CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Wednesday 6 November 2013

KEWIRAUSAHAAN



A.       Pengertian Kewirausahaan
Peter F. Drucker mengatakan  bahwa kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan Sesuatu yang baru dan berbeda.
Pengertian ini mengandung maksud bahwa seirang wirausahawan adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, berbeda dari yang lain. Atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya.
Sementara itu, Zimmerer mengartikan kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan      ( usaha ).

Seorang wirausahawan  harus memiliki kemampuan yang kreatif dan inovatif dalam menemukan dan menciptakan berbagai ide. Setiap pikiran dan langkah wirausahawan adalah bisnis. Bahkan , mimpi seorang pebisnis sudah merupakan ide untuk berkreasi dalam menemukan dan menciptakan bisnis-bisnis baru.

B.     Kreativitas
Proses kreativitas merupakan syarat utama munculnya kewirausahaan. Proses kreativitas merupakan proses pembangkitan ide dimana individu maupun kelompok berproses  menghasilkan  sesuatu yang baru dengan lebih efektif dan efisien pada suatu sistem. Manusia merupakan pelaku yang menentukan proses berjalan dan yang menentukan solusi permasalahan. Proses adalah aktivitas yang didesain untuk menentukan solusi. Proses tidak selalu sama dan pendekatan pun ada kalanya berbeda.
Seseorang wirausaha dikenal mempunyai kemampuan menggabungkan imajinasi dan pikiran kreatif dengan kemampuan sistematis dan logikanya. Kombinasi ini menjadi bekal penting bagi keberhasilan. Selain itu, wirausaha yang potensial selalu berupaya mencari peluang-peluang unik guna memenuhi kebutuhan dan keinginan. Mereka membangun kemampuan untuk dapat melihat, mengenali lalu mengembangkan peluang, ketika orang lain menghadapinya sebagai suatu masalah. Ia selalu bertanya: ’bagaimana jika’………. Atau mengapa tidak……….  Setiap melihat suatu permasalahan.
Berfikir kreatif seseorang calon atau wirausaha dapat digambarkan sebagai berikut.  
  1. Akumulasi pengetahuan
Kesuksesan sebuah kreativitas berhubungan dengan kemampuan pengamat dan informasi. Wirausaha mau dan mampu belajar, melihat, membaca dan berbicara dengan rekan kerja, menghadiri pertemuan professional, workshop dan pelatihan sesuai dengan minat calon atau wirausaha. Koratko dan Hogetts, 2007 memberikan petunjuk praktis bagi calon atau wirausaha guna  meningkatkan kreativitas:
a.       Membaca berbagai media sesuai dengan usaha yang akan atau sudah dilakukan.
b.      Bergabung dengan kelompok profesional atau asosiasi kelompok usaha.
c.       Memiliki kemauan untuk  pertemuan profesional dan seminar.
d.      Bertanya tentang segala hal kepada semua orang tentang usaha bisnis yang dilakukan.
e.       Scanning majalah, surat kabar dan jurnal, artikel yang berhubungan dangan bisnis yang ditekuni.
f.       Membangun  perpustakaan sederhana untuk  referensi dimasa yang akan mendatang  yang bisa dibaca kembali ketika sebuah permasalahan muncul.
g.      Selalu mencari informasi yang tepat yang berhubungan  dengan bisnis yang ditekuni.




