bisa ya?”

Hari ini Cinta mengundang Ahmad dan Andi untuk menyaksikan pertandingan basket antar kampus. Ia sengaja tidak megundang Hafiz karena ia malu jika nanti Hafiz melihatnya menggiring bola. Alasan itulah yang diungkapkan Cinta pada Ahmad dan Andi. Anggapan Cinta bahwa Hafiz yang sekarang adalah cinta monyetnyya yang dulu membuat Ahmad dan Andi tertawa geli. Mereka masih tetap melanjutkan sandiwara ini. Biarlah Cinta menganggap ahmad bukanlah Hafiz yang dulu. Karena dengan begitu ia dapat melihat ekspresi Cinta saat curhat dengannya.
Pertandingan telah usai. Tim yang dipimpin Cinta dapat mengalahkan tim lawan yang terkenal hebat di Indonesia. Cinta pulang bersama ahmad dan Andi.

“Cin, Lo masih suka ya sama Hafiz?” tanya Ahmad.
“Kok Lo tanya gitu? Emangnya ada apa?”
“Gak ada apa-apa sih. Cuma tanya kok. Ya siapa tau gue bisa bantu Lo biar bisa deket lagi ama Hafiz. Dia kan orangnya pendiam.”
“Gue juga gak tau gimana perasaan gue sekarang. Kalo dibilang suka sih gak juga. Dibilang gak suka, juga gak. Hafiz yang sekarang tuh beda banget.”
“Mungkin aja dia lupa masa lalunya sama Lo,” terang Ahmad.

Ahmad alias Hafiz I berhasil membuat cinta dekat dengan Hafiz II. Bahkan keduanya sering keluar bareng untuk sekedar cari makan, cari buku, kuliah ataupun sekedar jalan-jalan. Hal ini membuat Cinta kembali memiliki perasaan suka pada Hafiz. Ia belum menyadari bahwa yang sedang dekat dengannya bukanlah Hafiz, cinta monyetnya, tetapi orang lain yang kebetulan namanya sama dengan Muhammad Hafiz Faturrahman (Hafiz, cinta monyet Cinta).
………
“Kok aneh ya, Hafiz kok gak ingat sama sekali sih tentang aku. Aku sama dia dulu kan selalu bersama….” Ungkap Cinta di depan Ahmad dan Andi.
“Ya gak apa-apa kali. Yang penting sekarang kamu dekat lagi sama cinta monyetmu itu,” kata Andi. “Udah, gak usah dipikirin.”
Semakin hari Cinta semakin dekat dengan Hafiz. Akhirnya mereka jadian. Hal ini membuat Ahmad dan Andi serasa disambar petir karena gak bisa percaya sama apa yang udah terjadi.
“Kok bisa sih Cinta jadian sama Hafiz?” tanya Ahmad yang lagi heran.
“Ya bisa lah. Cinta itu kan tau nya Hafiz tuh ya Hafiz, bukan Lo. Kalo kaya gini, cintanya cinta tuh salah alamat. Gue juga gak tau akhirnya kok bisa kaya gini,” kata Andi.
“Terus apa yang harus kita lakuin buat nyadarin Cinta kalo Hafiz tuh bukan gue.”
“Lo cemburu ya?” goda Andi pada Ahmad.
“Gak. Gue Cuma kasihan sama Cinta.”
“Satu-satunya cara buat nyadarin dia adalah…. Apa ya? Lo ngaku aja kalo sebenarnya Hafiz cinta monyetnya Cinta tuh elo.”
“Gitu ya? Gue coba deh…”
…………….
Ahmad berusaha menyadarkan Cinta bahwa Hafiz yang ia kenal bukanlah Hafiz yang dulu. Ia juga sudah mengaku bahwa hafiz yang pernah dicintai Cinta adalah dirinya.
“Lo gak usah ngaku-ngaku deh… lo itu Ahmad, bukan Hafiz. Hafiz ya Hafiz, bukan Ahmad. Lo gak bisa bohongin gue.” Cinta mulai terpancing emosi karena ia tidak percaya atas pengakuan Ahmad.
“Gue mesti gimana lagi supaya Lo percaya kalo gue adalah Hafiz yang dulu jadi cimon Lo.”
“Ya itu urusan Lo, bukan urusan gue. Lo tau seluk beluk hubungan gue sama Hafiz dulu itu karena gue yang cerita sama Lo. Jadi Lo gak usah ngaku-ngaku deh…”

Ahmad bingung mencari cara untuk meyakinkan Cinta bahwa orang yang selama ini Cinta sukai adalah dirinya. Berbagai cara telah dilakukan tetapi belum juga membuahkan hasil yang diinginkan. Rasa bersalah pun menghinggapi Ahmad. Kini ia memutuskan untuk kembali ke Paris guna melanjutkan kuliah S2-nya.

