CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Sunday, 3 October 2010

PEMBAHASAN

A. Arti Kata Isra’ dan Mi’raj
1. Isra’ 
Kata Isra’ berasal dari bahasa Arab yang artinya yang menurut lughah adalah “berjalan di waktu malam” atau “membawa berjalan di waktu malam hari”. Arti kata isra’ dalam Al Quran dinyatakan oleh Allah SWT.

"Maka berjalanlah kamu dengan membawa hamba-hamba-Ku pada malam hari…” (QS. Ad Dukhaan: 23)
Yang dimaksud dengan kata isra’ dalam kitab-kitab Islam yang lazim dipakai ialah perjalanan Nabi Muhammad SAW. dari Masjidil Haram (Mekah) ke Masjidil Aqsha (Palestina) di waktu malam hari. Hal ini telah dinyatakan di dalam Al Qur’an.

“Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” (QS. Al Israa’: 1)

2. Mi’raj 
Kata mi’raj berasal dari bahasa Arab yang artinya menurut lughah adalah “tangga” atau “alat untuk naik dari bawah ke atas”. Kata mi’raj dalam Al Quran dinyatakan oleh Allah SWT dengan firmannya yang berbunyi:

“(yang datang) dari Allah, yang mempunyai tempat-tempat naik.” (QS. Al Ma’aarij: 3)
Adapun arti kata mi’raj yang lazim dipakai dalam kitab agama Islam ialah perjalanan Nabi Muhammad SAW. bumi ke langit, sampai langit shaf tujuh dan terakhir sampai ke Sidratul Muntaha, yakni dari Masjidil Aqsha naik kea lam atas melalui beberapa planet yang bertingkat-tingkat, lalu naik ke Baitul-Makmur, ke Sidratul Muntaha, dan terakhir ke Arsy dan Kursy dimana beliau menerima wahyu dari Allah SWT yang mengandung perintah sholat lima waktu.

B. Masa Terjadinya Isra’ dan Mi’raj
Ada perbedaan pendapat mengenai kapan terjadinya Isra’ dan Mi’raj. Perbedaan tersebut diantaranya: 
1) Isra’ terjadi pada tahun tatkala Allah SWT. memuliakan Rasulullah dengan nubuwah. Ini menurut pendapat Ath-Thabary.
2) Isra’ terjadi lima tahun setelah diutus sebagai rasul. Ini menurut An Nawawy dan Al Qurthuby.
3) Isra’ terjadi pada malam tanggal 27 Rajab tahun ke-10 dari nubuwah. Ini merupakan pendapat dari Al-Allamah Al-Manshurfury.
4) Ada yang berpendapat, Isra’ terjadi enam bulan sebelum hijrah, atau pada bulan Muharram tahun ke-13 dari nubuwah.
5) Ada yang berpendapat, Isra’ terjadi setahun dua bulan sebelum hijrah, tepatnya pada bulan Muharram tahun ke-13 dari nubuwah.
6) Ada yang berpendapat, Isra’ terjadi setahun sebelum hijrah, atau pada bulan Rabi’ul Awal tahun ke-13 dari nubuwah.
Tiga pendapat yang pertama tertolak. Dengan alasan, Khadijah ra. meninggal dunia pada bulan Ramadhan tahun ke-10 dari nubuwah. Sementara pada saat meninggalnya belum ada perintah sholat lima waktu. Juga tidak ada pendapat bahwa diwajibkannya sholat lima waktu pada malam Isra’. Sedangkan tiga pendapat llainnya tidak ada satu pun yang menguatkannya. Hanya saja kandungan surat Al Israa’ menunjukkan bahwa Isra’ terjadi pada masa-masa akhir. 

C. Keadaan Terjadinya Isra’ dan Mi’raj
Tentang jumlah atau berapa kali terjadinya Isra’ dan Mi’raj yang dijalankan oleh Nabi Muhammad SAW., para ulama ahli tarikh berbeda pendapat. Ada sebagian berpendapat terjadi dua kali, tiga kali, empat kali, dan ada pula yang berpendapat dan mengatakan teradi berulang-ulang. Bahkan, setengah dari ulama ahli tasawuf berpendapat bahwa Isra’ dan Mi’raj terjadi sampai 30 kali. Namun sebagian besar ulama berpendapat terjadi hanya sekali. Pendapat yang terakhir inilah yang diterima dan disepakati oleh jumhur ulama, baik ahli tafsir maupun ahli hadits dan ahli tarikh yang terkenal. 
Tentang bagaimana terjadinya Isra’ dan Mi’raj yang dijalani oleh Ralulullah SAW., yakni apakah dengan tubuh kasar (jasmani) serta tubuh halus (rohani) atau hanya dengan tubuh halus (rohani) saja., para ulama sejak dahulu hingga sekarang masih berselisih pendapat tentang terjadinya Isra’ dan Mi’raj. Sebagian ulama berpendapat Isra’ dan Mi’raj dilakukan dengan jasmani dan ruhani, sebagian ulama berpendapat dengan rohani saja, sebagian ulama berpendapat dengan badan halus, yaitu tidak dengan jasmani dan tidak dengan rohani. Sebagian ulama berpendapat dengan jalan wahdatul wujud (kesatuan yang ada), sebagian ulama berpendapat Isra’ dilakukan dengan jasmani dan rohani dan mi’raj dilakukan dengan rohani saja. Pendapat yang terbanyak adalah Isra’ dan Mi’raj dilakukan dengan jasmani dan rohani.
Para ulama berselisih pendapat apakah Isra’ dan Mi’raj termasuk mukjizat Rasulullah SAW. atau bukan. Sebagian ulama berpendapat bahwa Isra’ dan Mi’raj termasuk mukjizat yang diberikan kepada Rasulullah SAW., dan sebagian ulama berpendapat Isra’ dan Mi’raj bukan termasuk mukjizat beliau. Akan tetapi, sebagian besar para ulama Islam berpendapat bahwa peristiwa Isra’ dan Mi’raj adalah mukjizat Rasulullah SAW. 

D. Peristiwa Isra’ dan Mi’raj
Segala pemandangan yang telah diperlihatkan oleh Allah kepada Rasulullah SAW pada saat Isra’ adalah sebagai ujian dan cobaan bagi manusia, baik yang telah beriman maupun yang belum atau tidak beriman. 

