A.
Pengertian
Pembelajaran Terpadu
Istilah
pembelajaran terpadu berasal dari kata-kata “Intergrated Teaching and Learning
atau Intergrated Curriculum Approach” konsep ini telah lama ditemukan oleh John
Dewes sebagai usaha untuk mengintergrasikan perkembangan dan pertumbuhan siswa
dan kemampuan pengetahuan.
Pembelajaran
terpadu juga sering disebut pembelajaran koheren (a coherent curriculum
approach) yang memandang bahwa pembelajaran terpadu merupakan pendekatan untuk
mengembangkan berbagai progam pendidikan. Ketehubungan dalam kurikulum bahwa
hanya antara pelajaran dan kebutuhan serta minat dan bakat anak, tetapi juga
menghubungkan antara tujuan dan kegiatan serta kondisi masyarakat pada umumnya.[1]
B.
Prinsip
Pembelajaran Terpadu
1. Prinsip
Penggalian Tema
Prinsip penggalian tema
merupakan prinsip utama (fokus) dalam pembelajaran terpadu. Artinya tema-tema
yang saling tumpang tindih dan ada keterkaiatan menjadi target utama dalam
pembelajaran. Hendaknya memperhatikan persyaratan :
a. Tema
hendaknya tidak terlalu luas, nemun dengan mudah dapat digunakan untuk
memadukan banyak mata pelajaran
b. Tema
harus bermakna, maksudnya tema yang dipilih untuk dikaji harus memberikan bekal
bagi siswa untuk belajar selanjutnya
c. Tema
harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologi anak
d. Tema
dikembangkan harus mewadahi sebagia besar minat anak
e. Tema
yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa otentik yang
terjadi di dalam rentang waktu belajar
f. Tema
yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang berlaku serta harapan
masyarakat
g. Tema
yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.
2. Prinsip
Pengolahan Pembelajaran
Pengolahan pembelajaran
dapat optimala apabila guru mampu menempatkan dirinya dalam keseluruhan proses.
Artinya, guru harus mampu menempatkan diri sebagai fasilitator dan mediator
dalam proses pembelajaran. Oleh sebab menurut Prabowo , bahwa dalam pengolahan
pembelajaran hendaknya guru dapat berlaku sebagai berikut:
a. Guru
hendaknya jangan menjadi single actor
yang mendominasi pembicaraan dalam proses belajar mengajar
b. Pemberian
tanggungjawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang
menuntut adanya kerja sama kelompok
c. Guru
perlu mendominasi terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan
dalam perencanaan.[2]
3. Prinsip
Evalusi
Evalusi pada dasarnya
menjadi fokus dalam setiap kegiatan. Bagaimana suatu kerja dapat diketahui
hasilnya apabila tidak dilakukan evaluasi dalam pembelajaran terpadu, maka
diperlukan beberapa langkah-langkah positif antara lain :
a. Memberi
kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri (self evaluation / self
assessment) da samping bentuk evaluasi lainnya
b. Guru
perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah
dicapai berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan yang akan dicapai.
4. Prinsip
Reaksi
Dampak pengiring yang
penting bagi perilaku secara belum tersentuh guru dalam KBM. Karena itu guru
dituntut vagar mampu merencanakan dan melaksanakan pembelajaran sehingga
tercapai secara tuntas tujuan-tujuan pembelajaran. Guru harus bereaksi terhadap
aksi siswa dalam semua peritiwaserta tidak mengarahkan aspek yang sempit
melainkan ke suatu kesatuan yang utuh dan bermakna. Pembelajaran terpadu
memungkin kan hal ini dan guru hendaknya menemukan kiat-kiat untuk memunculkan
kepermukaan hal-hal yang dicapai melalui dampak pengiring.
C.
Karakteristik
Pembelajaran Terpadu
1. Holistik
Suatu gejala yang
menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran terpadu diamati dan dikaji dari
beberapa bidang sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak
Pembelajaran terpadu
memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena dari segala sisi. Pada
gilirannya nanti, hal ini akan membuat siswa menjadi lebih arif dan bijak di
dalam menyikapi kejadian yang ada di depan mereka.
2. Bermakna
Pengkajian suatu
fenomena dari berbagai macam aspek seperti yang dijelaskan di atas,
memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar konsep-konsep yang berhubungan
yang disebut skemata. Hal ini berdampak pada kebermaknaan dari materi yang
dipelajari.
Rujukan yang nyata dari
segala konsep, dan keterkaitannya dengan konsep –konsep lainnya akan menambah
kebermaknaan konsep yang dipelajari. Selanjutnya hal ini akan mengakibatkan
pembelajaran yang fungsional. Siswa mampu menerapkan perolehan belajarnya untuk
memecahkan masalah-masalah yang muncul didalam kehidupannya.