“Andi, lo liat hafiz gak?” tanya Cinta yangsedari tadi mencari Hafiz.
“Gak, emang ada apa? Hubungi aja.”
“Udah, tapi HP-nya gak aktif.”
“Mungkin dia ke Tangerang.”
“Ke Tangerang? Ngapain?” tanya Cinta.
“Jenguk keluarganya lah. Ngapain lagi kalo gak jenguk keluarganya. Keluarganya kan di Tangerang.”
“Lo jangan bercanda deh. Hafiz tuh gak punya saudara di tangerang. Kalo Lo pengen bohongin gue, jangan kelewatan gitu donk. Gak lucu tau. Gue serius nih.”
“Gue juga serius. Kalo Lo gak percaya, gue bisa anteer Lo ke sana. Gue tau kok alamatnya.”
“Lo gak bercanda, kan?” tanya Cinta yang masih belum percaya dengan apa yang dikatakan oleh Andi.

Cinta dan Andi akhirnya sampai di depan sebuah rumah mewah di kawasan Tangerang.
“Ini keluarganya Hafiz, cin.”
“Loh, kok bukan Tante Tati?”
“Ya emang bukan. Mamanya Hafiz bukan Tante Tati karena anaknya Tante Tati bukan Hafiz yang ini.”
“Maksud Lo apaan sih?” tanya Cinta dengan nada tak percaya.
“Hafiz yang Lo cari bukan gue, Cin,” terang Hafiz yang muncul secara tiba-tiba dari ruang tengah. “nama gue emang Hafiz. Tapi Hafiz yang Lo cintai gak ada di sini.”
“Tunggu, maksudnya apa?”
“Langsung aja deh, gue kasih tau Lo, Hafiz yang Lo cari, yang Lo cintai itu bukan Hafiz yang ada di hadapan Lo, tapi Hafiz yang Lo cari sekarang sedang menuju bandara, yaitu Ahmad.”
“Gak mungkin.”
Cinta tetap gak percaya kalo Ahmad itu adalah Hafiz yang ia cari.
“Dia itu Hafiz, Cinta. Nama lengkapnya Muhammad Hafiz Faturrahman. Karena namanya sama dengan Hafiz yang ada di depan Lo, sekarang nama panggilannya adalah Ahmad. Jadi, Lo salah orang, Cinta.”
“Kok jadi gini sih?” tanya Cinta.
“Oke, kalo Lo tetep gak percaya, gue kasih liat ijazah gue ddari SD sampe SMA,” kata Hafiz. Hafiz kembali ke kamarnya untuk mengambil ijazah.
“Ini ijazah gue waktu SD. Gue gak pernah satu sekolah sama Lo, apalagi satu kelas.” Hafiz memperlihatkan iijazah SD-nya pada Cinta. “Lo masih gak percaya? Oke, sekarang gue ambilin surat dari Ahmad yang ditulis dua tahun yang lalu.”
Setelah diberi bukti-bukti yang kuat bahwa Ahmad adalah Hafiz, maka Cinta secepat mungkin harus sampai bandara sebelum pesawat yang akan ditumpangi Ahmad tinggal landas.
Di bandara, Cinta mencari Ahmad di segala sudut bandara tetapi belum membuahkan asil. Cinta tak berputus asa, dengan sedikit berlari, ia menyusuri segala sisi yang mungkin bisa menemukan Ahmad di sana.

“Ahmad!” panggil Cinta setelah ia tahu bahwa Ahmad berada di tempat tunggu bagi para penumpang yang sebentar lagi akan berangkat. Cinta berlari secepat mungkin supaya ia tidak kehilangan Ahmad kemudian memeluknya erat-erat.
“Sekarang aku percaya bahwa kamu benar-benar Hafiz. Ternyata selama ini aku salah alamat, memberikan cintaku pada orang yang namanya sama dengan kamu.”
“Setelah aku berusaha untuk meyakinkan kamu bahwa akulah Hafiz yang kamu cari, aku memutuskan untuk kembali ke Paris dan merelakanmu untuk Hafiz. Sebenarnya sudah lama aku memendam perasaan cinta padamu. Ketika aku kembali ke Indonesia, aku senang sekali tetapi aku juga kecewa. Aku senang karena aku bisa bertemu denganmu lagi. Aku kecewa karena kau hanya mengingat namaku, yang kini telah dipakai Hafiz.”
“Maafkan aku.”
Andi dan Hafiz hanya dapat menyaksikan pertemuan keeduanya dari kejauhan. Mereka tidak ingin kehadiran mereka akan mengganggu suasana pertemuan antara Ahmad dan Cinta.


TAMAT


PENGARUH BUDAYA DALAM KOMUNIKASI PENDIDIKAN


A.    DEFINISI BUDAYA
Istilah kebudayaan sendiri berasal dari kata sansekerta buddhatah sebagai bentuk jamak dari budhi yang berarti “budi” atau “akal”. Maka, kebudayaan dapat diartikan hal-hal yang bersngkutan dengan budi dan akal.bahasa Inggrisnya adalah culture yang berasal dari kata latin colore artinya “mengolah, mengerjakan” atau “sebagai segala daya dan usaha manusia mengubah alam.” Dari pengertian ini dapat ditarik suatu definisi  umum yang luas bahwa kebudayan adalah seluruh cara hidup suatu masyarakat, tidak hanya mengenai cara hidup yang dianggap lebih tinggi atau diinginkan.

