A. Pengertian Kewirausahaan
Peter F. Drucker
mengatakan bahwa kewirausahaan merupakan
kemampuan dalam menciptakan Sesuatu yang baru dan berbeda.
Pengertian ini
mengandung maksud bahwa seirang wirausahawan adalah orang yang memiliki
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, berbeda dari yang lain. Atau
mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya.
Sementara itu,
Zimmerer mengartikan kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreativitas
dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan ( usaha ).
Seorang wirausahawan harus memiliki kemampuan yang kreatif dan inovatif dalam menemukan dan menciptakan berbagai ide. Setiap pikiran dan langkah wirausahawan adalah bisnis. Bahkan , mimpi seorang pebisnis sudah merupakan ide untuk berkreasi dalam menemukan dan menciptakan bisnis-bisnis baru.
B. Kreativitas
Proses kreativitas
merupakan syarat utama munculnya kewirausahaan. Proses kreativitas merupakan
proses pembangkitan ide dimana individu maupun kelompok berproses menghasilkan
sesuatu yang baru dengan lebih efektif dan efisien pada suatu sistem. Manusia
merupakan pelaku yang menentukan proses berjalan dan yang menentukan solusi
permasalahan. Proses adalah aktivitas yang didesain untuk menentukan solusi. Proses
tidak selalu sama dan pendekatan pun ada kalanya berbeda.
Seseorang wirausaha
dikenal mempunyai kemampuan menggabungkan imajinasi dan pikiran kreatif dengan
kemampuan sistematis dan logikanya. Kombinasi ini menjadi bekal penting bagi
keberhasilan. Selain itu, wirausaha yang potensial selalu berupaya mencari
peluang-peluang unik guna memenuhi kebutuhan dan keinginan. Mereka membangun
kemampuan untuk dapat melihat, mengenali lalu mengembangkan peluang, ketika
orang lain menghadapinya sebagai suatu masalah. Ia selalu bertanya: ’bagaimana jika’………. Atau mengapa tidak……….
Setiap melihat suatu permasalahan.
Berfikir kreatif
seseorang calon atau wirausaha dapat digambarkan sebagai berikut.
- Akumulasi pengetahuan
Kesuksesan sebuah kreativitas
berhubungan dengan kemampuan pengamat dan informasi. Wirausaha mau dan mampu
belajar, melihat, membaca dan berbicara dengan rekan kerja, menghadiri
pertemuan professional, workshop dan pelatihan sesuai dengan minat calon atau
wirausaha. Koratko dan Hogetts, 2007 memberikan petunjuk praktis bagi calon atau
wirausaha guna meningkatkan kreativitas:
a. Membaca berbagai media sesuai
dengan usaha yang akan atau sudah dilakukan.
b. Bergabung dengan kelompok
profesional atau asosiasi kelompok usaha.
c. Memiliki kemauan untuk pertemuan profesional dan seminar.
d. Bertanya tentang segala hal
kepada semua orang tentang usaha bisnis yang dilakukan.
e. Scanning majalah, surat kabar
dan jurnal, artikel yang berhubungan dangan bisnis yang ditekuni.
f. Membangun perpustakaan sederhana untuk referensi dimasa yang akan mendatang yang bisa dibaca kembali ketika sebuah
permasalahan muncul.
g. Selalu mencari informasi yang
tepat yang berhubungan dengan bisnis
yang ditekuni.
- Inkubasi
Kreativitas munculi dengan melihat langsung proses kegiatan usaha yang sejenis atau yang berhubungan (related). Beberapa step yang dapat
dilakukan calon atau wirausaha guna untuk mempercepat inkubasi:
a. Secara rutin melihat
aktivitas dan melakukan proses secara bersama atau menggambar produk yang
dihasilkan.
b. Memecahkan persoalan yang
terjadi dalam aktivitas bisnis tersebut.
c. Bermain, seperti olahraga, puzzles
atau games.
d. Memikirkan proyek dan
permasalahan sebelum tidur.
e. Melakukan perenungan terhadap
permasalahan yang terjadi.
f. Kembali dan rileksasi
kepermasalahan dasar.