 “Demi bintang ketika terbenam. Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru. Dan Tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). Yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat. Yang mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) Menampakkan diri dengan rupa yang asli. Sedang Dia berada di ufuk yang tinggi. Kemudian Dia mendekat, lalu bertambah dekat lagi. Maka jadilah Dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi). Lalu Dia menyampaikan kepada hambaNya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan. Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya. Maka Apakah kaum (musyrik Mekah) hendak membantahnya tentang apa yang telah dilihatnya? Dan Sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada syurga tempat tinggal, (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya Dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya Yang Maha Besar.” (QS. An Najm: 1-18) 
Penjelasan dari ayat di atas adalah bahwa Nabi Muhammad SAW tidak tersesat dan tidak pula keliru. Apa-apa yang dikatakan oleh Muhammad SAW bukanlah kemauan dan keinginan hawwa nafsunya sendiri, tetapi wahyu Allah yang diwahyukan kepadanya. Muhammad telah mendapat pengajaran dari malaikat yang sangat kuat, yaitu malaikat Jibril yang mempunyai kekuatan serta gagah perkasa. Setelah memberi pelajaran kepadanya, malaikat Jibril kembali menetap di tempatnya yang tinggi, yaitu di atas ufuk yang paling tinggi. Kemudian Jibril mendekat kepada Muhammad hingga sejauh dua busur panah atau bahkan lebih dekat lagi. Allah kemudian memberi wahyu kepada Nabi Muhammad SAW. Hati Rasulullah SAW tidak pernah mendustakan segala sesuatu yang telah dilihatnya ketika Mi’raj. Sesungguhnya Rasulullah pernah melihat rupa Jibril sekali lagi, yaitu ketika di dekat Sidratul Muntaha, di mana di dekatnya ada surga untuk tempat tinggal orang-orang yang berbakti kepada Allah. Tatkala Sidratul Muntaha diliputi oleh apa-apa yang menutupnya (meliputinya), penglihatan Nabi Muhammad tidak miring dan tidak pula melampaui batas dari segala sesuatu yang dilihatnya. Sesungguhnya Nabi Muhammad telah melihat sebagian tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Allah Yang Maha Besar, yang belum pernah dilihat sebelumnya. 
Dari riwayat yang shahih, Imam Bukhari.
Dari Anas bin Malik, ia berkata bahwa Abu Dzar bercerita bahwa Rasulullah SAW. pernah bersabda: “Terbukalah atap sedang aku di Mekah. Turuunlah Jibril dan kemudian ia membuka (membelah dadaku) dengan air zamzam. Kemudian ia datang membawa sebuah bejana dari emas yang penuh hikmah dan iman, lalu diselesaikannya dadaku, lalu ia menutupkanya.” Kemudian ia memegang tanganku lalu naik Buraq dari Masjidil Haram turun di Baitul Maqdis dan sholat mengimami para nabi yang lain. Sementara Buraq diikat pada tali masjid. 
Pada malam itu pula, dari Baitul Maqdis beliau naik ke langit dunia bersama Jibril . Jibril meminta izin agar dibukakan. Maka pintu langit dibukakan baginya, di sana ada Nabi Adam as., bapak sekalian manusia. Nabi Muhammad mengucapkan salam dan Adam as. menyambut kedatangan beliau menjawab salam dan menetapkan nubuwah beliau. Di sebelah kanan Adam as. ada hitam-hitam dan sebelah kirinya hitam-hitam. Apabila ia melihat ke sebelah kirinya, menangislah ia. Hitam-hitam yang ada di kanan dan kirinya ini adalah anak cucu Adam. Golongan kanan adalah ahli surga dan hitam-hitam yang ada di sebelah kiri adalah ahli neraka. Apabila ia melihat yang ada di sebelah kanannya, ia tertawa, dan apabila ia melihat ke sebelah kirinya, ia menangis. 
Kemudian naik ke langit kedua. Jibril meminta izin bagi beliau. Setelah dibukakan beliau melihat Yahya bin Zakaria bin Isa bin Maryam. Setelah bertemu beliau mengucapkan salam, dan mereka menjawabnya, menyambut kedatangan beliau dan menetapkan nubuwah beliau.
Kemudian naik ke langit ketiga. Di sana beliau melihat Yusuf. Beliau mengucapkan salam dan Yusuf menjawabnya, menyambut beliau dan menetapkan nubuwah beliau. Kemudian naik ke langit keempat. Di sana beliau melihat Idris. Beliau mengucapkan salam dan Yusuf menjawabnya, menyambut beliau dan menetapkan nubuwah beliau. Di langit kelima beliau bertemu dengan Harun bin Imran. Beliau mengucapkan salam dan Harun menjawabnya, menyambut beliau dan menetapkan nubuwah beliau. Di langit keenam beliau bertemu dengan Musa bin Imran. Beliau mengucapkan salam dan Musa menjawabnya, menyambut beliau dan menetapkan nubuwah beliau.  
Di langit ketujuh beliau bertemu dengan Ibrahim. Beliau mengucapkan salam dan Ibrahim menjawabnya, menyambut beliau dan menetapkan nubuwah beliau. Kemudian beliau dinaikkan ke Mustawa, beliau mendengar suara qalam. Kemudian Allah memfardhukan (memberi kewajiban) atas umatku lima puluh sholat. Lalu beliau kembali hingga sampailah beliau berjalan melalui Musa. Musa berkata: ”Allah telah memberikan kewajiban apa bagimu dan umatmu?” 
Nabi Muhammad menjawab: “ Dia telah memberi kewajiban lima puluh sholat.”
Kemudian Musa menyuruh Nabi Muhammad untuk kembali menghadap Allah dan meminta keringanan karena umatnya tidak akan sanggup menganggung kewajiban itu. Lalu Nabi Muhammad kembali menghadap Allah, dan Allah telah mengurangi separuhnya. Lalu Nabi Muahammad kembali menemui Musa. Musa menyuruh Nabi Muhammad kembali menghadap Allah untuk meminta keringanan lagi karena umat Muhammad tidak akan sanggup menanggung kewajiban itu. Lalu Nabi Muhammad kembali menghadap Allah, lalu Allah telah mengurangi separuhnya. Kemudian Nabi Muhammad menemui Musa lagi. Musa kembali menyuruh Nabi Muhammad meminta keringanan lagi. Akhirnya Nabi Muhammad kembali menghadap Allah, Allah telah mengurangi separuhnya lagi. Nabi Muhammad menemui Musa lagi, Musa menyuruh Nabi Muhammad meminta keringanan lagi. Nabi Muhammad menghadap Allah, lalu Allah berfirman,”Itu lima dan sama dengan lima puluh. Tidak akan diubah firman Ku itu.” Maksudnya adalah sholat lima waktu itu pahalanya sama dengan lima puluh waktu dan perintah Allah yang sedemikian itu tidak akan diubah atau ditukar lagi. Jadi, kewajiban sholat lima waktu itu tidak akan ada perubahan.
Kemudian Nabi SAW dikembalikan lagi kepada Musa, Musa menyuruh Nabi Muhammad kembali untuk meminta keringanan kepada Allah. Lalu Nabi Muhammad SAW berkata,” Aku telah merasa malu kepada Tuhanku.”
Kemudian Jibril membawa Rasulullah ke Sidratul Muntaha. Menutupilah akan Sidratul Muntaha itu beberapa warna, yang Rasulullah tidak mengetahui apa itu. Kemudian Rasulullah diajak masuk ke surga, tiba-tiba di sana ada mahligai-mahligai dari mutiara dan tanahnya dari kesturi. Beliau ditawari susu dan khamr, lalu beliau memilih susu. Lalu dikatakan kepada beliau,” Engkau telah dianugerahi fitrah atau engkau telah mendapat fitrah. Jika engkau mengambil khmr, maka engkau telah menyesatkan umatmu.” 
Beliau juga melihat empat sungai di surga. Dua sungai yang tampak dan dua sungai yang tidak tampak. Dua sungai yang tampak itu adalah Nil dan Eufrat. Dengan kata lain, risalah beliau akan menempati daerah yang subur antara Nil dan Eufrat, yang penduduknya akan menjadi pengemban Islam, dari satu generasi ke generasi. Bukan berrarti keedua sungai itu bersumber dari mata air surga. 
Beliau juga melihat malaikat penjaga neraka yang tidak pernah tersenyum dan di wajahnya tidak ada kegembiraan dan keceriaan. Beliau juga melihat surga dan neraka. Beliau melihat orang yang mengambil harta anak yatim secara sewenang-wenang, yang mempunyai bibir seperti bibir unta. Mereka mengambil sepotong api neraka langsuung dengan bibirnya itu, lalu api itu keluar lagi dari duburnya. Beliau melihat orang-orang yang suka mengambil riba’. Mereka mempunyai perut yang besar, sehingga tidak beranjak dari tempatnya karena perutnya yang membesar itu. Para pengikut Fir’aun melewati mereka, lalu mereka melemparkan orang-orang yang mengambil riba’ ini ke neraka.
E. Peristiwa Isra’ dan Mi’raj Menggemparkan Kaum Kafir Quraisy
Pada keesokan harinya, setelah terjadinya Isra’ dan Mi’raj, Rasulullah SAW. datang ke Masjidil Haram. Beliau duduk seorang diri. Beliau berniat untuk menyampaikan peristiwa yang baru dialaminya kepada khalayak ramai. Percaya atau tidak, bukan urusan beliau. Sebagaimana biasa, pada pagi hari, sekeliling Ka’bah memnjadi tempat para pengajar kaum Quraisy berkumpul. Abu Jahal pun tidak ketinggalan sudah ada di tempat itu dengan congkak dan sombongnya. Ia bertanya kepada Nabi Muhammad perihal kejadian aneh apa yang baru terjadi.  
Nabi Muhammad bercerita bahwa kemarin malam beliau pergi ke Baitul Maqdis, dibaawa Jibril, dari sana beliau naik ke atas langit dan di malam itu juga beliau kembali ke Mekkah.  
Beliau melakukan perjalanan itu dengan menunggang Buraq. Seekor binatang berwarna putih, setengah keledai setengah gibas dengan sayap pada kedua sisinya untuk menggerakkan kakinya, yang menderap dengan menempatkan setiap kaki depannya pada batas pandangan. Rasulullah pernah bercerita kepada Qatadah bahwa ketika Rasulullah hendak menungganginya, hewan itu menolak. Jibril lalu memegang surainya dan berkata:”Apakah kau tak malu, Oh Buraq, bertingkah begini? Demi Tuhan, tiada yang telah mengendarai engkau sebelumnya yang lebih terhormat di hadapan Tuhan melebihi Muhammad.” Hewan itu begitu malunya sampai keringatnya bercucuran dan tegak diam sehingga Rasulullah dapat menungganginya. 
Kaum kafir Quraisy amat gembira mendengar cerita Nabi ini, karena hal ini, menurut mereka, dapat dijadikan bukti yang jelas tentang kedustaan dan kepalsuan seruan Muhammad. Cerita yang menurut mereka amat berlebih-lebihan dan melampaui batas ini akan menjadi sebab yang dapat menjauhkan orang dari Muhammad, dan orang yang masih ragu –ragu akan segera meninggalkan Muhammad, dan tiada akan memikirkan lagi untuk mengikuti dan menerima agamanya. Perkiraan kaum Quraisy meleset. Hal ini terbukti dengan cepat. Abu Bakar membenarkan cerita Rasulullah bahwa Rasulullah telah pergi ke Baitul Maqdis dan sebelum menjelang pagi ia telah kembali ke Baitullah di Mekkah.  
Kaum kafir Quraisy meminta Nabi Muhammad menyebutkan cirri-ciri Baitul Maqdis. Maka Allah menampakkannya, sehingga beliau bisa melihatnya secara langsung. Seketika itu beliau mengabarkan kepada mereka tanda-tanda kekuasaan Nya, dan mereka tidak bisa memberi bantahan sedikitpun. Beliau juga mengabarkan tentang kafilah dagang mereka tatkala kepergian dan kepulangannya, tentang seekor unta milik mereka yang terlepas dari rombongan. Setelah kafilah itu tiba, maka apa yang disampaikan beliau cocok dengan keadaan sebenarnya. Semua rentetan kejadian ini justru membuat mereka semakin lari menjauhkan diri, dan orang-orang yang zhalim tidak menghendaki kecuali kekufuran.  
Ada yang berkata bahwa Abu Bakar r.a. dijuluki “Shiddiq”, karena langsung membenarkan kejadian ini, selagi semua orang mendustakannya. Alas an paling nyata dan paling besar dari perjalanan ini, telah difirmankan Allah:

“Agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami.” (QS. Al Israa’: 1)
Inilah sunatullah yang berlaku pada diri Nabi. Firmannya: 

“Dan Demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (kami yang terdapat) di langit dan bumi dan (kami memperlihatkannya) agar Dia Termasuk orang yang yakin.” (QS. Al An’am: 75)
Allah berfirman kepada Musa, 
“Untuk Kami perlihatkan kepadamu sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Kami yang sangat besar,” (QS. Thahaa: 23)” 

F. Intisari Isra’ dan Mi’raj
Allah SWT Yang Maha Bijaksana senantiasa mengetahui bagaimana kesedihan dan kepedihan yang dirasakan Nabi SAW., kesusahan yang bertubi-tubi, kedukaan, semuanya diketahui dan didengar oleh Allah. Dia tetap memberikan perlindungan dan pertolongan dengan cara dan jalan yang tidak diketahui oleh seorangpun.
Rasulullah di-isra’ dan mi’raj-kan berarti beliau diperintah Allah supaya merantau dan mengembara, pergi dari kota kediamannya semenjak kecil dengan berkendaraan sejenis kilat. Nabi SAW. berjalan terbang menuju ke arah utara melalui gunung-gunung dan pasir-pasir. Selanjutnya beliau diperlihatkan keadaan alam semesta yang ada di atas, alam bintang-bintang yang keadaannya dan segalanya lebih luas, lebar, elok dan lebih indah daripada alam dunia. Dengan melihat alam semesta ciptaan Allah, Nabi SAW. dapat melihat dan mengetahui sungguh-sungguh bahwa kekuasaan Allah dan kebesaran-Nya melebihi segenap kekuasaan dan kebesaran serta kekuatan yang ada pada makhluk.. beliau dapat mengambil kesimpulan bahwa seberapapun besar kekuasaan dan kebesaran serta kekuatan yang ada pada manusia belum ada nilainya sedikitpun jika dibandingkan dengan kekuatan dan kebesaran serta kekuatan Allah Yang Maha Suci.
Rasulullah kemudian melihat berbagai pemandangan yang luas, pengalaman yang luar biasa, dan penglihatan yang serba indah. Betapa dan seberapa besar kekuatan dan kemenangan manusia, tidaklah akan mungkin akan mengalahkan kekuatan dan kemenangan Allah. Jiwa beliau bertambah kokoh dan kuat kepercayaannya pada kekuasaan dan kekuatan Allah, darah dan semangat beliau makin penuh keyakinannya kepada kemuliaan dan ketinggian-Nya.
Sesudah Nabi SAW. menjalani Isra’ dan Mi’raj, lebih kuat dan kokohlah imandalam hati sanubari beliau dan bertambah teguhlah keyakinannya bahwa dakwah yang beliau kerjakan selama kurang lebih 9 tahun akan tiba saatnya mendapat kemenangan yang gilang genilang. Oleh sebab itu, Nabi SAW. terus berdakwah dengan semangat yang tak kunjung padam, terus-menerus menyampaikan wahyu kebenaran yang telah diterimanya, baik kepada kawan maupun lawan. Kepada pihak lawan yang menentang dan memusuhi dakwah beliau, beliau tetap melayani dengan penuh kesabaran.
Inilah intisari Isra’ Mi’raj yang seharusnya diperhatikan benar-benar dan sepatutnya direnungkan dengan penuh kesadaran dan keinsyafan olah kaum muslimin dan para pemimpimnya.
Intisari yang terkandung dalam peristiwa Isra’ Mi’raj dan kesan-kesan yang diperoleh Nabi SAW. selama Isra’ Mi’raj telah jelas dinyatakan oleh Allah di dalam Al Qur’an surah Al-Isaraa’ ayat 2-111. oleh sebab itu, kaum muslimin yang ingin mengetahui lebih dalam serta lebih luas tentang intisari dan kesan-kesan Isra’ Mi’raj Nabi SAW., cukuplah memperhatikan ayat-ayat dalam surah Al-Israa’. 