Tuesday 17 April 2012

Cerpen



CINTA KEJATUHAN CINTA

“Ini kunci mobilnya, Non.”
“Oke, makasih, Bi. Emm, entar kalo Nuri datang ke sini, suruh dia nyusul aku ke studio, ya…”
“Baik, Non.”
…….
Di studio.
“Hai, Dan.” Cinta mulai menyiapkan peralatan untuk syuting.
“Tumben lo gak telat, Cin.” Dani membuntuti Cinta yang sedang sibuk memasang kamera.
“Hmm, muji apa muji nih? Gue udah nyiapin ini semua dari tadi malem. Jadi tinggal bawa aja. Makanya cepet.”
“Oke, syuting segera dimulai.”

Cinta dan crew memulai syuting untuk satu film yang dikontrak oleh salah satu perusahaan stasiun TV swasta. Mereka tinggal menyelesaikan ending dari film tersebut.
Syuting telah berlangsung selama 6 jam. Semua crew bubar dan pulang ke rumah masing-masing.
“Capek banget. Badan pegel-pegel pula.” Cinta menggerutu karena ia merasa sangat lelah setelah menyelesaikan syuting film perdananya hari itu. Ia menjabat sebagai sutradara sekaligus penulis skenarionya. Kemampuannya menulis cerita sudah tidak diragukan lagi.
Keesokan harinya.
“Eh, burung Nuri!” panggil Cinta pada Nuri.
“Kurang ajar lo! Gue bukan burung tau!”
“Lo sih… kenapa kemarin lo gak nyusul gue? Katanya mau ikut syuting, Cuma omong doank lo…”
“Ya sorry, kemarin gue ada urusan mendadak. Udah yuk, kita makan aja. Gue traktir dech…” ungkap Nuri.
Ketika berjalan menuju kursi kosong di restoran, ada seorang cowok yang kurang ajar sama Nuri. Cinta membela Nuri mati-matian. Dia benar-benar emosi karena cowok itu memang sangat menyebalkan dan kurang ajar (versi Cinta).
“Tuh cowok benar-benar kurang ajar. Kalo ketemu lagi, gue hajar dia! Liat aja!”
“Udahlah, Cin. Biarin aja. Gitu aja Lo ladenin. Kalo gue sih males banget.”
“Loh, gak bisa gitu donk. Cowok itu harus dikasih pelajaran. Gak bisa dibiarin gitu. Entar kalo ketemu lagi, dia bakal ngelunjak.”
“Lo jangan benci minta ampun kaya gitu. Ntar Lo malah jatuh cinta ama dia. Tau rasa Lo!”
“Ye… Lo kok gitu sih… amit-amit gue jatuh cinta sama orang kaya gitu. Kaya gak ada cowok lain di dunia ini…”
Nuri menggelengkan kepala tanda ia heran pada sikap Cinta yang keras dan teguh pendirian. Cinta memang gadis yang sangat keras kepala dan tidak mudah terpengaruh oleh orang lain.

