A. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Cooperative mengandung pengertian bekerja bersama dalam
mencapai tujuan bersama. Dalam kegiatan kooperatif terjadi pencapaian tujuan
secara bersama-sama yang sifatnya merata dan menguntungkan setiap anggota
kelomponya. Pengertian pembelajaran kooperatif adalah pemanfaatan kelompok
kecil dalam proses pembelajaran yang memungkinkan kerja sama dalam menuntaskan
permasalahan.
Sehubungan denga pengertian tersebut, Slavin (1984)
menyatakan bahwa Cooperative Learningadalah suatu model pembelajaran
dimana pelajar belajar dan bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil secara
kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 (empat) sampai 6 (enam) orang,
dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Selanjutnya dikatakan pula,
keberhasilan belajar dari kelompok tergantung pada kemampuan dan aktivitas
anggota kelompok, baik secara individual maupun secara kelompok.
Pada dasarnya cooperative learning mengandung pengertian sebagai
suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama
dalam sruktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua
orang atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan
dari setiap anggoita kelompok itu sendiri. Cooperative Learning juga
dapat diartikan sebagai suatu struktur tugas bersama dalam suasana kebersamaan
di antara sesama anggota kelompok.
Pembelajaran kooperatif memiliki
ciri-ciri:
·
Untuk menuntaskan materi belajarnya, siswa belajar
dalam kelompok secara bekerja sama
·
Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki
kemampuan tinggi, sedang dan rendah
·
Jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang
heterogen ras, suku, budaya, dan jenis kelamin, maka diupayakan agar tiap
kelompok terdapat keheterogenan tersebut.
·
Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok
daripada perorangan.
Tujuan Pembelajaran Kooperatif
·
Hasil belajar akademik , yaitu untuk meningkatkan
kinerja siswa dalm tugas-tugas akademik. Pembelajaran model ini dianggap unggul
dalam membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang sulit.
·
Penerimaan terhadap keragaman, yaitu agar siswa
menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai macam latar belakang.
·
Pengembangan keterampilan social, yaitu untuk
mengembangkan keterampilan social siswa diantaranya: berbagi tugas, aktif
bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau
mengungkapkan ide, dan bekerja dalam kelompok.
Fase
|
Indikator
|
Aktivitas
Guru
|
1
|
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
|
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin
dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa
|
2
|
Menyajikan
informasi
|
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan
demonstrasi atau lewat bahan bacaan
|
3
|
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok
belajar
|
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya
membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan
transisi efisien
|
4
|
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
|
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat
mengerjakan tugas
|
5
|
Evaluasi
|
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang
telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya
|
6
|
Memberikan
penghargaan
|
Guru
mencari cara untuk menghargai upaya atau hasil belajar siswa baik individu
maupun kelompok.
|
Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif di Kelas
Yang perlu
dipersiapkan sebelum melakukan model pembelajaran kooperatif di kelas,
diantaranya:
1.
Pilih pendekatan apa yang akan digunakan, misal
STAD, Jigsaw, Investigasi Kelompok, dll.
2.
Pilih materi yang sesuai untuk model ini
3.
Mempersiapkan kelompok yang heterogen
4.
Menyiapkan LKS atau panduan belajar siswa
5.
Merencanakan waktu, tempat duduk yang akan
digunakan.
Terdapat empat pendekatan yang seharusnya merupakan
bagian dri kumpulan strategi guru dalam menerapkan model pembelajaran
kooperatif. Yaitu:
STAD,JIGSAW,Investigasi kelompok (Team Games Tournaments/TGT), dan
Pendekatan Struktural yang meliputi Think Pair Share (TPS) dan Numbered
Head Together (NHT).