  1. Inkubasi
Kreativitas munculi dengan melihat langsung proses kegiatan  usaha yang sejenis atau yang berhubungan (related). Beberapa step yang dapat dilakukan calon atau wirausaha guna untuk mempercepat inkubasi:
a.       Secara rutin melihat aktivitas dan melakukan proses secara bersama atau menggambar produk yang dihasilkan.
b.      Memecahkan persoalan yang terjadi dalam aktivitas bisnis tersebut.
c.       Bermain, seperti olahraga, puzzles atau games.
d.      Memikirkan proyek dan permasalahan sebelum tidur.
e.       Melakukan perenungan terhadap permasalahan yang terjadi.
f.       Kembali dan rileksasi kepermasalahan dasar.
  1. Ide, gagasan
Pada tahap ini, ide atau solusi yang selama ini dicari-cari mulai ditemukan. Terkadang ide muncul pada saat yang tidak ada hubungannya dengan masalah yang ada. Ia bisa muncul tiba-tiba sekelebat: nah…..ini dia! Orang sering menyebutnya sebagai faktor eureka. Di sini ia harus dapat dengan cepat dan tanggap menangkap dan memformulasiakan baik ide maupun pemecahan masalah lanjutan dari ide tersebut. Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mempercepat ide dan gagasan:  
a.       Membayangkan dan memimpikan bisnis yang ditekuni.
b.      Praktikan dengan hobi.
c.       Bekerja diluar maupun didalam kantor.
d.      Ambil masalah dan coba pecahkan.
e.       Baca media, surat kabar yang berhubungan dengan permasalahan.
f.       Ambil keputusan dan kerjakan.
Suatu gagsan muncul dari angan-angan. Gagasan-gagsan tersebut perlu dikembangkan dan dimatangkan lebih lanjut ke dalam produk atau jasa akhir untuk ditawarkan. Proses pematangan ini dapat dituangkan menjadi proses perencanaan dan pengembangan produk baru yang terbagi menjadi tahap lima pokok, yaitu tahap gagasn, tahap konsep, tahap pengambangan produk, tahap uji pemasaran, dan tahap komersialisasi.
Dalam tahap gagasan, saran-saran bagi produk atau jasa baru diperoleh dan disaring untuk menentukan saran-saran yang cukup baik untuk dievaluasi. Kriteria penyaringan harus dibuat untuk mencerminkan kekuatan, kelemahan, dan sumber daya wirausahawan.
  1. Implementasi dan Evaluasi
Proses implementasi dan evaluasi merupakan proses yang sulit dan berhubungan pelaksanaan ide dan evaluasi terhadap ide yang di wujudkan dalam dunia nyata. Sukses seorang wirausaha adalah ketika ide yang dilaksanakan dapat berhasil sesuai dengan keinginan.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk proses implementasi dan evaluasi.
a.       Belajar sendiri tentang proses perencanaan bisnis dan semua yang berhubungan dengan bisnis yang ditekuni.
b.      Tes ide dengan orang yang memiliki pengetahuan sama.
c.       Letakkan pilihan dengan intuisi dan pengetahuan.
d.      Pelajari proses penjualan.
e.       Belajar dengan kebijakan organisasi dan praktek bisnis.
f.       Dengar saran dari rekan, pelanggan dan kolega.
g.      Muncuklan permasalahan lain yang berhubungan dengan implementasi dan tantangan ide yang telah dilakukan.

C.    Inovasi
Proses inovasi wirausaha dihasilkan dari keyakinan, pemahaman tujuan yang jelas untuk menghasilkan kesempatan.
Ada 4 macam tipe inovasi yang membangkitkan, pertumbuhan kewirausahaan dalam memulai kegiatan usaha, menghasilkan barang atau pun jasa bagi masarakat (Karatko & Hodgetts, 2007):
  1. Invention
Menciptsksn produk baru, jasa atau proses. Konsep tersebut memiliki kecenderungan revolusioner.

  1. Extention
Ekspansi atau perluasan produk, jasa atau proses yang berhubungan dengan eksistensi. Konsep tersebut membuat aplikasi yang berbeda dengan  ide awal.
  1. Duplication
Proses melakukan replikasi terhadap produk, jasa atau proses yang sudah ada. Dupilikasi dilakukan terhadap produk dengan melakukan penambahan nilai dan manfaat produk seperti: kemasan, assesoris, penambahan bentuk produk, vasilitas. Duplikasi tidak hanya sekedar melakukan peniruan tetapi wirausaha harus menciptakan daya saing yang lebih baik.
  1. Synthesis
Proses sintesis merupakan proses melakukan kombinasi produk, jasa atau proses yang sudah ada dengan memasukkan formulasi baru sehingga memiliki kemampuan  daya saing yang lebih tinggi.
Beberapa kebiasaan mental yang menhambat kreativitas dan inovasi tersebut di antaranya adalah.
  1. Pemikiran Lain : Sejalan dengan pesatnya perkembangan kehidupan seseorang sekarang banyak terpenuhi oleh hal-hal yang tidak pasti dan meragukan. Banyak  orang yang menyerah dengan kenyataan-kenyataan yang dihadapi. Bagi orang yang kreatif lebih baik belajar menerima keadaan tersebut dalam hidupnya, bahkan mereka sering menemukan sesuatu yang berharga dalam kondisi tersebut. 
  2. Mencari Selamat : Dalam menjalani kehidupanya, orang akan cenderung menghindari risiko seminimal mungkin. Tetapi seorang innovator akan senang menghadapi risiko.
  3. Stereotype : Dalam hal ini, sepertinya sudah ada ketentuan atau karakteristik tertentu untuk suatu hal. Karena keterbatasan ini, seseorang yang ingin melakukan suatu hal, karena asa stereotype ini, akan terlimitasi cara pandang dan persepsinya, terhadap kemungkinan lain yang sebenarnya dapat diraih.
  4. Pemikiran Kemungkinan / Propabilitas : Guna memperoleh keamanan, dalam membuat keputusan seseorang akan cenderung percaya kepada teori kemungkinan. Bila berlebihan maka hal ini hanya akan menghambat seseorang dalam kenyataan yang sebenarnya  tengah dihadapinya. 