“Cin, tadi gue ketemu Dimas di taman gak jauh dari sini. Gue liat dia sedang lagi ada masalah. Lo gak hubungi dia atau gimana gitu.”
“Lo apa-apaan sih. Ngapain gue ngurusin dia. Gue udah lupain dia. Gak ada lagi cowok kaya dia dalam kamus hidup gue. Gak akan.”
“Siapa tau Lo masih mau berhubungan ama dia. Gue cuma nanya kok. Lo jangan sewot gitu donk.” Nuri duduk di samping Cinta yang setengah melamun.
Malam itu udara terasa bersahabat. Cinta dan Nuri duduk di pinggir kolam renang di rumah Cinta.
“Cin, Lo kan udah 3 tahun putus sama Dimas, apa Lo gak pengen punya pacar lagi. Ya buat ngisi hati gitu biar Lo gak kesepian.”
“Lebih baik gue kesepian daripada gue harus sakit hati gara-gara cowok.”
Pagi ini syuting ditunda karena cuaca yang buruk dan sebagian besar crew tidak hadir. Karena langit mendung, Cinta terpaksa harus kembali ke rumah agar ia tidak terjebak banjir yang biasa melanda ibukota.
Hujan turun dengan amat deras. Cinta mengendarai mobilnya dengan pelan agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Di perempatan lampu merah, dia melihat sosok pemuda yang pernah ia liat.
“Tuh cowok kayaknya udah gak asing dech. Tapi siapa ya?” tanyasnya dalam hati.
“Mbak, boleh numpang bentar?”
“Mm, boleh.” Cinta membukakan pintu mobilnya untuk pemuda yang sedang kehujanan di luar. Cinta masih terus memutar kembali memorinya untuk mengingat orang yang kini duduk di sampingnya.
“Lailahaillallah…” batinnya. “Heh, Lo kan cowok yang berbuat kasar ama temen gue di restoran…”
Cowok itu spontan melihat sosok cewek yang telah menolongnya. “Loh, Lo kan cewek yang waktu itu.”
“Keluar Lo! Cepetan! Keluar!” bentak Cinta yang gak ingin ada cowok kurang ajar dalam mobilnya.
“Gak.”
“Keluar.”
“Gak.”
“Ini mobil gue. Keluar Lo!”
“Gue tau ini mobil Lo. Tapi gue gak akan keluar. Hujannya masih deres banget tau!”
“Itu urusan Lo, bukan urusan gue.”
“Udah, jalan aja. Ntar gue bayar kok.”
Cinta mengendarai mobilnya menuju Bogor. Mobil yang dikendarainya melaju cepat untuk menghindari macet yang sebentar lagi akan melanda jalan yang ia lalui. Tiba-tiba mobilnya berhenti mendadak dan mesinnya tidak dapat dihidupkan lagi. Mobilnya mogok apalagi sedang berada di tengah jalan yang sepi.
“Kok mogok sih?” gerutu Cinta.
“Coba hidupin lagi mesinnya.”
“Gak bisa. Ini pasti gara-gara Lo. Kalo aja gue gak ngasih tumpangan ama Lo, mungkin mobil gue gak mogok kaya gini.”
“Udah deh, berhenti nyalahin gue. Emangnya kalo Lo nyalahin gue, mobil ini akan hidup lagi. Sebaiknya kita cari tempat berteduh dulu. Besok baru kita perbaiki. Kalo diperbaiki sekarang gak mungkin. Ini udah gelap banget, sepi, gak ada peralatannya pula. Nama Lo siapa?” tanya Arya.
“Buat apa Lo tau nama gue?” jawab Cinta sewot.
“Barangkali ada sesuatu yang memaksa gue nyebutin nama Lo.”
“Gue Cinta.”
“Nama sama orangnya gak cocok.”
“Eh, Lo kurang ajar banget ya? Rugi tau gue nolongin Lo.”
Mereka berdua berhenti di depan sebuah rumah kayu milik penduduk setempat.
“Assalamu’alaikum…” ucap Arya.
Terdengar sang pemilik rumah menjawab salam Arya. Tak lama kemudian pintu terbuka. Tampak seorang perempuan paruh baya yang sedang memegang sebuah lilin.
“Maaf, bu. Mm, saya Arya, ini teman saya, Cinta. Begini, boleh kami menumpang di rumah Ibu semalam aja. Soalnya mobil kami mogok di tengah jalan sana. Kami rasa lebih baik kami berteduh dulu. Besok baru memperbaiki mobil.
“Silakan. Tapi kami hanya memiliki dua kamar. Kalian berdua di kamar belakang ya. Maaf, memang begini kondisi rumah kami.”