G. Nabi Muhammad SAW Mulai Mengerjakan Sholat
Pada saat Isra’ dan Mi’raj, Nabi SAW telah menerima wahyu dari Allah SWT. Yang mengandung perintah wajib mengerjakan sholat lima waktu sehari semalam. Barangsiapa menunaikannya dengan penuh keimanan dan keikhlasan, niscaya memperoleh pahala 50 kali sholat. 
Setelah beliau menyampaikan berita Isra’ Mi’raj kepada kaum musyrikin dan terutama kepada segenap sahabatnya dan pengikutnya, datanglah malaikat Jibril kepada beliau untuk menjelaskan dan mengajarkan cara sholat yang wajib dikerjakan. Malaikat Jibril datang kepada Nabi SAW dan berkata,” Marilah sholat!” Nabi kemudian mengerjakan sholat dzuhur pada waktu matahari telah condong (tergelincir).
Malaikat Jibril datang lagi kepada Nabi SAW pada waktu ashar dan berkata, “ Marilah sholat!” Lalu Nabi mengerjakan sholat ashar pada waktu bayangan menjadi sama panjangnya dengan aslinya. Malaikat Jibril datang kembali kepada Nabi SAW pada waktu maghrib dan berkata, “Marilah sholat!” lalu Nabi sholat mghrib pada waktu matahari telah masuk (terbenam).
Malaikat Jibril datang kepada Nabi SAW pada waktu isya dan berkata, “Marilah sholat!”. Lalu Nabi sholat isya pada waktu telah hilang tanda merah tempat matahari terbenam.
Kemudian Jibril datang lagi kepada Nabi SAW pada waktu fajar dan berkata, “Marilah sholat!” lalu Nabi sholat fajar (subuh) pada waktu fajar telah terbit.
Malaikat Jibril datang kepada Nabi SAW pada waktu zhuhur esok harinya lagi dan berkata, “Marilah sholat!” Lalu Nabi shalat zhuhur.
Malaikat Jibril datang kepada Nabi SAW pada waktu ashar dan berkata, “Marilah sholat!” Nabi SAW kemudian sholat ashar.
Kemudian Jibril datang kepada Nabi SAW pada waktu maghrib yang sama waktunya dengan kemarin. Nabi selanjutnya sholat maghrib.
Malaikat Jibril datang lagi kepada Nabi SAW pada waktu isya, sehabis tengah malam dan berkata, “Marilah sholat!” Lalu Nabi sholat isya.
Kemudian Jibril datang kepada Nabi SAW pada waktu telah terang cuaca (sebelum terbit matahari) dan berkata, “Marilah sholat!” Lalu Nabi sholat fajar.
Malaikat Jibril selanjutnya berkata, :Antara dua waktu itulah waktu bagi tiap-tiap sholat.
Sholat lima waktu yang dikerjakan oleh Nabi SAW pertama kali menurut beberapa riwayat hanya dua rakaat. Jadi tiap kali shalat hanya dua rakaat. 

 lirik lagu OST BBF
Almost Paradise

(hampir (terasa) seperti surga)

achimboda deo nunbusin
Nal hyanghan neoui sarangi

(cintamu padaku lebih cerah cerah dari pagi hari)

onsesang da gajindeutae
(rasanya aku memiliki segala yang ada di dunia)
In my life

(dalam hidupku)

nae jichin sarme kkumcheoreom
Dagawajun ni moseubeul

(seperti mimpi indah di kehidupanku yang sulit)

eonje kkajina saranghal su itdamyeon

(andai hnaya ada engkau yang bisa kucinta untuk selamanya)

Neoui soneul japgoseo

sesangeul hyanghae himkkeot sorichyeo

(kugenggam tanganmu dan berteriak pada dunia)
Haneureul georeo yaksokhae

yeongwonhi ojik neomaneul saranghae

(ku berjanji pada langit untuk mencintaimu selamanya)
Bamhaneul byeolbitgateun uri dulmanui

areumdaun kkum Paradise

(surga bersinar seperti cahaya langit untuk mencintaimu selamanya)
Neowa hamkkehandamyeon eodideun gal su isseo to the my Paradise

(aku bisa pergi kemana saja jika bersamamu, ke surgaku)
Neo deureot-deon sigangwa geuapeum modu daijeobwa

(lupakan masa kesedihan dan penderitaan yang kau alami)
Ijebuteo sijagiya neowa hamkke

(ini adalah awalcerita bersamamu)
Tteonaboneun geoya dallyeoganeun geoya loving you forever

(ayo pergi, berlari, mencintaimu selamanya)

Almost Paradise

(hampir (terasa) seperti surga)

taeyangboda deo ttaseuhan
Nal boneun neoui nunbicheun

(tatapan matamu lebih hangat dari sinar matahari)

onsesang da gajindeutae

(rasanya aku memiliki segala yang ada di dunia)

In my life

(dalam hidupku)

nae jichin sarme biccheoreom Dagawajun ni saran-geul

(seperti cahaya di kehidupanku yang sulit)

eonje kkajina ganjikhal su itdamyeon

(andai aku bisa menjagamu selamanya)

You are All of my love! (engkau adalah segalanya cintaku)
You are All of my life! ~ (engkau adalah segalanya hidupku)
Nae modeungeol georeoseo naneunneoreul saranghae!

(aku mencintaimu dengan sepenuh hati)

Jeo pureunbada gateun uri dulmanui areumdaun got Paradise

(surga kita yang indah seperti laut biru)
Neowa hamkkehandamyeon eodideun gal su isseo to the my Paradise

(aku bisa pergi kemana saja jika bersamamu, ke surgaku)

no deureot-deon shigan-gwa geuapeum modu daijeobwa

(lupakan masa kesedihan dan penderitaan yang kau alami)
Ijebuteo sijagiya neowa hamkke

(ini adalah awalcerita bersamamu)
Tteonaboneun geoya dallyeoganeun geoya loving you forever

(ayo pergi, berlari, mencintaimu selamanya)

Almost Paradise

(hampir (terasa) seperti surga)

achimboda deo nunbusin
Nal hyanghan neoui sarangi

(cintamu padaku lebih cerah cerah dari pagi hari)

onsesang da gajindeutae

(rasanya aku memiliki segala yang ada di dunia)
In my life

(dalam hidupku)

nae jichin sarme kkumcheoreom Dagawajun ni moseubeul

(seperti mimpi indah di kehidupanku yang sulit)

eonje kkajina saranghal su itdamyeon

(andai hnaya ada engkau yang bisa kucinta untuk selamanya)
Cheonsagateun ne misoga gadeukhan uri nagwone

(snyummu seperti malaikat yang mengisi surga)
Neomaneul wihan kkotteullo yeongwonhi chaewo dulkkeoya

(aku akan mengisinya dengan bunga-bunga untukmu)

Almost Paradise

(hampir (terasa) seperti surga)

taeyangboda deo ttaseuhan
Nal boneun neoui nunbicheun

(tatapan matamu lebih hangat dari sinar matahari)

onsesang da gajindeutae

(rasanya aku memiliki segala yang ada di dunia)
In my life

(dalam hidupku)

nae jichin sarme biccheoreom Dagawajun ni saran-geul

(seperti cahaya di kehidupanku yang sulit)

eonje kkajina ganjikhal su itdamyeon
(andai aku bisa menjagamu selamanya)
Eonjekkajina saranghal su itdamyeon~

(andai hnaya ada engkau yang bisa kucinta untuk selamanya)


Bang Bang Boom by T-Max
gujebajie nalgeun kaenbeoseu
jeokdanghi seutaillage kkumigo oh yeah~
neol derireoganeun nae seukuteo
i georido neol bangigo way

haessareun uril bichwojujyo
ije gobaekhallae

yongginae neoege malhajyo
sesang nuguboda deo neol saranghae
naneun neo hanaman baralge
apeuge haji anha

neo hanaman gajillae get up stand up
My heart neoreul barabomyeon
BANG BANG BOOM

o! dwaesseo jamkkan jeogi baby
o! dansume sarojamneun lady
teojildeutan nae mameun daineomaiteu
yes! yes! yo!
o! get up deokeuge stand up
dugeundugeun jomajoma gaseumi seolle
o! jeomjeom nege galsurok
keojyeoganeun nae sarang
BANG BANG BOOM!

neomaneul wihae ibeun wonpiseu
nareul bara boneun ne miso oh yeah~
tteollineun nae mameun dugeundugeun
haneureul nalgeotman gata (YEAH~~)
haessareun uril bichwojujyo
ije gobaekhallae

yongginae neoege malhajyo
sesang nuguboda deo neol saranghae

naneun neo hanaman baralge
apeuge haji anha
neo hanaman gajillae get up stand up
My heart neoreul barabomyeon
BANG BANG BOOM

o! geurae dagawajwo baby
o! jeogiseo nal baraboneun lady

na ttohan neoreul gidaryeo wasseo
yes! yes! yo!