D.    Ide, Peluang Kewirausahaan
Potensi kewirausahaan dapat digali atau membutuhkan penggalian inovasi secara nyata. Beberapa langkah prinsip motivasi keinovasian guna  mempercepat proses kewirausahaan:
  1. Orientasi pada tindakan (be oriented action)
  2. Membuat produk, proses atau jasa secara sederhana (make the product, process, or service simple)
  3. Membuat produk, proses atau jasa derdasarkan keinginan konsumen (make the product, prosess, or service customers-based)
  4. Memulai dari hal-hal yang kecil (star smail)
  5. Memiliki tujuan yang jelas, cita-cita tinggi (aim high)
  6. Mencoba, menguji dan memperbaiki (try, test, and revise)
  7. Belajar dari kegagalan (learn from failures)
  8. Memiliki sekedul kerja yang teratur (follow a milestone schedule)
  9. Menghargai aktivitas dan melakukan kegiatan dengan semangat tinggi (reward herbic activity)
  10. Bekerja,bekerja dan bekerja (work, work and work)
Wirausaha dalam memulai usaha bisnis menhasilkankan barang ataupun jasa bagi masyarakat, secara umum dapat dilakukan dengan proses sistematis dan terukur  sebagai berikut:
1.      Pengamatan lingkungan ekstren dan intern guna menemukan kebutuhan. Evaluasi internal dalam perusahaan dapat berupa evaluasi pada fungsi manajeman perusahaan, seperti: kemampuan keuangan, kemempuan karyawan, tenaga pemasaran. Evaluasi eksternal dilakukan dengan mengamati lingkungan umum, ekonomi, industri ataupun pesaing.

2.      Produk riel dapat dimunculkan (berbeda dan memiliki nilai tambah )
Ketika wirausaha membayangkan produk yang akan dihasilkan, maka harus mulai diwujudkan. Produk yang akan dihasilkan pada umunnya dimulai dengan membayangkan, digambarkan dalam lembar kerja, dikomunikasikan dengan tenaga kerja, dibuat percontohan, prototipe, diuji, diuji ulang sampai proses menghasilkan produk jadi sampai ketangan konsumen.
3.      Mengamati pasar sasaran
Pengamatan terhadap pasar sasaran adalah pengamatan terhadap keinginan dan kebutuhan konsumen dan cara wirausaha memberikan kepuasan kepada konsumen terhadap produk yang akan dihasilkan perusahaan. Pengamatan pasar sasaran dapat dilakukan dengan penelitian pasar, menyebar kuesioner, tanya jawab kepada calon konsumen dengan membaca beberapa media baik cetak maupun elektronik.
4.      Menjamin jumlah dan kualitas produk
Untuk mengurangi resiko kegagalan seorang wirausaha tentunya akan menginventarisasi sumber-sumber ekonomi yang dimiliki yang akan digunakan untuk menghasilkan. Inventarisasi tersebut akan berhubungan dengan jumlah dan kualitas produk yang nantinya akan dihasilkan serta prediksi keuntungan.
  1. Menaksir biaya awal serata sumber pendanaan
Wirausaha sebelum melakukan proses menghasilkan barang, melakukan perencanaan biaya yang harus ditanggung serta sumber pendanaan yang akan digunakan. perusahaan dapat melakukan forecasting biaya dengan membandingkan  biaya pada produk lain tang sejenis, barang yang di produksi  periode yang lalu ataupun dengan barang yang dihasilkan oleh perusajhaan lain. Sedangkan jika dana nantinya akan terikat pada jangka pendek, sebaiknya mempergunakan sumber pendanaan jangka pendek atau menengah. Sumber pendanaan atas biaya awal dapat berasal dari: simpangan atau tabungan, dari hutang dagang, hutang wesel. Prediksi biaya awal dapat dilakukan dengan membuat laporan keuangan proforma.