Cinta dan Arya terpaksa tidur dalam satu ruangan. Tidak ada tempat tidur, kasur dan hanya ada dua bantal dan satu selimut.
“Mimpi apa gue tadi malam. Sial banget nasib gue. Tidur satu ruangan dengan orang aneh kaya Lo.”
“Kalo Lo gak mau, keluar aja. Kenapa tadi Lo gak cari rumah sendiri.”
“Nyebelin banget sih!”
Cinta dan Arya tidur berdampingan. Selimut yang tersedia dipake Cinta. Sedangkan Arya hanya memakai satu bantal.
Keesokan harinya.
Pagi ini Cinta membantu sang pemilik rumah untuk menyiapkan sarapan pagi. Ia berkebun dengan Bu Inah, pemilik rumah. Sedangkan Arya memancing bersama Galih, putra Bu Inah. Keduanya sangat menikmati aktivitas masing-masing.
Setelah sarapan, Bu Inah mengajak Cinta dan Arya pergi ke sawah. Sesampainya di lokasi persawahan, keduanya membantu Bu Inah menanam padi. Canda dan tawa menghiasi aktivitas mereka di sawah milik Bu Inah. Sore harinya Arya berhasil memperbaiki mobil Cinta. Sore itu juga mereka pamit pulang.
Sesampainya di rumah, Cinta teringat peristiwa yang terjadi di rumah Bu Inah, di kebun, di sawah sampai perjalanan pulang. Ia senyum-senyum sendiri tatkala teringat Arya.
……
“Gue pergi dulu ya.”
“Eh Cin, Lo mau kemana?” tanya Nuri.
“Gue mau ke perusahaan yang ngontrak film gue. Udah dulu ya, bye…”
Sampainya di perusahaan tujuannya, Cinta gagal bertemu dengan direktur utama perusahaan itu.
“Maaf mbak. Direktur utama perusahaan ini sedang ada meeting dengan klien. Tapi mbak bisa bertemu dengan manager di ruang rapat.”
“Makasih ya.”
Cinta masuk ke ruang rapat. Di sana telah hadir para pemilik saham dan perwakilan dari perusahaan sponsor film yang ia buat.
Semua yang hadir dalam rapat itu menanti manager yang belum datang.
“Maaf atas keterlambatannya.”
Cinta terkejut melihat sosok yang berdiri di depan. Arya pun terkejut melihat Cinta duduk diantara para direktur perusahaan. Namun keeduanya bersikap biasa seperti orang yang belum kenal. Setelah rapat selesai, Cinta memutuskan untuk meninggalkan ruang rapat secepatnya.
“Cinta!”
Cinta tak dapat menhindar dari Arya.
“Oh kamu. Sorry, aku gak bisa komentar apa-apa. Ternyata kamu adalah putra dari pemilik perusahaan ini sekaligus manager di sini.”
“Biasa ajalah. Gimana kalo kita makan di luar?”
Cinta dan Arya makan siang di restoran tempat di mana mereka pertama kali bertemu. Setelah makan siang, Cinta kembali ke lokasi syuting untuk melanjutkan syuting yang kemarin tertunda karena cuaca yang kurang baik.
Hari demi hari dilalui Cinta dengan penuh semangat. Hal ini membuat Nuri curiga.
“Gue perhatiin akhir-akhir ini Lo semangat banget. Dalam waktu seminggu Lo berhasil nyelesaiin sepuluh cerpen yang lima diantaranya bakal direalisasikan jadi film. Gue jadi curiga sama Lo.”
“Ah, perasaan Lo aja kali, Nur. Biasa aja kok. Lo sih mikir yang aneh-aneh,” sanggah Cinta. “Eh, Lo ingat gak, cowok yang kurang ajar sama Lo waktu di restoran itu?” tanya Cinta pada Nuri.
“Ingat. Emang kenapa?”
“Ternyata dia itu anak direktur perusahaan yang mengontrak film gue. Dia juga manager di perusahaan itu,” terang Cinta.
“Yang bener? Lo tau dari mana?” tanya Nuri.
“Ya gue liat sendiri. Ternyata dia itu sebenarnya bukan orang yang kurang ajar kaya waktu itu. Dia baik sih, sederhana tapi nyebelin.”
“Lo suka ya ama dia?” goda Nuri pada Cinta yang membuat raut muka Cinta mendadak aneh, wajahnya memerah.
“Gak. Lo apa-apaan sih? Ada-ada aja…”
……..
Akhirnya film yang disutradarai Cinta selesai tepat waktu sesuai dengan waktu yang ditargetkan. Film itu mampu memikat 40 juta penonton yang diputar di bioskop di seluruh wilayah Indonesia.
“Hai,” sapa Arya.
“Oh kamu. Hai juga,” jawab Cinta.
“Udah lega ya film itu akhirnya selesai juga.”
“Iya. Lega banget. Itu film perdana gue yang akhirnya laku keras di pasaran. Alhamdulillh… Ayah dan Ibu pasti senang.”
“Oya, orangtua kamu tinggal di mana?” tanya Arya.
“Orangtuaku udah meninggal dua tahun yang lalu. Mereka dibunuh oleh kawanan perampok. Waktu itu aku lagi ada seminar di luar kota. Ketika aku pulang, ayah dan ibu sudah terbujur kaku di hadapan para pelayat. Saat itu hatiku hancur, benar-benar hancur. Akhirnya aku memutuskan untuk melanjutkan cita-cita ayah yang belum terwujud, yaitu menjadi sutradara hebat. Aku mulai membangun usaha sendiri sacara pelan-pelan. Akhirnya aku jadi seperti ini.”
“Maaf ya, aku jadi ingetin kamu sama almarhum orangtua kamu. Aku salut sama kamu. Kamu punya cita-cita dan kepribadian yang baik, ya, meskipun kamu sedikit nyebelin.”
“Ye… kamu kali yang nyebelin…” sanggah Cinta.
Hubungan Cinta dan Arya semakin dekat. Mereka tampak seperti sepasang kekasih. Tanpa disadari ternyata Cinta dan Arya saling mencintai. Namun hal ini justru membuat Cinta sakit hati setelah tahu bahwa ternyata Arya sudah bertunangan dengan orang lain meskipun Arya sendiri tidak mencintai orang itu.
‘Cinta Tak Harus Memiliki’ itulah semboyan yang sesuai dengan suasana hati Cinta saat ini. Ia dan arya tidak dapat bersatu.
Beberapa bulan kemudian, Arya menikah dengan orang yang ditunangkan oleh orangtuanya dulu. Sedangkan Cinta, ia masih sendiri dengan penyakit leukemia yang didertanya yang membawanya pada kesepian hati dan keputus-asaan. Penyakit Cinta semakin parah karena Cinta tidak pernah mau menjalani pemeriksaan dan pengobatan di rumah sakit.
“Cin, Lo kok kaya gini sih? Mana semangat Lo yang dulu? Mana Cinta yang dulu?”
“Udahlah, Nur, mungkin ini memang udah jalan hidup gue. Gue jalani aja. Karena umur gue udah gak panjang lagi. Gue juga gak tahu apa satu lagi bahkan satu menita, satu detik lagi gue akan mati…”
“Cin, Lo jangan gitu donk. Lo sahabat terbaik gue. Jangan tinggalin gue.”
“Nur, gue minta maaf ya kalo selama ini gue banyak salah sama Lo. Lo boleh ambil rumah gue kalo gue udah gak ada. Gue tidur dulu ya. Gue ngantuk banget nih…”
“Cin, jangan tidur, Cin…”
Cinta memjamkan matanya dan tidak akan bangun untuk selamanya.
Berita kematian Cinta sudah tersebar kemana-mana sampai di telinga Arya. Arya merasa sangat bersalah pada Cinta. Ia sudah meninggalkan orang yang dicintainya dan yang mencintainya dengan setulus hati.