o! get up dagawa stand up
josimseure salgeumsalgeum naege wajullae
o! jeomjeom nege galsurok
keojyeoganeun naesarang
BANG BANG BOOM!
naneun neo hanaman baralge
apeuge haji anha

neo hanaman gajillae get up stand up
My heart neoreul barabomyeon
BANG BANG BOOM

neoman barabomyeon
BANG BANG BOOM

neoman barabomyeon
BANG BANG BOOM

neoman barabomyeon
BANG BANG BOOM


Because Im Stupid
SS501
Nae meorineon neomuna nappaseo
Neo hanapakke nan moreugo
Tareun sarameun pogoittneun neon
Ireon naema-eumdo moreugettji

Neoui harue naran eoptgettji
Tto chu'eokjoch'a eoptgettjiman
Neoman paraman pogoittneun nan
Chakku nunmuli heureugoisseo

Neoui dwaetmoseubeul poneungeotdo nan haengbokiya
Ajik naui ma-eumeul mollado
Kkeutnae seuch'ideusi kado

Niga neomu pogosip'eun nalen
Neomu kyeondigi himdeul naleneun
Neoreul saranghanda ipgae maemdola
Honja dasi tto CRYING FOR YOU
Honja dasi tto MISSING FOR YOU
Baby! I love you! I'm waiting for you!

Neoui harue nan eoptgettji
Tto kieokjoch'a eoptgettjiman
Neoman paraman pogoittneun nan
Honja ch'ueokeul mandeulgo isseo

Naegen sarangiran areumdaun sangch'eokat'a
Neoui yeppeun misoreul poado
Hamkke nan utjido mothae

Niga neomu saenggaknaneun nalen
Kaseum sirigo seulp'eun naleneun
Niga pogosip'ta ipgae maemdola
Honja dasi tto CRYING FOR YOU
Honja dasi tto MISSING FOR YOU
Baby! I love you! I'm waiting for you!

Bye, bye, never say goodbye
Ireohke chapji mothajiman
I need you amu maldo mothae I want you
Paraedo dasi paraedo

Niga neomu pogosip'eun nalen
Neomu kyeondigi himdeul naleneun
Neoreul saranghanda ipgae maemdola
Honja dasi tto CRYING FOR YOU

Niga neomu saenggaknaneun nalen
Kaseum sirigo seulp'eun naleneun
Niga pogosip'ta ipgae maemdola
Honja dasi tto CRYING FOR YOU
Honja dasi tto MISSING FOR YOU
Baby! I love you! I'm waiting for you!
PEMBAHASAN

A. Keutamaan Silahturahmi
Sesungguhnya silaturrahim termasuk ibadah kepada Allah yang paling baik dan ketaatan yang paling agung, kedudukan yang tertinggi dan berkah yang besar, serta yang paling umum manfaatnya di dunia dan akhirat. Maka silaturrahim merupakan kebutuhan secara fitrah dan sosial, yang dituntut oleh fitrah yang benar dan dicenderungi oleh tabiat yang selamat. Sesungguhnya sempurnalah dengannya keakraban, tersebar kasih sayang dengan perantaraannya, dan merata rasa cinta. Ia adalah bukti kemuliaan, tanda muru`ah, mengusahakan bagi seseorang kemuliaan, pengaruh, dan wibawa. Karena alasan itulah banyak orang yang menyambung (tali silaturrahim) kepada orang yang memutuskan dan memberi kepada orang yang tidak mau memberi, serta bersifat santun kepada yang bodoh. Tidaklah nampak muru`ah kecuali ada padanya tali kekeluargaan yang disambung kembali, kebaikan yang diberikan, kesalahan yang dimaafkan, dan uzur yang diterima.
 Di antara besarnya perkara silaturrahim, sesungguhnya Allah mengambil baginya satu nama dari nama-Nya yang Maha Agung, maka dari Abdurrahman bin 'Auf, ia berkata, 'Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda:

قَالَ اللهُ تعالى: أَنَا اللهُ وَأَنَا الرَّحْمنُ, خَلَقْتُ الرَّحِمَ وَشَقَقْتُ لَهَا اسْمًا مِنْ اسْمِي فَمَنْ وَصَلَهَا وَصَلْتُهُ وَمَنْ قَطَعَهَا قَطَعْتُهُ
"Allah berfirman, 'Aku adalah Allah, dan Aku Yang Maha Penyayang, Aku menciptakan rahim, dan Aku mengambilkan baginya satu nama dari nama-Ku. Maka barangsiapa yang menyambungnya niscaya Aku menyambung (hubungan dengan)nya dan barangsiapa yang memutuskannya niscaya Aku memutuskan (hubungan dengan)nya." 
Keutamaan Silahturrahmi diantaranya:
1. Silaturahmi merupakan sebagian dari konsekuensi iman dan tanda-tandanya
Allah memerintahkan untuk menyambung hubungan silaturrahim setelah memerintahkan bertaqwa kepada-Nya. Maka Allah mengingatkan para da'i-Nya yang berada di antara manusia, agar menyambung tali silaturrahim, karena mereka berasal dari satu jiwa, dan untuk menunjukkan bahwa silaturrahim karena mengharapkan ridha Alah merupakan salah satu pengaruh taqwa kepada Allah yang penuh berkah, menjadi tanda meresapnya taqwa di dalam hati, merupakan petunjuk kebenaran iman. Maka manusia yang paling menyambung silaturrahim merupakan manusia yang paling sempurna iman dan paling bertaqwa kepada Rabb-Nya. Kerena inilah, Nabi Muhammad merupakan orang yang paling menyambung hubungan silaturrahim dan yang paling bertaqwa kepada Allah. 
Dari Abu Hurairah ra ia berkata: Rasulullah saw bersabda:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلام مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ 
رَحِمَهُ فَلْيَصِلْ, وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلآخِر
"Barang dan hari akhir maka hendaklah iasiapa yang beriman kepada Allah dan memuliakan tamunya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah hari akhir maha hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi" 

2. Silaturahmi adalah penyebab bertambah umur dan luas rizqi
Sesungguhnya silaturrahim memperkuat kasih sayang dan menambah rasa cinta, serta memperkokoh ikatan kekeluargaan. Nabi bersabda:

إِنَّ صِلَةَ الرَّحِمِ مَحَبَّةٌ فِى اْلأَهْلِ وَمَثرَاةٌ فِى الْمَالِ وَمَنْسَأَةٌ فِى اْلأَثَرِ: قال رسول الله ص.م

“Sesungguhnya silaturrahim adalah rasa cinta di dalam keluarga, menambah harta, dan memperpanjang umur”
 Sesungguhnya silaturrahim menambah umur, memakmurkan negeri, menambah keberkahan rizqi, dan memelihara kesudahan yang buruk. 

مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِى رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ: قال رسول الله صلى الله عليه وسلام
"Barangsiapa yang ingin dimudahkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturrahim."  
3. Silaturahmi menyebabkan adanya hubungan Allah swt bagi orang yang menyambungnya
Dalam satu riwayat al-Bukhari:

فَقَالَ اللهُ تعالى: مَنْ وَصَلَكَ وَصَلْتُهُ وَمَنْ قَطَعَكَ قَطَعْتُهُ
"Allah swt berfirman: "Barangsiapa yang menyambung engkau niscaya Aku menyambungnya dan barangsiapa yang memutuskan engkau niscaya Aku memutuskannya" 

إَنَّ اللهَ خَلَقَ الْخَلْقَ حَتَّى إِذَا فَرَغَ مِنْهُمْ قَامَتِ الرَّحِمُ فَقَالَتْ:هَذَا مَقَامُ الْعَائِذُ بِكَ مِنَ الْقَطِيْعَةِ. قَالَ: َنعَمْ, أَمَا تَرْضَيْنَ أَنْ أَصِلَ مَنْ وَصَلَكَ وَأَقْطَعَ مَنْ َقطَعَكَ؟ قَالَتْ: بَلَى. قَالَ: فَذَلِكَ لَكَ.