  1. Memperhitungkan resiko: pesaing teknik dan finansial
Resiko usaha merupakan probabilitas keberhasilan usaha ataupun ketidak keberhasilan usaha. Resiko pesaing merupakan resiko yang  ditimbulkan oleh reaksi pesaing terhadap aktivitas perusahaan. Pesaing adakalanya lebih dulu menghasilkan produk yang sama ataupun substitusi dan hal tersebut tentunya akan berdampak terhadap kinerja wirausaha perusahaan. Resiko teknik merupakan resiko yang timbul berhubungan dangan proses menghasilkan barang di proses produksi. Resiko finansial merupakan resiko yang berhubungn dengan ketidaklancaran proses pendanaan, proses investasi maupun laba dan pembagian keuntungan terhadap aktivitas menghasilkan produk.

Memulai usaha dengan membeli perusahaan
Pada dasarnya, setiap orang yang ingin memulai suatu usaha mempunyai beberapa pilihan.Mungkin mereka memang harus memulai dengan mendirikan suatu perusahan yang sama sekali baru, melakukan franchise dari perusahaan yang telah berjalan, atau membeli perusahaan yang sedang berjalan. Diantara ketiga pilihan itu tidak dapat dikatakan yang satu lebih baik dari yang lain.
Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Terdapat sejumlah kelebihan memulai wirausaha dengan membeli perusahaan yang telah berjalan. Pertama, jika perusahaan tersebut memiliki catatan kinerja yang baik di masa lalu maka peluang cukup terbuka bagi pemilik yang baru. Kedua, proses persiapan dan perencanaannya lebih simpel sehingga dapat menghemat waktu, tenaga, dan sumber daya lain, dan jangka waktu  perolehan labanya lebih cepat. Ketiga, perusahaan yang sudah biasanya telah meiliki pelanggan dan saluran distribusi, karena itu pemilik baru tinggal memanfaatkan. Di samping itu, pada perusahaan yang sedang berjalan, mereka telah rnemiliki hubungan dengan para pemasok maupun pelanggan, telah tersedia karyawan serta peralatan yang diperlukan, sehingga usaha dapat segera dimulai.

Jika identifikasi tehadap peluang bisnis telah dilakukan dan alternatif bisnis apa yang berarti langkah wirausaha telah mulai pada langkah pertama dari lima langkah yang harus dikerjakan seseorang untuk memulai bisnis, yaitu: [1] memilih peluang bisnis dan jenis bidang usaha, [2] mendirikan atau membentuk badan usaha, [3] mampersiapkan kegiatan usaha, dan [4] merencanakan kegiatn usaha.

Langkah  selanjutnya  adalah   mulai  melakukan   proses  perencanaan  kearah realisasi usaha.
Setelah  melakukan langkah – langkah  sebagaimana disebutkan  diatas,  selanjutnya diarahkan  pada alternatif  pilihan  sarana  atau wadah apa  yang  paling  baik  memulai   berbisnis. Langkah  memilih  bentuk  badan  usaha,  pada  dasarnya  lebih  banyak  ditinjau  dari  aspek  legal   yuridis  yang  mengatur   tingkah  laku  badan  usaha  dalam  dunia  bisnis.
Langkah  selanjutnya  adaalah  mempersiapkan  kegiatan  usaha  dengan  berpegang   pada perencanaan   yang  sudah dipersiapkan  sebagai  sarana  melakukan  langkah  dalam  merumuskan  alternatif  kegiatan  untuk  mencapai  sasaran  usaha  yang  ingin  diraih.