TAMAT

Thursday 12 January 2012

MODEL PEMBELAJARAN TERPADU


A.    Pengertian Pembelajaran Terpadu
Istilah pembelajaran terpadu berasal dari kata-kata “Intergrated Teaching and Learning atau Intergrated Curriculum Approach” konsep ini telah lama ditemukan oleh John Dewes sebagai usaha untuk mengintergrasikan perkembangan dan pertumbuhan siswa dan kemampuan pengetahuan.
Pembelajaran terpadu juga sering disebut pembelajaran koheren (a coherent curriculum approach) yang memandang bahwa pembelajaran terpadu merupakan pendekatan untuk mengembangkan berbagai progam pendidikan. Ketehubungan dalam kurikulum bahwa hanya antara pelajaran dan kebutuhan serta minat dan bakat anak, tetapi juga menghubungkan antara tujuan dan kegiatan serta kondisi masyarakat pada umumnya.[1]
B.     Prinsip Pembelajaran Terpadu
1.      Prinsip Penggalian Tema
Prinsip penggalian tema merupakan prinsip utama (fokus) dalam pembelajaran terpadu. Artinya tema-tema yang saling tumpang tindih dan ada keterkaiatan menjadi target utama dalam pembelajaran. Hendaknya memperhatikan persyaratan :
a.       Tema hendaknya tidak terlalu luas, nemun dengan mudah dapat digunakan untuk memadukan banyak mata pelajaran
b.      Tema harus bermakna, maksudnya tema yang dipilih untuk dikaji harus memberikan bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya
c.       Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologi anak
d.      Tema dikembangkan harus mewadahi sebagia besar minat anak
e.       Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa otentik yang terjadi di dalam rentang waktu belajar
f.       Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang berlaku serta harapan masyarakat
g.      Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.
2.      Prinsip Pengolahan Pembelajaran
Pengolahan pembelajaran dapat optimala apabila guru mampu menempatkan dirinya dalam keseluruhan proses. Artinya, guru harus mampu menempatkan diri sebagai fasilitator dan mediator dalam proses pembelajaran. Oleh sebab menurut Prabowo , bahwa dalam pengolahan pembelajaran hendaknya guru dapat berlaku sebagai berikut:
a.       Guru hendaknya jangan menjadi single actor  yang mendominasi pembicaraan dalam proses belajar mengajar
b.      Pemberian tanggungjawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerja sama kelompok
c.       Guru perlu mendominasi terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam perencanaan.[2]
3.      Prinsip Evalusi
Evalusi pada dasarnya menjadi fokus dalam setiap kegiatan. Bagaimana suatu kerja dapat diketahui hasilnya apabila tidak dilakukan evaluasi dalam pembelajaran terpadu, maka diperlukan beberapa langkah-langkah positif antara lain :
a.       Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri (self evaluation / self assessment) da samping bentuk evaluasi lainnya
b.      Guru perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan yang akan dicapai.
4.      Prinsip Reaksi
Dampak pengiring yang penting bagi perilaku secara belum tersentuh guru dalam KBM. Karena itu guru dituntut vagar mampu merencanakan dan melaksanakan pembelajaran sehingga tercapai secara tuntas tujuan-tujuan pembelajaran. Guru harus bereaksi terhadap aksi siswa dalam semua peritiwaserta tidak mengarahkan aspek yang sempit melainkan ke suatu kesatuan yang utuh dan bermakna. Pembelajaran terpadu memungkin kan hal ini dan guru hendaknya menemukan kiat-kiat untuk memunculkan kepermukaan hal-hal yang dicapai melalui dampak pengiring.