Beberapa pendekatan pada model pembelajaran kooperatif
dan perbandingannya:
Pendekatan
Unsur |
STAD
|
Jigsaw
|
Investigasi
Kelompok (TGT)
|
Pendekatan Struktural (TPS dan NHT)
|
Tujuan
Kognitif
|
Informasi
akademik sederhana
|
Informasi
akademik sederhana
|
Informasi akademik tingkat tinggi dan keterampilan
inkuiri
|
Informasi
akademik sederhana
|
Tujuan
Sosial
|
Kerjasama
dalam kelompok
|
Kerjasama
dalam kelompok
|
Kerjasama
dalam kelompok kompleks
|
Keterampilan
kelompok dan sosial
|
Struktur
Kelompok
|
Kelompok
heterogen dengan 4-5 orang
|
Kelompok heterogen dengan 5-6 orang dan menggunakan
kelompok asal dan kelompok ahli
|
Kelompok
homogen dengan 5-6 orang
|
Kelompok
heterogen dengan 4-6 orang
|
Pemilihan
topic
|
Oleh
guru
|
Oleh
guru
|
Oleh
siswa
|
Oleh
guru
|
Tugas
utama
|
Menggunakan LKS dan saling membantu untuk menuntaskan
materi
|
Mempelajari materi dalam kelompok ahli dan membantu
kelompok asal mempelajari materi
|
menyelesaikan
inkuiri kompleks
|
Mengerjakan tugas yang diberikan baik social maupun
kognitif
|
Penilaian
|
Tes
mingguan, jenis tes biasanya berupa kuis
|
Bervariasi,
misal tes mingguan, jenis tes biasanya berupa kuis
|
Menyelesaikan
proyek dan menulis laporan.
|
Bervariasi
|
Pengakuan
|
Lembar pengetahuan dan publikasi lain
|
Publikasi lain
|
Lembar pengakuan dan publikasi lain
|
Bervariasi
|
1.
Student Teams
Achievement Division (STAD)
Pembelajaran kooperatif tipe
STAD ini merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan
menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4
sampai 5 orang siswa secara heterogen.
Seperti halnya pembelajaran
lainnya, pembelajaran kooperatif tipe STAD ini juga membutuhkan persiapan yang
matang sebelum kegiatan pembelajran dilaksanakan persiapan-persiapan.
a.
Perangkat
pembelajaran
Sebelum melaksanakan
kegiatan pembelajaran ini perlu dipersiapkan perangkat pembelajarannya,yang
meliputi rencana pembelajaran, buku siswa, LKS beserta lembar jawabannya.
b.
Membentuk
kelompok kooperatifdan kemampuan antar satu kelompok dengan kelompok lainnya
relatif homogen.
Menentukan anggota kelompok
diusahakan agar kemampuan siswa dalam kelompok adalah heterogen
c.
Menetukan
skor awal
Skor awal yang dapat
digunakan dalam kelas kooperatif adalah nilai ulangan sebelumnya. Skor awal ini
dapat berubah setelah ada kuis.
d.
Pengaturan
tempat duduk
Pengaturan tempat duduk
dalam kelas kooperatif perlu juga diatur dengan baik, hal ini dilakukan untuk
menunjang keberhasilan pembelajaran kooperatif.
e.
Kerja
kelompok
Untuk mencegah adanya
hambatan pada pembelajaran kooperatif tipe STAD, terlebih dahulu diadakan
latihan kerja sama kelompok.
2.
Tim Ahli (Jigsaw)
a.
Gambaran
umum jigsaw
Jigsaw dikembangkan dan
diuji coba oleh Elliot Aroson, dan diadopsi oleh Salvan.
b.
Langkah-langkah
pembelajran jigsaw
1)
Siswa
dibagi atas beberapa kelompok.
2)
Materi
pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah dibagi menjadi menjadi
sub bab.
3)
Setiap
anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan bertanggung jawab untuk
mempelajarinnya.
4)
Anngota
dari kelompok lain yang telah mempelajri sub bab yang sama bertemu dalam
kelompok ahli untuk mendiskusikannya.
5)
Setiap
anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas mengajar
teman-temannya.
6)
Pada
pertemuan dan diskusi kelompok asal, siswa-siswa dikenai tagihan berupa kuis
individu.