"Sesungguhnya Allah  menciptakan makhluk, hingga apabila Dia  selesai dari (menciptakan) mereka, rahim berdiri seraya berkata: ini adalah kedudukan orang yang berlindung dengan-Mu dari memutuskan.' Dia  berfirman: 'Benar, apakah engkau ridha bahwa Aku menyambung orang yang menyambung engkau dan memutuskan orang yang memutuskan engkau? Ia menjawab, 'Bahkan.' Dia  berfirman, 'Itulah untukmu.'

4. Silaturahmi merupakan salah satu penyebab utama masuk surga dan jauh dari neraka
Dari Abu Ayyub al-Anshari ra, sesungguhnya seorang laki-laki berkata: Ya Rasulullah, ceritakanlah kepadaku amalan yang memasukkan aku ke dalam surga dan menjauhkan aku dari neraka.

 تَعْبُدُ اللهَ وَلاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا وَتُقِيْمُ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ وَتَصِلُ الرَّحِمَ : قال رسول الله صلى الله عليه وسلام
Rasulullah bersabda: “Engkau menyembah Allah swt dan tidak menyekutukan sesuatu dengan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan menyambung tali silaturahmi” (HR Bukhari dan Muslim)
5. Silaturahmi merupakan ketaatan kepada Allah swt dan ibadah besar, serta petunjuk takutnya hamba kepada Rabb-Nya
Allah swt berfirman:

"dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Rabbnya dan takut kepada hisab yang buruk."(QS. Ar-Ra'd :21)

6. Sesungguhnya ganjaran silaturahmi lebih besar dari pada memerdekakan budak
Dari Ummul mukminin Maimunah binti al-Harits radhiyallahu 'anha, bahwasanya dia memerdekakan budak yang dimilikinya dan tidak memberi kabar kepada Nabi saw sebelumnya, maka tatkala pada hari yang menjadi gilirannya, ia berkata: Apakah engkau merasa wahai Rasulullah bahwa sesungguhnya aku telah memerdekakan budak (perempuan) milikku? Beliau bertanya: "Apakah sudah engkau lakukan?" Dia menjawab: Ya. 

 أَمّا إِنَّكِ لَوْ أَعْطَيتِهَا أَخْوَالَكِ كَانَ أَعْظَمَ ِلأَجْرِكِ : قال رسول الله ص. م
Rasulullah SAW bersabda: "Adapun jika engkau memberikannya kepada paman-pamanmu niscaya lebih besar pahalanya untukmu." 

7. Di antara besarnya ganjaran silaturahmi, sesungguhnya sedekah terhadap keluarga sendiri tidak seperti sedekah terhadap orang lain
Dari Salman bin 'Amir ra

" الصَّدَقَةُ عَلَى الْمِسْكِيْنِ صَدَقَةٌ وَعَلَى ذِي الرَّحِمِ اثْنَتَانِ: صَدَقَةٌ وَصِلَةٌ ": قال رسول الله ص. م
“Rasulullah bersabda: "Sedekah terhadap orang miskin adalah sedekah dan terhadap keluarga sendiri mendapat dua pahala: sedekah dan silaturahmi.” (HR Tirmidzi)
Demikian pula dengan hadits Zainab ats-Tsaqafiyah radhiyallahu 'anha, istri Abdullah bin Mas'ud ra, ketika ia pergi dan bertanya kepada Nabi saw: Apakah boleh dia bersedekah kepada suaminya dan anak-anak yatim yang ada dalam asuhannya? Maka Nabi saw bersabda:

لَهَا أَجْرَانِ: أَجْرُ الْقَرَابَةِ وَأَجْرُ الصَّدَقَةِ : قال رسول الله صلى الله عليه وسلام
Rasulullah SAW bersabda: "Untuknya dua pahala, pahala kekeluargaan dan pahala sedekah." (HR Bukhari dan Muslim)
 Imam Muslim dan Imam Ahmad rahimahumallah meriwayatkan dari Abu Hurairah ra, ia berkata: Seorang laki-laki datang kepada Nabi saw seraya berkata: Ya Rasulullah, sesungguhnya aku memiliki kerabat yang terus kusambung hubungan dengan mereka sedangkan mereka memutuskannya, aku berbuat baik kepada mereka dan mereka berbuat jahat kepadaku, serta mereka bersikap bodoh kepadaku sedangkan aku selalu bersikap santun kepada mereka

 قال رسُل الله ص.م. :مِنَ اللهِ ظَهِيْرٌ عَلَيْهِمْ مَادُمْتَ عَلَى ذلِكَ لَئِنْ كُنْتَ كَمَا قُلْتَ, فَكَأَنَّمَا تُسِفُّهُمُ الْمَلَّ, وَلاَيَزَالُ مَعَكَ لَئِنْ كُنْتَ
Rasulullah SAW bersabda: "Jika engkau benar-benar seperti yang engkau katakan, maka seolah-olah engkau menaburkan bara panas di wajah mereka, dan senantiasa kemenangan dari Allah swt menyertaimu terhadap mereka, selama engkau tetap seperti itu." (HR Muslim)
 Sebagian manusia tidak menyambung hubungan dengan kerabatnya kecuali apabila mereka menyambungnya, ini pada hakekatnya bukan menyambung tali silaturahmi, sesungguhnya hal tersebut hanyalah membalas jasa saja, karena sesungguhnya muru`ah dan fitrah yang sehat menuntut untuk membalas jasa kepada orang yang berbuat baik kepadamu, sama saja ia termasuk kerabatmu atau bukan. Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash ra dari Nabi saw 

 لَيْسَ الْوَاصِلُ بِالْمُكَافِئِ وَلكِنَّ الْوَاصِلَ الَّذِي إِذَا قُطِعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا : قال رسُل الله ص.م.
Rasulullah SAW bersabda: "Orang yang menyambung (tali silaturahmi) bukanlah orang yang membalas jasa, akan tetapi orang yang menyambung (tali silaturahmi) adalah yang apabila diputuskan hubungan (silatarrahim)nya, ia menyambungnya" (HR Bukhari, Abu Dawud dan Tirmidzi)

B. Dosa Memutuskan Silahturrahmi
 
Sesungguhnya memutuskan tali silaturahmi merupakan dosa besar yang Allah memberikan ancaman kepada pelakunya dengan berbagai siksaan dan hukuman, baik di dunia maupun di akhirat. Bagaimana tidak, padahal Rasulullah telah bersabda: 

 اَلرَّحِمُ مُعَلَّقَةٌ بِالْعَرْشِ تَقُوْلُ: مَنْ وَصَلَنِي وَصَلَهُ اللهُ وَمَنْ قَطَعَنِي قَطَعَهُ اللهُ.: قال رسُل الله ص.م.
"Rahim bergantung di Arys seraya berkata: Barangsiapa yang menyambung hubunganku niscaya Allah swt menyambungnya, dan barangsiapa yang memutuskan aku niscaya Allah swt memutuskan hubungan dengannya" (HR Bukhari dan Muslim)
Memutuskan silahturrahmi menyebabkan terhapusnya hati, butanya mata hati, dan terhalang dari mendapatkan ilmu yang bermanfaat, bahkan terhalang dari mendapat semua kebaikan, kehidupan orang yang memutuskan silaturahmi akan menjadi susah, tidak ada yang menyukai dan menyebutnya, dan apabila ia disebut orang, maka dengan pembicaraan yang buruk dan sifat yang jelek. Dikarenakan memutus silaturahmi termasuk telah memutuskan kepada pelakunyakerusakan di muka bumi, maka Allah dengan mendapat kutukan dan hukuman yang segera (di dunia) dan tertunda (di akhirat), Firman Allah swr:

 فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِن تَوَلَّيْتُمْ أَن تُفْسِدُوا فِي اْلأَرْضِ وَتُقَطِّعُوا أَرْحَامَكُمْ أُوْلَئِكَ الَّذِينَ لَعَنَهُمُ اللهُ فَأَصَمَّهُمْ وَأَعْمَى أَبْصَارَهُمْ 
"Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan dimuka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan Mereka itulah orang-orang yang dila'nati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka" (QS. Muhammad :22-23)

Maka orang yang memutuskan tali silaturahmi terputus dari Allah swt, dan siapa yang Allah swt putuskan hubungan dengannya, maka kebaikan apakah yang bisa diharapkannya, dan keburukan apakah yang ia bisa aman darinya, baik di dunia maupun di akhirat selama ia masih memutuskan tali silaturahmi? orang yang memutuskan silaturahmi membawa dirinya untuk tidak dikabulkan doanya. Dari Abu Bakrah radari Nabi saw beliau bersabda:

 مَا مِنْ ذَنْبٍ أَحْرَى أَنْ يُعَجِّلَ اللهُ لِصَاحِبِهِ الْعُقُوْبَةَ فِي الدُّنْيَا مَعَ مَا يُدَّخَرُ لَهُ فِي اْلآخِرَةِ مِنَ الْبَغْيِ وَقَطِيْعَةِ الرَّحِمِ 
"Tidak ada dosa yang Allah swt lebih percepat siksaan kepada pelakunya di dunia, serta yang tersimpan untuknya di akhirat selain perbuatan zalim dan memutuskan tali silaturahmi" (HR Tirmidzi)

Dan diriwayatkan bahwa orang yang memutuskan tali silaturahmi, amalannya tidak akan diterima, dari Abu Hurairah ra ia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw bersabda:

إِنَّ أَعْمَالَ بَنِي آدَمَ تُعْرَضُ كُلَّ خَمِيْسٍ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ فَلاَ يُقْبَلُ عَمَلُ قَاطِعِ رَحِمٍ
"Sesungguhnya amal ibadah manusia diperlihatkan setiap hari Kamis malam Jum'at, maka tidak diterima amal ibadah orang yang memutuskan hubungan silaturahmi" (HR Ahmad)
Dari Abdullah bin Abi Aufa ra, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw bersabda:
لاَ تَنْزِلُ الرَّحْمَةُ عَلَى قَوْمٍ فِيْهِمْ قَاطِعُ رَحِمٍ
"Rahmat tidak akan turun kepada kaum yang padanya terdapat orang yang memutuskan tali silaturahmi" (HR Muslim)
Dan orang yang memutuskan tali silaturahmi terancam tidak bisa masuk surga, dari Abu Muhammad Jubair bin Muth'im ra
لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ : قال رسُل الله ص.م.
Rasulullah SAW bersabda: "Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan (silaturahmi)" (HR Bukhari dan Muslim)

Akibat memutuskan silaturahmi :
1. Jika memutuskan enam hari seperti menumpahkan darahnya.
Rasulullah SAW bersabda : 
"Barangsiapa yang memutuskan hubungan dengan saudaranya selama enam hari, maka sama seperti menumpahkan darahnya" (HR Abu Daud)
Dibolehkan apabila dilakukan karena Allah ta’ala atau motivasinya untuk kepentingan agama. Seperti kisah tiga orang sahabat nabi yang tidak mau ikut perang Tabuk dan diasingkan selama 50 hari sebagai hukuman ketidak ikutsertaannya dalam perang.
2. Akan mendapat laknat, ditulikan dan dibutakan Allah Ta'ala. 
Allah berfirman:

"Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka." (Q.S. Muhammad: 22-23)
3. Dosa yang dipercepat siksanya di dunia dan akhirat
Rasulullah SAW bersabda :
"Tidaklah ada dosa yang lebih pantas untuk Allah Ta'ala percepat siksaannya di dunia disamping ada yang diakhirkan bagi pelakunya di akhirat daripada kezhaliman dan memutuskan persaudaraan" (diriwayatkan oleh Imam Ahmad)
4. Siapa yang memutuskan silaturrahmi maka Allah akan memutuskan dan menolaknya. Dalam hadist Qudsy, Allah Ta'ala berfirman: " Saya Ar-Rahman, Saya telah menciptakan rahmi dan Saya memberikannya nama dari 
pecahan nama-Ku. Siapa saja yang menyambungnya maka Saya akan menyambung hubungan dengan dia, sedangkan siapa yang memutuskannya maka Saya akan memutuskan hubungan dengan dia dan menolaknya". (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad)
5. Rahmat Allah tidak turun kepada orang yang memutuskan silaturahmi.
Rasulullah SAW bersabda :" Sesungguhnya rahmat tidak akan turun kepada segolongan orang yang ditengah mereka ada seseorang yang memutuskan hubungan keluarga" (HR. Al-Ashbahany dan At thabrani)
6. Malaikat Rahmat tidak turun kepada orang yang memutuskan silaturahmi.
Rasulullah SAW bersabda :" Sesungguhnya para malaikat tidak akan turun kepada segolongan orang yang di tengah mereka ada seseorang yang memutuskan hubungan kekeluargaan"(HR At-Thabrani)
7. Tidak akan masuk surga. Rasulullah SAW bersabda: “Tiga orang yang tidak akan masuk surga yaitu pembuat khamar, orang yang memutus-
kan hubungan kekeluargaan dan orang yang membenarkan sihir” (HR Ahmad, al-Hakim dan Ibnu Hibban)
" Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan hubungan kekeluargaan" (Muttafaq alaih)
" Tidak akan masuk surga orang yang melakukan lima perkara: orang yang suka minum khamar, percaya kepada sihir, memutuskan sanak saudara, tidak akan masuk surga pula dukun (tukang ramal) dan orang yang suka mengungkit pemberiannya" (HR Ahmad)


C. Memuliakan Tetangga
Salah satu sisi akhlak terpenting yang diajarkan Rasulullah adalah memuliakan tetangga. Istri Nabi, 'Aisyah r.a. menyatakan bahwa “Rasulullah pernah bercerita, Malaikat Jibril selalu berwasiat agar Rasulullah senantiasa berbuat baik kepada para tetangga. Dalam hadis lain, Beliau menjelaskan, "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya." (HR Muslim).
At-Thabrani meriwayatkan dengan sanad dhaif/lemah dari Ka’ab bin Malik ra, 
ألا إن أَربَعينَ دَار جار : قال رسُل الله ص.م.
“Ingatlah bahwa empat puluh rumah itu adalah tetangga 40 rumah” (dari sisi setiap penjuru (kanan, kiri, muka, dan belakang)).”
Jika ada seorang muslim berada ditengah-tengah komunitas yang beraneka ragam dan dia bersabar di sana, ikut berbaur di sana, mempunyai peran di masyarakat, dan dia tetap bersabra dengan ke islamannya. Hal tersebut lebih baik daripada seorang yang sholih, hafal quran, hafal hadist, rajin shalat, namun tidak mengenal atau perduli dengan tetangga dan masyarakat di sekitarnya.
Ada seorang perempuan dijaman Rasul, yang mengabiskan hidupnya dengan beribadah: shalat malam, puasa, baca quran. Namun kata Jibril wanita tersebut adalah penghuni neraka, karena dia tidak perduli dengan tetangganya. Kesempurnaan iman seseorang adalah sebanding dengan keperduliannya terhadap tetangganya. 
An Nisa ayat 36:

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu Sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri”. (QS. An Nisaa’: 36)
Tetangga di sini tidak hanya tetangga yang muslim, tapi juga yang non-muslim 