C.    Karakteristik Pembelajaran Terpadu
1.      Holistik
Suatu gejala yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran terpadu diamati dan dikaji dari beberapa bidang sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak
Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena dari segala sisi. Pada gilirannya nanti, hal ini akan membuat siswa menjadi lebih arif dan bijak di dalam menyikapi kejadian yang ada di depan mereka.
2.      Bermakna
Pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek seperti yang dijelaskan di atas, memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar konsep-konsep yang berhubungan yang disebut skemata. Hal ini berdampak pada kebermaknaan dari materi yang dipelajari.
Rujukan yang nyata dari segala konsep, dan keterkaitannya dengan konsep –konsep lainnya akan menambah kebermaknaan konsep yang dipelajari. Selanjutnya hal ini akan mengakibatkan pembelajaran yang fungsional. Siswa mampu menerapkan perolehan belajarnya untuk memecahkan masalah-masalah yang muncul didalam kehidupannya.
3.      Otentik
Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa memahami secara langsung prinsip dan konsep yang ingin dipelajarinya melalui kegiatan belajar secara langgsung. Mereka memahami dari hasil belajarnya sendiri , bukan sekedar pemberitahuan guru . informasi dan pengetahuan yang diperoleh sifatnya menjadi lebih otentik. Misalnya, hukum pemantulan cahaya diperoleh siswa melalui kegiatan eksperimen. Guru lebih banyak bersifat sebagai fasilitator dan katalisator, sedangkan siswa berperan sebagai aktor pencari informasi dan pengetahuan. Guru memberikan bimbingan ke arah mana yang dilalui dan memberikan fasilitas seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan tersebut.
4.      Aktif
Pembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran baik secara fisik, mental, intelektual, maupun emosional guan tercapainya hasil belajar yang optimal dengan mempertimbangkan hasrat, minat dan kemampuan siswa sehinngga termotivasi  untuk terus menerus belajar. Dengan demikian pembelajaran terpadu bukan semata-mata  merancang aktivitas-aktivitas dari masing-masing mata pelajaran yang saling terkait. Pembelajaran terpadu bisa saja dikembangkan dari suatu tama yang disepakati bersama dengan melirik aspek-aspek kurikulum yang bisa dipelajari secara bersama melalui pengembangan tema tersebut.
D.    Pentingnya Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu memiliki arti penting dalam kegiatan belajar mengajar. Ada beberpa alasan yang mendasarinya antara lain :
1.    Dunia anak adalah dunia nyata
Tingkat perkembangan mental anak selalu dimulai dengan tahap berfikir nyata. Dalam kehidupan sehari-hari, mereka tidak melihat mata pelajaran berdiri sendiri. Mereka melihat peristiwa yang di dalamnya memuat sejumlah materi beberapa mata pelajaran. Misalnya, saat mereka berbelanja di pasar, mereka akan dihadapkan dengan suatu perhitungan (matematika), aneka ragam kmakanan sehat (IPA), dialog tawar menawar (Bahasa Indonesia), harga yang naik turun (IPS), dan beberapa materi belajar lainnya.
2.    Proses pemahaman anak terhadap suatu konsep dalam suatu peristiwa/ obyeek lebih terorganisir
Proses pemahaman anak terhadap suatu konsep dalam suatu obyek sangat tergantung pada pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya. Masing-masing anak selalu membangun sendiri pemahaman terhadap konsep  baru. Anak menjadi “arsitek”  pembangunan gagasan baru. Guru dan orang tua hanya selalu sebagai “fasilitator” atau mempermudah sehingga peristiwa belajar dapat berlangsung. Anak dapat gagasan baru jika pengetahuan yang disajikan selalu berkaitan dengan pengetahuan yang sudah dimilkinya.
3.    Pemebelajaran akan lebih bermakna
Pembelajaran akan lebih bermkana kalau pelajaranyang sudah dipelajari siswa dapat memanfaatkan untuk mempelajari materi berikutnya. Pembelajaran terpadu sangat berpeluang untuk memanfaatkan pengetahuan sebelumnya.
4.    Memberi peluang siswa untuk mengembangkan kemampuan diri
Pengajaran terpadu memberi peluang siswa untuk mengembangkan tiga ranah sasaran pendidikan secara bersama. Ketiga ranah sasaran pendidikan itu meliputi sikap ( jujur, teliti, tekun, terbuka terhadap gagasan ilmiyah), ketrampilan (memperoleh, memenfaatkan, dan memilih informasi, menggunakan alat, bekerja bersama, dan kepemimpinana, dan ranah kognitif (pengetahuan).
5.    Memperkuat kemampuan yang diperoleh
Kemampuan yang diperoleh dari satu mata pelajaran akan saling memperkuat kemampuan yang diperoleh dari mata pelajaran lain.
6.    Efisiensi waktu
Guru dapat lwbih menghemat waktu dalam menyusun persiapan mengajar. Tidak hanya siswa, guru pun dapat belajar lebih bermakna terhadap konsep-konsep sulit yang diajarkan.[3]
E.     Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu memiliki kelenihan dibandingka dengan pendekatan konvensional, antara lain :
1.    Pengalaman dan kegiatan belajar peserta didik akan selalu relevan dengan tingkat perkembangan
2.    Kegiatan yang dipilih dapat disesuaikan dengan minat dan kebutuhan peserta didik
3.    Seluruh belajar lebih bermakna dibagikan peserta didik sehingga hasil belajar akan dapat bertahan lebih lama
4.    Pembelajaran terpadu menumbuhkan ketrampilan  berpikir dan sosial peserta didik
5.    Pembelajaran terpadu menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis dengan permasalahan yang sering ditemui dalam kehidupan  atau lingkungan peserta didik
6.    Jika pembelajaran terpadu dirancang bersama dapat meningkatkan kerja sama antara guru bidang kajian terkait dengan peserta didik, peserta didik / guru dengan narasumber, sehingga belajar lebih menyenangkan, belajar dalam situasi nyata, dan dalam konteks yang  lebih bermakna.
Pembelajaran Terpadu memeiliki kekurangan terutama dalam pelaksanaannya yaitu pada perencanaan dan pelaksanaan evaluasi yang lebih banyak menuntut guru untuk melakukan evaluasi proses dan tidak hanya evaluasi dampak pembelajaran langsung saja.
1.      Aspek Guru
Guru harus berwawasan luas , memilki kreatifitas yang tinggi, ras apercaya diri yang tinggi dan berani mengemas dan mengembangkan materi secara akademik, guru dituntut untuk terus menggali informasi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan dan banyak membaca buku agar penguasaan bahan ajar tidak terfokus pada bidang kajian tertentu saja.
2.      Aspek Peserta Didik
Pembelajaran terpadu memerlukan bahan bacaan, sumber informasi yang cukup banyak dan bervariasi , mungkin yanga da fasilitas internet . semua ini akan menunjang, memperkaya, dan mempermudah, pengembangan wawasan. Bila sarana ini tidak dipenuhi, maka penerapan pembelajaran terpadu akan terhambat.
3.      Aspek kurikulum
Kurikulum harus luwes, berorentasi pada pencapaian ketuntasan pemahaman peserta didik (bukan pelajaran pencapaian target penyampaian materi). Guru perlu diberi kewenangan dalam mengembangkan materi, metode penilaian keberhasilan pembelajaran.
4.      Aspek Penilaian
Pembelajarn terpadu memerlukan cara penilaian yang menyeluruh (komperhensif) yaitu menetapkan keberhasilan belajar peserta didik dari benerapa bidang kajian terkait yang dipadukan.
5.       Aspek Suasana  Pembelajaran
Pembelajaran terpadu berkecenderungan mengutamakan salah satu bidang kajian dan tenggelamnya bidang kajian lainnya. Dengan kata lain pada saat mengerjakan sebuah tema, maka guru berkecenderungan mengutamakan substansi gabungan tersebut sesuai pemahaman selera dan latar belakang pendidikan itu sendiri.[4]