- Ide, gagasan
Pada tahap ini, ide atau solusi yang selama ini dicari-cari mulai
ditemukan. Terkadang ide muncul pada saat yang tidak ada hubungannya dengan
masalah yang ada. Ia bisa muncul tiba-tiba sekelebat: nah…..ini dia! Orang sering menyebutnya sebagai faktor eureka. Di sini ia harus dapat dengan
cepat dan tanggap menangkap dan memformulasiakan baik ide maupun pemecahan
masalah lanjutan dari ide tersebut. Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk
mempercepat ide dan gagasan:
a. Membayangkan dan memimpikan
bisnis yang ditekuni.
b. Praktikan dengan hobi.
c. Bekerja diluar maupun didalam
kantor.
d. Ambil masalah dan coba
pecahkan.
e. Baca media, surat kabar yang
berhubungan dengan permasalahan.
f. Ambil keputusan dan kerjakan.
Suatu gagsan muncul dari angan-angan. Gagasan-gagsan tersebut perlu dikembangkan
dan dimatangkan lebih lanjut ke dalam produk atau jasa akhir untuk ditawarkan.
Proses pematangan ini dapat dituangkan menjadi proses perencanaan dan
pengembangan produk baru yang terbagi menjadi tahap lima pokok, yaitu tahap
gagasn, tahap konsep, tahap pengambangan produk, tahap uji pemasaran, dan tahap
komersialisasi.
Dalam tahap gagasan, saran-saran bagi produk atau jasa baru diperoleh dan
disaring untuk menentukan saran-saran yang cukup baik untuk dievaluasi. Kriteria
penyaringan harus dibuat untuk mencerminkan kekuatan, kelemahan, dan sumber
daya wirausahawan.
- Implementasi dan Evaluasi
Proses implementasi dan evaluasi merupakan proses yang sulit dan
berhubungan pelaksanaan ide dan evaluasi terhadap ide yang di wujudkan dalam
dunia nyata. Sukses seorang wirausaha adalah ketika ide yang dilaksanakan dapat
berhasil sesuai dengan keinginan.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk proses implementasi dan
evaluasi.
a. Belajar sendiri tentang
proses perencanaan bisnis dan semua yang berhubungan dengan bisnis yang
ditekuni.
b. Tes ide dengan orang yang
memiliki pengetahuan sama.
c. Letakkan pilihan dengan
intuisi dan pengetahuan.
d. Pelajari proses penjualan.
e. Belajar dengan kebijakan
organisasi dan praktek bisnis.
f. Dengar saran dari rekan, pelanggan
dan kolega.
g. Muncuklan permasalahan lain
yang berhubungan dengan implementasi dan tantangan ide yang telah dilakukan.
C. Inovasi
Proses inovasi wirausaha dihasilkan dari keyakinan, pemahaman tujuan yang
jelas untuk menghasilkan kesempatan.
Ada 4 macam tipe inovasi yang membangkitkan, pertumbuhan kewirausahaan
dalam memulai kegiatan usaha, menghasilkan barang atau pun jasa bagi masarakat (Karatko
& Hodgetts, 2007):
- Invention
Menciptsksn
produk baru, jasa atau proses. Konsep tersebut memiliki kecenderungan
revolusioner.
- Extention
Ekspansi atau
perluasan produk, jasa atau proses yang berhubungan dengan eksistensi. Konsep
tersebut membuat aplikasi yang berbeda dengan
ide awal.
- Duplication
Proses
melakukan replikasi terhadap produk, jasa atau proses yang sudah ada. Dupilikasi
dilakukan terhadap produk dengan melakukan penambahan nilai dan manfaat produk
seperti: kemasan, assesoris, penambahan bentuk produk, vasilitas. Duplikasi
tidak hanya sekedar melakukan peniruan tetapi wirausaha harus menciptakan daya
saing yang lebih baik.
- Synthesis
Proses
sintesis merupakan proses melakukan kombinasi produk, jasa atau proses yang
sudah ada dengan memasukkan formulasi baru sehingga memiliki kemampuan daya saing yang lebih tinggi.
Beberapa kebiasaan
mental yang menhambat kreativitas dan inovasi tersebut di antaranya adalah.