3.
Investigasi kelompok
Investigasi kelompok
merupakan model pembelajaran kooperatif yang paling kompleks dan paling sulit
untuk diterapkan.
Sharan dkk membagi
langkah-langkah pelaksanaan model investigasi kelompok menjadi 6 fase.
a)
Memilih
Topik
b)
Perencanaan
kooperatif
c)
Implementasi
d)
Analisis
dan Sintesis
e)
Presentasi
hasil final
f)
Evaluasi
4.
Think Pair Share
Strategi think pair share
atau berfikir berpasangan berbagi adalah merupakan jenis pembelajaran
kooperatif yang dirancang unntuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Strategi
tink pair share ini berkembang dari penelitian belajar kooperatif dan waktu
tunggu.
5.
Numbered Head Together
Numbered head togheter atau
penomoran berpikir bersama adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang
dirancang untuk mempengaruhi pola interksi siswa dan sebagai alternatif
terhadap struktur kelas tradisional.
- Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut
Slavin (1994) dalam Suradi dan Djadir (3;2004), tujuan pembelajaran kooperatif
adalah menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau
dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai
tiga tujuan pembelajaran penting yang dirangkum sebagai berikut.
a. Hasil belajar akademik
Pembelajaran
kooperatif meliputi berbagai macam tujuan sosial. Namun demikian menurut
Ibrahimdkk (2000) dalam Suradi dan Djadir (3;2004), bahwa pembelajaran
kooperatif juga bertujuan untuk meningkatkan kinerja belajar dalam tugas ‑
tugas akademik. Para ahli mengemukakan
bahwa model ini unggul dalam membantu pebelajar memi konsep‑konsep yang sulit.
Struktur penghargaan pada pembelajaran kooperatif telah dapat meningkatkan
penilaian pebelajar pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan
dengan hasil belajar. Selain itu, pembelajaran kooperatif dapat memberikan
keuntungan baik pada pebelajar kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerjasama
menyelesaikan tugas ‑ tugas akademik.
b. Penerimaan terhadap perbedaan
individu.
Tujuan lain dari model pambelajaran kooperatif adalah
penerimaan terhadap orang yang berbeda ras, budaya, kelas sosial, maupun
kemampuan. Allport (Ibrahim, 2000) mengemukakan bahwa kontak fisik di antara
orang‑orang yang berbeda ras atau kelompok etnis tidak cukup untuk mengurangi
kecurigaan dan perbedaan ide. Pembelajaran kooperatif memungkinkan pebelajar
yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu
dengan yang lain atas tugas‑tugas bersama, dan melalui penggunaan struktur
penghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai satu dengan yang lain.
c. Pengembangan keterampildn
sosial
Keterampilan sosial amat penting untuk
dimiliki oleh masyarakat. Banyak kerja orang dewasa sebagian besar dilakukan
dalam organisasi yang saling bergantung satu sama lain dan di dalam masyarakat
yang secara budaya beragam. Atas dasar itu, Ibrahim (2000) mengemukakan bahwa
tujuan penting yang lain dari pembalajaran kooperatif adalah untuk mengajarkan
kepada belajar keterampilan kerjasama dan kolaborasi.
d. Lingkungan Belajar dan Sistern
Pengelolaan
Lingkungan belajar untuk pembelajaran kooperatif
dicirikan oleh proses demokrasi dan peran aktif pebelajar dalam menentukan apa
yang harus dipelajari dan bagairnana mempelajarinya. Pembelajar menerapkan
suatu struktur tingkat tinggi dalam pembentukan kelompok dan mendefinisikan
semua prosedur, namun pebelajar diberi kebebasan dalam mengendalikan dari waktu
ke waktu di dalam kelompoknya. Jika pembelajaran kooperatif ingin menjadi
sukses, materi pembelajaran yang lengkap harus tersedia di berbagai sumber
belajar. Keberhasilan Juga menghendaki syarat dari menjauhkan kesalahan
tradisional yaitu secara ketat mengelola tingkah laku pebelajar dalam kerja
kelompok.