E.     Pengetahuan Dan Kapabilitas  Wirausaha
Pengetahun dan kapabilitas berusaha bagi wirausaha dapat diperoleh  dari: pengalaman, mengamati kehidupan wirausaha, belajar dengan wirausaha yang berhasil.
Beberapa pengetahuan dan kapabilitas yang sangat diperlukan wirausaha agar unggul  sebagai berikut:
1.      Knowing your business
Wirausaha dalam melakukan kegiatan usaha harus mengetahui dengan jelas apa bisnis yang dilakukan sekarang dan prospek di masa depan.
2.      Knowing the basic business management 
Wirausaha yang unggul membutuhkan pengetahuan manajemen, seperti:
Bagaimana melakukan perencanaan  pengorganisasian, pengarahan, staffing, pengorganisasian, evaluasi dan serta pengendalian.
3.      Having the proper attitude
Pada masa kini dan masa depan wirausaha harus mau dan mampu berperilaku etis dan memiliki rasa tanggung jawab sosial guna kelangsungan hidup usaha dan masa depan.
4.      Having adequate capital
Wirausaha adalah manajer dalam arti memiliki kemampuan dalam melakukan usaha. Kemampuan mengelola keuangan dan kemampuan mendatangkan modal merupakan hal yang sangat penting guna kelangsungan hidup usaha.
5.      Managing finances effectively
Wirausaha yang unggul ketika mampu mengelola keuangan dengan efektif. Wirausaha mampu mencari sumber pendanaan yang paling murah, mampu melakukan infestasi terhadap dana yang tersedia, mampu membuat penganggaran, serta mampu memanfaatkan keuntungan usaha dengan tepat.
6.      Managing time efficiently
Waktu adalah uang, wirausaha mampu mengelola waktu dengan baik, kemampuan membiat time schedule merupakan hal yang sangat dibutuhkan untuk menjaga hubungan baik dengan kolega.
7.      Managing people
Landasan bisnis adalah kemampuan karyawan yang terlatih baik dan termotivasi. Perhatian terhadap penempatan kerja, penggajian, bonus, promosi, kesejahteraan karyawan dan keluarga sangat dibutuhkan untuk menjaga rendahnya perputaran karyawan.
8.      Staisfying customer by providing high quality produck
Aktivitas perusahaan harus mampu menghasilkan produk dengan kualitas tinggi. Wirausahawan yang unggul mengajarkan bahwa barang dan jasa yang berkualitas tinggi sangat penting dalam mempertahankan persaingan.

9.      Knowing how to compete
Persaingan yang sehat, mampu menjaga kemitraan sangat dibituhkan bagi lelangsungan bisnis masa depan. Wirausaha harus mengetahui siapa pesaingnya, memiliki kemauan dan kemampuan untuk bagaimana berkompetisi dengan lebih baik, berdasarka norma etika dan tanggungjawab social.
10.  Copying with regulation and paper work
Aturan yang jelas dan formal sangat dibutuhkan bagi pertanggungjawaban kegiatan dan kelangsungan hidup bisnis. Aturan-aturan pekerjaan, aturan krtenagakerjaan skedul kerja, jalur atau nama pekerjaan harus jelas dan konsisten.

F.     Kompetensi Wirausaha
Selain pengetahuan dan kapabilitas umum tersebut, wirausaha yang unggul membutuhkan ketrampilan dasar menejemen (basic management skill) guna mencapai kompetensi yang unggul, kompetensi yang unggul yang dibutuhkan wirausaha adalah sebagai berikut:
  1. Human relation competence
Kompetensi wirausaha yang berhubungan dengan kemampuan menjaga, membangun, mengembangkan hubungan baik dengan orang serta pihak yang berkepentingan dengan aktivitas perusahaan, seperti dengan rekan kerja karyawan, penyalur barang,  pemasok bahan, investor, kreditur masyarakat.
  1.  Technical competence
Kompetensi wirausaha yang berhubungan dengan tehnik, cara bahan serta tenaga kerja yang menghasilkan barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.
  1. Marketing competence
Kompetensi wirausahawan yang berkaitan dengan kemampuan wirausaha dibidang pemasaran produk. Kemampuan ini mencakup keahlian melakukan riset pasar, memilih strategi pemasaran, mengkombinasikan bauran pemasaran yang menguntungkan.
  1. Financial competence
Kompetensi wirausahawan yang mengelola keuangan, terutama mencari sumber padana yang paling murah, menggunakan dan menginvestasikan dana yang menguntungkan, membuat anggaran dengan tepat dan membagi laba atas keuntungan usaha dengan memuaskan semua pihak yang berkepentingan.
  1. Donceptual competence
Kompetensi yang memiliki wirausahawan yang berhubungan dengan kemampuan untuk membuat konsep kegiatan, event, produk yang baik. Konsep tersebut apabila dijalankan dapat berhasil.
  1. Decision making competence
Kompetensi yang memiliki wirausahawan yang berkaitan dengan kemampuan untuk mengambil keputusan dengan tepat. Wirausaha selalu berhubungan dengan aktivitas yang berisiko, ketidakpastian lingkungan, maka dibituhkan keahlian dalam pengambilan keputusan yang tepat, terukur dan menguntungkan.
  1. Time management competence
Kompetensi yang memiliki wirausaha yang berhubungan dengan kemampuann mengatur waktu dengan efisien.
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                       