F.     Langkah-Langkah (Sintak) Pembelajaran Terpadu[5]

Tahap
Tingkah laku guru
Fase 1
Pendahuluan
1.    Mengaitkan pelajaran sekarang dengan pelajaran sebelumnya
2.    Memotivasi siswa
3.    Memeberikan pertanyaan kepada siswa  untuk menetahui  konsep-konsep prasyarat yang sudah dikuasai oleh siswa
4.    Menjelaskan tujuan pembelajaran (Kompetensi Dasar dan indikator)
Fase 2
Presentasi Materi
1.    Presentasi konsep-konsep yang harus dikuasai oleh siswa melalui demonstrasi  dan bahan-bahan bacaan
2.    Presentasi ketrampilan proses yang dikembangkan
3.    Presentasi alat danbahan yang dibutuhkan melalui charta
4.    Memodelkan penggunaan peralatan melalui charta
Fase 3 membimbing pelatihan

1.     Menempatkan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
2.     Mengingatkan cara cara siswa bekerja dan berdiskusi secara kelompok sesuai komposisi kelompok
3.     Membagi buku siswa dan LKS
4.     Mengingatkan cara menyusun laporan hasil kegiatan
5.     Memberi bimbingan seperlunya
6.     Mengumpulkan hasil kerja kelompok setelah batas waktu yang ditentukan
Fase 4
Menelaah pemahaman dan memberikan umpan balik
1.     Mempersiapkan kelompok belajar untuk diskusi kelas
2.     Meminta salah satu anggota kelompok untuk mempresentasikan hasil kegiatan sesuai dengan LKS yang telah dikerjakan
3.     Meminta anggota kelompok lain menanggapi hasil presentasi
4.     Membimbing siswa menyimpulkan hasil diskusi
Fase 5 Mengembangkan dengan memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan
1.     Mengecek dan memberikan umpan balik terhadap tugas yang  dilakukan
2.     Membimbing siswa menyimpulkan seluruh materi pembelajaran yang baru saja dipelajari
3.     Memberikan tugas rumah
Fase 6
Menganalisis dan mengevaluasi
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap kinerja mereka


[1] http://enewsletter.disdik/workpress.com/2011/04/22/pembrlajaran-terpadu/
[2] Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek ( Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hal. 10
[3] Ibid., hal 11-12
[4] Meilanikasim. wordpress.com/2011/04/20/makalah-pembelajaran-terpadu/
[5] Trianto, op. cit., hal. 19-20