3. Otentik
Pembelajaran terpadu
memungkinkan siswa memahami secara langsung prinsip dan konsep yang ingin
dipelajarinya melalui kegiatan belajar secara langgsung. Mereka memahami dari
hasil belajarnya sendiri , bukan sekedar pemberitahuan guru . informasi dan
pengetahuan yang diperoleh sifatnya menjadi lebih otentik. Misalnya, hukum
pemantulan cahaya diperoleh siswa melalui kegiatan eksperimen. Guru lebih
banyak bersifat sebagai fasilitator dan katalisator, sedangkan siswa berperan
sebagai aktor pencari informasi dan pengetahuan. Guru memberikan bimbingan ke
arah mana yang dilalui dan memberikan fasilitas seoptimal mungkin untuk
mencapai tujuan tersebut.
4. Aktif
Pembelajaran terpadu
menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran baik secara fisik, mental,
intelektual, maupun emosional guan tercapainya hasil belajar yang optimal
dengan mempertimbangkan hasrat, minat dan kemampuan siswa sehinngga
termotivasi untuk terus menerus belajar.
Dengan demikian pembelajaran terpadu bukan semata-mata merancang aktivitas-aktivitas dari
masing-masing mata pelajaran yang saling terkait. Pembelajaran terpadu bisa
saja dikembangkan dari suatu tama yang disepakati bersama dengan melirik
aspek-aspek kurikulum yang bisa dipelajari secara bersama melalui pengembangan
tema tersebut.
D.
Pentingnya
Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu
memiliki arti penting dalam kegiatan belajar mengajar. Ada beberpa alasan yang
mendasarinya antara lain :
1. Dunia
anak adalah dunia nyata
Tingkat perkembangan
mental anak selalu dimulai dengan tahap berfikir nyata. Dalam kehidupan
sehari-hari, mereka tidak melihat mata pelajaran berdiri sendiri. Mereka
melihat peristiwa yang di dalamnya memuat sejumlah materi beberapa mata
pelajaran. Misalnya, saat mereka berbelanja di pasar, mereka akan dihadapkan
dengan suatu perhitungan (matematika), aneka ragam kmakanan sehat (IPA), dialog
tawar menawar (Bahasa Indonesia), harga yang naik turun (IPS), dan beberapa
materi belajar lainnya.
2. Proses
pemahaman anak terhadap suatu konsep dalam suatu peristiwa/ obyeek lebih
terorganisir
Proses pemahaman anak
terhadap suatu konsep dalam suatu obyek sangat tergantung pada pengetahuan yang
sudah dimiliki sebelumnya. Masing-masing anak selalu membangun sendiri
pemahaman terhadap konsep baru. Anak
menjadi “arsitek” pembangunan gagasan
baru. Guru dan orang tua hanya selalu sebagai “fasilitator” atau mempermudah
sehingga peristiwa belajar dapat berlangsung. Anak dapat gagasan baru jika
pengetahuan yang disajikan selalu berkaitan dengan pengetahuan yang sudah
dimilkinya.
3. Pemebelajaran
akan lebih bermakna
Pembelajaran akan lebih
bermkana kalau pelajaranyang sudah dipelajari siswa dapat memanfaatkan untuk
mempelajari materi berikutnya. Pembelajaran terpadu sangat berpeluang untuk
memanfaatkan pengetahuan sebelumnya.
4. Memberi
peluang siswa untuk mengembangkan kemampuan diri
Pengajaran terpadu
memberi peluang siswa untuk mengembangkan tiga ranah sasaran pendidikan secara
bersama. Ketiga ranah sasaran pendidikan itu meliputi sikap ( jujur, teliti,
tekun, terbuka terhadap gagasan ilmiyah), ketrampilan (memperoleh,
memenfaatkan, dan memilih informasi, menggunakan alat, bekerja bersama, dan
kepemimpinana, dan ranah kognitif (pengetahuan).
5. Memperkuat
kemampuan yang diperoleh
Kemampuan yang
diperoleh dari satu mata pelajaran akan saling memperkuat kemampuan yang
diperoleh dari mata pelajaran lain.
6. Efisiensi
waktu
Guru dapat lwbih
menghemat waktu dalam menyusun persiapan mengajar. Tidak hanya siswa, guru pun
dapat belajar lebih bermakna terhadap konsep-konsep sulit yang diajarkan.[3]
E.
Kelebihan
dan Kekurangan Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran
terpadu memiliki kelenihan dibandingka dengan pendekatan konvensional, antara
lain :
1. Pengalaman
dan kegiatan belajar peserta didik akan selalu relevan dengan tingkat
perkembangan
2. Kegiatan
yang dipilih dapat disesuaikan dengan minat dan kebutuhan peserta didik
3. Seluruh
belajar lebih bermakna dibagikan peserta didik sehingga hasil belajar akan
dapat bertahan lebih lama
4. Pembelajaran
terpadu menumbuhkan ketrampilan berpikir
dan sosial peserta didik
5. Pembelajaran
terpadu menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis dengan permasalahan yang
sering ditemui dalam kehidupan atau
lingkungan peserta didik
6. Jika
pembelajaran terpadu dirancang bersama dapat meningkatkan kerja sama antara
guru bidang kajian terkait dengan peserta didik, peserta didik / guru dengan
narasumber, sehingga belajar lebih menyenangkan, belajar dalam situasi nyata,
dan dalam konteks yang lebih bermakna.