D. Persaudaraan Sesama Muslim
Rasulullah saw. bersabda : Siapa yang menghilangkan kesulitan seorang mu’min, niscaya Allah menghilangkan kesulitannya pada hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan urusan orang lain niscaya Allah mudahkan urusannya di dunia dan akhirat, dan siapa yang menutup aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. Allah selalu menolong hambanya selama hambanya menolong saudaranya. Siapa yang menempuh jalan untuk mendapatkan ilmu, maka Allah mudahkan baginya jalan ke syurga. Suatu kaum yang berkumpul di salah satu rumah Allah membaca kitab-kitab Allah dan mempelajarinya di antara mereka, niscaya akan diturunkan kepada mereka ketenangan dan dilimpahkan kepada mereka rahmat, dan mereka dikelilingi malaikat serta Allah sebut-sebut mereka kepada makhluk disisi-Nya. Dan siapa yang lambat amalnya, hal itu tidak akan dipercepat oleh nasabnya.(HR. Muslim)
Orang yang membantu kesulitan orang lain, maka Allah akan membalasnya dengan menghilagkan kesusahannya di hari kiamat. Jika kita memudahkan urusan orang lain, maka Allah juga akan memudahkan urusan kita. Ini adalah keberuntungan yang luar biasa. Kemudian lihat lagi hadis itu. Jika kita menutup aib orang lain, maka Allah juga akan menutup aib kita. Yaitu menghapus dosa dan kesalahan kita. Membicarakan kejelekan orang lain sangat dilarang dalam islam. Ingatlah amalan kebaikan kita akan habis dimakan oleh dosa ghibah.
Selain itu seorang muslim dengan muslim lainnya sangat dilarang saling membenci, saling menzalimi yang akan menimbulkan perpecahan dan permusuhan.
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu dia berkata : Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Janganlah kalian saling dengki, saling menipu, saling marah dan saling memutuskan hubungan. Dan janganlah kalian menjual sesuatu yang telah dijual kepada orang lain. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lainnya, (dia) tidak menzaliminya dan mengabaikannya, tidak mendustakannya dan tidak menghinanya. Taqwa itu disini (seraya menunjuk dadanya sebanyak tiga kali). Cukuplah seorang muslim dikatakan buruk jika dia menghina saudaranya yang muslim. Setiap muslim atas muslim yang lain; haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya.(HR. Muslim)
Allah berfirman:

"orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat."(Q.S. Al Hujurat: 10)

"dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain…"(Q.S. At Taubah: 71)

E. Menggunjing
Sebagai agama yang sempurna, Islam mengajak bicara akal, hati, perasaan dan jiwa, akhlak dan pendidikan. Agama yang mulia ini menggariskan adanya peraturan-peraturan agar seorang muslim dapat memiliki hati yang selamat, perasaan yang bersih, menjaga kehormatan lisan, dan menjaga rahasia pribadinya, serta dapat berakhlak mulia terhadap Rabb-nya, dirinya dan seluruh manusia. Allah SWT. berfirman:" Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang lain dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang." (Q.S. Al-Hujurat: 12)

G. MENGADU DOMBA (NAMIMAH) 
Namimah adalah mengutip suatu perkataan dengan tujuan untuk mengadu domba antara seseorang dengan si pembicara. Mengadukan ucapan seseorang kepada orang lain dengan tujuan merusak adalah salah satu faktor yang menyebabkan terputusnya ikatan dan yang menyulut api kebencian serta permusuhan antar sesama manusia. Allah mencela pelaku perbuatan tersebut dalam firmanNya, 

 “dan janganlah kamu ikuti Setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah” (Q.S. Al-Qalam: 10-11) 
Dalam sebuah hadits marfu’ yang diriwayatkan Hudzaifah, disebutkan, 

لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَتَّاتٌ.
“Tidak akan masuk Surga al-qattat (tukang adu domba).”( Hadits riwayat Al-Bukhari, lihat Fathul Bari, 10/472. Dalam An-Nihayah karya Ibnu Atsir, 4/11 disebutkan:” …Al-Qattat adalah orang yang menguping (mencuri dengar pembicaraan), tanpa sepengetahuan mereka, lalu ia membawa pembicaraan tersebut kepada yang lain dengan tujuan mengadu domba.) 
Ibnu Abbas meriwayatkan, 

مَرَّ النَّبِيُّ بِحَائِطٍ مِنْ حِيْطَانِ الْمَدِيْنَةِ فَسَمِعَ صَوْتَ إِنْسَانَيْنِ يُعَذَّبَانِ فِيْ قُبُوْرِهِمَا فَقَالَ النَّبِيُّ يُعَذَّبَانِ، وَمَا يُعَذَّبَانِ فِيْ كَبِيْرٍ -ثُمَّ قَالَ- بَلَى [وَفِيْ رِوَايَةٍ: وَإِنَّهُ لَكَبِيْرٌ] كَانَ أَحَدُهُمَا لاَ يَسْتَتِرُ مِنْ بَوْلِهِ، وَكَانَ اْلآخَرُ يَمْشِي بِالنَّمِيْمَةِ. 
“(Suatu hari) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melewati sebuah kebun di antara kebun-kebun di Madinah. Tiba-tiba beliau mendengar dua orang sedang disiksa di dalam kuburnya, lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda, “Keduanya disiksa, padahal tidak karena masalah yang besar (dalam anggapan keduanya) -lalu bersabda- benar (dalam sebuah riwayat disebutkan, “Padahal sesungguhnya ia adalah persoalan besar.”). Salah seorang di antaranya tidak meletakkan sesuatu untuk melindungi diri dari percikan kencingnya dan seorang lagi (karena) suka mengadu domba.”( Hadits riwayat Al-Bukhari, lihat Fathul Bari, 1/317.) 
Di antara bentuk namimah yang paling buruk adalah hasutan yang dilakukan seorang lelaki tentang istrinya atau sebaliknya, dengan maksud untuk merusak hubungan suami istri tersebut. Demikian juga adu domba yang dilakukan sebagian karyawan kepada teman karyawannya yang lain. Misalnya dengan mengadukan ucapan-ucapan kawan tersebut kepada direktur atau atasan dengan tujuan untuk memfitnah dan merugikan karyawan tersebut. Semua hal ini hukumnya haram.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi jaminan surga pada seorang muslim yang dapat menjamin lisannya. Dari Sahal bin Sa’ad radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa menjamin untukku apa yang ada di antara kedua dagunya (lisan) dan apa yang ada di antara kedua kakinya (kemaluan/farji), maka aku akan menjamin untuknya surga.” (HR. Al-Bukhari
Pelaku namimah diancam dengan adzab di alam kubur. Ibnu Abbas meriwayatkan, “ (suatu hari) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melewati dua kuburan lalu berkata, lalu bersabda, “Sesungguhnya penghuni kedua kubur ini sedang diadzab. Dan keduanya bukanlah diadzab karena perkara yang berat untuk ditinggalkan. Yang pertama, tidak membersihkan diri dari air kencingnya. Sedang yang kedua, berjalan kesana kemari menyebarkan namimah.” (HR. Al-Bukhari)

Sikap Terhadap Pelaku Namimah
Imam An-Nawawi berkata, “Dan setiap orang yang disampaikan kepadanya perkataan namimah, dikatakan kepadanya: “Fulan telah berkata tentangmu begini begini. Atau melakukan ini dan ini terhadapmu,” maka hendaklah ia melakukan enam perkara berikut:
1. Tidak membenarkan perkataannya. Karena tukang namimah adalah orang fasik.
2. Mencegahnya dari perbuatan tersebut, menasehatinya dan mencela perbuatannya.
3. Membencinya karena Allah, karena ia adalah orang yang dibenci di sisi Allah. Maka wajib membenci orang yang dibenci oleh Allah.
4. Tidak berprasangka buruk kepada saudaranya yang dikomentari negatif oleh pelaku namimah.
5. Tidak memata-matai atau mencari-cari aib saudaranya dikarenakan namimah yang didengarnya.
6. Tidak membiarkan dirinya ikut melakukan namimah tersebut, sedangkan dirinya sendiri melarangnya. Janganlah ia menyebarkan perkataan namimah itu dengan mengatakan, “Fulan telah menyampaikan padaku begini dan begini.” Dengan begitu ia telah menjadi tukang namimah karena ia telah melakukan perkara yang dilarang tersebut.”