Selain unggul dalam membantu pebelajar dalam memi
konsep-konsep sulit, model ini sangat berguna untuk membantu pebelajar
menumbuhkan kemampuan kerjasama, berpikir kritis, dan kemampuan membantu teman.
Model
pembelajaran kooperatif ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan,
dan struktur penghargaan (Arends, 1997: 110-111). a. Struktur tugas mengacu
pada cara pengaturan pembelajaran dan jenis kegiatan siswa dalam kelas b.
Struktur tujuan, yaitu sejumlah kebutuhan yang ingin dicapai oleh siswa dan
guru pada akhir pembelajaran atau saat siswa menyelesaikan pekerjaannya. Ada
tiga macam struktur tujuan, yaitu: 1) struktur tujuan individualistik, yaitu
tujuan yang dicapai oleh seorang siswa secara individual tidak memiliki
konsekuensi terhadap pencapaian tujuan siswa lainnya, 2) struktur tujuan
kompetitif, yaitu seorang siswa dapat mencapai tujuan sedangkan siswa lain
tidak mencapai tujuan tersebut, dan 3) struktur tujuan kooperatif, yaitu siswa
secara bersama-sama mencapai tujuan, setiap individu mempunyai andil dalam
pencapaian tujuan. c. Struktur penghargaan kooperatif, yaitu penghargaan yang
diberikan pada kelompok jika keberhasilan kelompok sebagai akibat keberhasilan
bersama anggota kelompok. 1. Pengertian
Pembelajaran Kooperatif Eggen dan Kauchak (1993: 319) mendefinisikan
pembelajaran kooperatif sebagai sekumpulan strategi mengajar yang digunakan
guru agar siswa saling -membantu dalam mempelajari sesuatu. Oleh karena itu
belajar kooperatif ini juga dinamakan “belajar teman sebaya.”
Menurut
Slavin (1997), pembelajaran kooperatif, merupakan metode pembelajaran dengan
siswa bekerja dalam kelompok yang memiliki kemampuan heterogen. Pembelajaran kooperatif atau cooperative
learning mengacu pada metode pengajaran, siswa bekerja bersama dalam kelompok
kecil saling membantu dalam belajar (Nur dan Wikandari, 2000:25). Model
pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidaktidaknya tiga tujuan
penting pembelajaran, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap
keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial (Ibrahim, dkk, 2000:7). Pendapat setara menyebutkan bahwa
pembelajaran kooperatif dapat digunakan untuk mengajarkan materi yang agak
kompleks, membantu mencapai tujuan pembelajaran yang berdimensi sosial, dan
hubungan antara manusia. Belajar secara kooperatif dikembangkan berdasarkan
teori belajar kognitif-konstruktivis dan
teori belajar sosial (Kardi dan Nur, 2000:15). 2. Ciri-ciri Pembelajaran
kooperatif Menurut Arends (1997: 111), pembelajaran yang menggunakan model
kooperatif memiliki ciriciri sebagai berikut: 1) siswa bekerja dalam kelompok
secara kooperatif untuk menyelesaikan materi belajar, 2) kelompok dibentuk dari
siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah, 3) jika mungkin, anggota
kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang berbeda-beda, 4)
penghargaan lebih berorientasi pada kelompok dari pada individu. 3.
Langkah-langkah Pembelajaran kooperatif Pembelajaran kooperatif dilaksanakan
mengikuti tahapan-tahapan sebagai berikut (Ibrahim, M., dkk., 2000: 10) a.
Menyampaikan tujuan pembelajaran dan perlengkapan pembelajaran. b. Menyampaikan
informasi. c. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar. d.
Membantu siswa belajar dan bekerja dalam kelompok. e. Evaluasi atau memberikan
umpan balik. f. Memberikan penghargaan. 4. Tujuan Pembelajaran Kooperatif Model
pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidaktidaknya tiga tujuan
pembelajaran yang disarikan dalam Ibrahim, dkk (2000:7-8) sebagai berikut: a.