G.    Peluang Bisnis Baru Yang Kurang Berhasil
  1. Kurangnya objektifitas
Kesalahan yang sering tampak dari seorang wirausahawan baru adalah kurangnya objektifitas. orang-orang yang berlatih secara teknis sering hanya melihat pada gagasan mengenai produk atau jasa baru mereka sendiri tanpa menyadari perlunya perencanaan atau proyeksi dalam kerja professional mereka, misalnya riset kelayakan pemasaran dan sudut pandang bisnis.

  1. Kurangnya kedekatan dengan pasar
Seperti telah kita ketahui, Banyak para pemula usaha tidak menghargai arti penting kedekatan pemasaran dalam meletakkan dasar bagi ventura baru mereka. Mereka menunjukkan wawasan manajerial yang sempit. Karena mereka terkena wabah ini, maka para manajer cenderung menganggap perusahaan mereka hanya terlibat dengan produksi suatu produk dan bukunya sebagai aktivitas untuk memenuhi keinginan konsumen. Akibatnya mereka tidak mengetahui pasar dan tidak memiliki dasar untuk menilai poenerimaan potensial bagi produk dan jasa yang mereka tawarkan di pasar.
Mereka juga tidak mengerti jalur hidup yang harus dipertimbangkan untuk memperkenalakan produk atau jasa baru. Tidak ada produk yang mendatangkan laba dengan seketika meupun mempertahankan keberhasilan untuk waktu lama. Pimpinan usaha kecil menengah tidak hanya harus memproyeksikan daur hidup dari produk baru, tetapi mereka harus mengetahui bahwa pengenalan produk baru pada saat yang tepat sangat penting bagi keberhasilannya.
  1. Kurangnya pengertian kebutuhan teknis
Hal umum yang harus dihindari dari wirausahawan dalam memilih ventura baru adalah kekurangan pengertian kebutuhan teknis yang diperlukan untuk membuat produk berfungsi seperti yang diharapkan atau untuk menghasilkan produk itu sendiri. Pengembangan produk baru sering melibatkan pemanfaatan teknik baru. Tidak berhasilnya mengetahui kesulitan teknis yang harus diatasi oleh tindakan pengembangan produk akan menyebabkan tertundanya pendirian usaha baru.
Kesulitan umum dalam pengembangan produk baru adalah perkiraan yang terlalu pesimis mengenai dana untuk menyelesaikan produk. kadang-kadang perkiraan biaya kurang dari separuh yang diperlukan suatu proyek, sebuah perusahaan yang terlibat dalam pengembangan hak paten secara otomatis melipatgandakan anggaran yang diusulkan pada penilaian awalnya.
Secara ringkas Masykur Wiratmo (1996) mengatakan bahwa yang harus dilakukan wirausahawan dalam peluncuran usaha baru adalah sebagai berikut:
a.       Memperhatikan sikap objektifitas dan selalu mencari gagasan-gagasan bagi produk atau jasa baru.
b.      Sepenuhnya dekat dengan situasi segmen pasar yang ingin mereka masuki.
c.       Memahami persyaratan teknis dari produk atau proses.
d.      Menelusuri kebutuhan financial bagi pengembangan dan produksi barang atau proses secara mendetail.
e.       Mengetahui kendala hokum yang diterapkan pada produk atau jasa yang dimaksud.
f.       Menjamin bahwa produk atau jasa menawarkan keuntungan tertentu yang membedakan dari produk pesaing.
g.      Melindungi gagasan kreatif melalui hak cipta, hak paten, merek dagang, dan merek jasa.

0 komentar:

Post a Comment

COMMENT PLEASE.............