Pembelajaran Terpadu
memeiliki kekurangan terutama dalam pelaksanaannya yaitu pada perencanaan dan
pelaksanaan evaluasi yang lebih banyak menuntut guru untuk melakukan evaluasi
proses dan tidak hanya evaluasi dampak pembelajaran langsung saja.
1. Aspek
Guru
Guru harus berwawasan
luas , memilki kreatifitas yang tinggi, ras apercaya diri yang tinggi dan
berani mengemas dan mengembangkan materi secara akademik, guru dituntut untuk
terus menggali informasi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan materi yang
akan diajarkan dan banyak membaca buku agar penguasaan bahan ajar tidak
terfokus pada bidang kajian tertentu saja.
2. Aspek
Peserta Didik
Pembelajaran terpadu
memerlukan bahan bacaan, sumber informasi yang cukup banyak dan bervariasi ,
mungkin yanga da fasilitas internet . semua ini akan menunjang, memperkaya, dan
mempermudah, pengembangan wawasan. Bila sarana ini tidak dipenuhi, maka
penerapan pembelajaran terpadu akan terhambat.
3. Aspek
kurikulum
Kurikulum harus luwes,
berorentasi pada pencapaian ketuntasan pemahaman peserta didik (bukan pelajaran
pencapaian target penyampaian materi). Guru perlu diberi kewenangan dalam
mengembangkan materi, metode penilaian keberhasilan pembelajaran.
4. Aspek
Penilaian
Pembelajarn terpadu
memerlukan cara penilaian yang menyeluruh (komperhensif) yaitu menetapkan
keberhasilan belajar peserta didik dari benerapa bidang kajian terkait yang
dipadukan.
5. Aspek Suasana
Pembelajaran
Pembelajaran terpadu
berkecenderungan mengutamakan salah satu bidang kajian dan tenggelamnya bidang
kajian lainnya. Dengan kata lain pada saat mengerjakan sebuah tema, maka guru
berkecenderungan mengutamakan substansi gabungan tersebut sesuai pemahaman
selera dan latar belakang pendidikan itu sendiri.[4]
F.
Langkah-Langkah (Sintak) Pembelajaran Terpadu[5]
Tahap
|
Tingkah
laku guru
|
Fase
1
Pendahuluan
|
1. Mengaitkan
pelajaran sekarang dengan pelajaran sebelumnya
2. Memotivasi
siswa
3. Memeberikan
pertanyaan kepada siswa untuk
menetahui konsep-konsep prasyarat yang
sudah dikuasai oleh siswa
4. Menjelaskan
tujuan pembelajaran (Kompetensi Dasar dan indikator)
|
Fase
2
Presentasi
Materi
|
1. Presentasi
konsep-konsep yang harus dikuasai oleh siswa melalui demonstrasi dan bahan-bahan bacaan
2. Presentasi
ketrampilan proses yang dikembangkan
3. Presentasi
alat danbahan yang dibutuhkan melalui charta
4. Memodelkan
penggunaan peralatan melalui charta
|
Fase 3 membimbing pelatihan
|
1. Menempatkan
siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
2. Mengingatkan
cara cara siswa bekerja dan berdiskusi secara kelompok sesuai komposisi
kelompok
3. Membagi
buku siswa dan LKS
4. Mengingatkan
cara menyusun laporan hasil kegiatan
5. Memberi
bimbingan seperlunya
6. Mengumpulkan
hasil kerja kelompok setelah batas waktu yang ditentukan
|
Fase
4
Menelaah
pemahaman dan memberikan umpan balik
|
1. Mempersiapkan
kelompok belajar untuk diskusi kelas
2. Meminta
salah satu anggota kelompok untuk mempresentasikan hasil kegiatan sesuai
dengan LKS yang telah dikerjakan
3. Meminta
anggota kelompok lain menanggapi hasil presentasi
4. Membimbing
siswa menyimpulkan hasil diskusi
|
Fase
5 Mengembangkan dengan memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan
penerapan
|
1. Mengecek
dan memberikan umpan balik terhadap tugas yang dilakukan
2. Membimbing
siswa menyimpulkan seluruh materi pembelajaran yang baru saja dipelajari
3. Memberikan
tugas rumah
|
Fase
6
Menganalisis
dan mengevaluasi
|
Guru membantu
siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap kinerja mereka
|