Meskipun pembelajaran kooperatif meliputi berbagai macam tujuan sosial, tetapi
juga bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.
Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami
konsep-konsep yang sulit. Model struktur penghargaan kooperatif juga telah
dapat meningkatkan penilaian siswa pada belajar akademik dan perubahan norma
yang berhubungan dengan hasil belajar.
b. Penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya,
kelas sosial, kemampuan, maupun ketidakmampuan. Pembelajaran kooperatif
memberikan peluang kepada siswa yang berbeda latarbelakang dan kondisi untuk
bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama, dan melalui
penggunaan struktur penghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai satu sama
lain. c. Tujuan penting ketiga dari pembelajaran kooperatif adalah mengajarkan
kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan ini penting
karena banyak anak muda dan orang dewasa masih kurang dalam keterampilan
sosial. 5. Keterampilan Kooperatif Pembelajaran kooperatif bukan hanya
mempelajari materi saja, tetapi siswa atau peserta didik juga harus mempelajari
keterampilan-keterampilan khusus yang disebut keterampilan kooperatif. Fungsi
keterampilan kooperatif adalah untuk melancarkan hubungan kerja dan tugas.
Untuk membuat keterampilan kooperatif dapat bekerja, guru harus mengajarkan
keterampilan--keterampilan kelompok dan sosial yang dibutuhkan.
Keterampilan-keterampilan itu menurut Ibrahim, dkk. (2000:47-55), antara lain:
a. Keterampilan-keterampilan Sosial Keterampilan sosial melibatkan perilaku
yang menjadikan hubungan sosial berhasil dan memungkinkan seseorang bekerja
secara efektif dengan orang lain. b. Keterampilan Berbagi Banyak siswa mengalami
kesulitan berbagi waktu dan bahan. Komplikasi ini dapat mendatangkan masalah
pengelolaan yang serius selama pelajaran pembelajaran kooperatif. Siswa-siswa
yang mendominasi sering dilakukan secara sadar dan tidak memahami akibat
perilaku mereka terhadap siswa lain atau terhadap kelompok mereka. c. Keterampilan Berperan Serta Sementara ada
sejumlah siswa mendominasi kegiatan kelompok, siswa lain tidak mau atau tidak
dapat berperan serta. Terkadang siswa yang menghindari kerja kelompok karena
malu. Siswa yang tersisih adalah jenis lain siswa yang mengalami kesulitan
berperan serta dalam kegiatan kelompok.
d. Keterampilan-keterampilan Komunikasi Kelompok pembelajaran kooperatif
tidak dapat berfungsi secara efektif apabila kerja kelompok itu ditandai dengan
miskomunikasi. Empat keterampilan komunikasi, mengulang dengan kalimat sendiri,
memberikan perilaku, memberikan perasaan, dan mengecek kesan adalah penting dan
seharusnya diajarkan kepada siswa untuk memudahkan komunikasi di dalam seting
kelompok. e. Keterampilan-keterampilan
Kelompok Kebanyakan orang telah mengalami bekerja dalam kelompok di mana
anggota-anggota secara individu merupakan orang yang baik dan memiliki
keterampilan sosial. Sebelum siswa dapat belajar secara efektif di dalam
kelompok pembelajaran kooperatif, mereka harus belajar tentang memahami satu
sama lain dan satu sama lain menghormati perbedaan mereka. 6. Pembangunan Tim
Membantu membangun identitas tim dan kesetiakawanan anggota merupakan tugas
penting bagi guru yang menggunakan kelompok-kelompok pembelajaran kooperatif.
Tugas-tugas sederhana meliputi memastikan setiap orang saling mengetahui nama
teman di dalam kelompoknya dan meminta para anggota menentukan nama tim.
0 komentar:
Post a Comment
COMMENT PLEASE.............