- Pemikiran Lain : Sejalan dengan pesatnya perkembangan kehidupan seseorang sekarang banyak terpenuhi oleh hal-hal yang tidak pasti dan meragukan. Banyak orang yang menyerah dengan kenyataan-kenyataan yang dihadapi. Bagi orang yang kreatif lebih baik belajar menerima keadaan tersebut dalam hidupnya, bahkan mereka sering menemukan sesuatu yang berharga dalam kondisi tersebut.
- Mencari Selamat : Dalam menjalani kehidupanya, orang akan cenderung menghindari risiko seminimal mungkin. Tetapi seorang innovator akan senang menghadapi risiko.
- Stereotype : Dalam hal ini, sepertinya sudah ada ketentuan atau karakteristik tertentu untuk suatu hal. Karena keterbatasan ini, seseorang yang ingin melakukan suatu hal, karena asa stereotype ini, akan terlimitasi cara pandang dan persepsinya, terhadap kemungkinan lain yang sebenarnya dapat diraih.
- Pemikiran Kemungkinan / Propabilitas : Guna memperoleh keamanan, dalam membuat keputusan seseorang akan cenderung percaya kepada teori kemungkinan. Bila berlebihan maka hal ini hanya akan menghambat seseorang dalam kenyataan yang sebenarnya tengah dihadapinya.
Potensi kewirausahaan dapat digali atau membutuhkan penggalian inovasi
secara nyata. Beberapa langkah prinsip motivasi keinovasian guna mempercepat proses kewirausahaan:
- Orientasi pada tindakan (be oriented action)
- Membuat produk, proses atau jasa secara sederhana (make the product, process, or service simple)
- Membuat produk, proses atau jasa derdasarkan keinginan konsumen (make the product, prosess, or service customers-based)
- Memulai dari hal-hal yang kecil (star smail)
- Memiliki tujuan yang jelas, cita-cita tinggi (aim high)
- Mencoba, menguji dan memperbaiki (try, test, and revise)
- Belajar dari kegagalan (learn from failures)
- Memiliki sekedul kerja yang teratur (follow a milestone schedule)
- Menghargai aktivitas dan melakukan kegiatan dengan semangat tinggi (reward herbic activity)
- Bekerja,bekerja dan bekerja (work, work and work)
Wirausaha dalam memulai usaha bisnis menhasilkankan barang ataupun jasa bagi
masyarakat, secara umum dapat dilakukan dengan proses sistematis dan
terukur sebagai berikut:
1. Pengamatan lingkungan ekstren
dan intern guna menemukan kebutuhan. Evaluasi internal dalam perusahaan dapat berupa
evaluasi pada fungsi manajeman perusahaan, seperti: kemampuan keuangan,
kemempuan karyawan, tenaga pemasaran. Evaluasi eksternal dilakukan dengan
mengamati lingkungan umum, ekonomi, industri ataupun pesaing.
2. Produk riel dapat dimunculkan
(berbeda dan memiliki nilai tambah )
Ketika
wirausaha membayangkan produk yang akan dihasilkan, maka harus mulai diwujudkan.
Produk yang akan dihasilkan pada umunnya dimulai dengan membayangkan, digambarkan
dalam lembar kerja, dikomunikasikan dengan tenaga kerja, dibuat percontohan, prototipe,
diuji, diuji ulang sampai proses menghasilkan produk jadi sampai ketangan
konsumen.
3. Mengamati pasar sasaran
Pengamatan
terhadap pasar sasaran adalah pengamatan terhadap keinginan dan kebutuhan
konsumen dan cara wirausaha memberikan kepuasan kepada konsumen terhadap produk
yang akan dihasilkan perusahaan. Pengamatan pasar sasaran dapat dilakukan
dengan penelitian pasar, menyebar kuesioner, tanya jawab kepada calon konsumen
dengan membaca beberapa media baik cetak maupun elektronik.
4. Menjamin jumlah dan kualitas
produk
Untuk
mengurangi resiko kegagalan seorang wirausaha tentunya akan menginventarisasi
sumber-sumber ekonomi yang dimiliki yang akan digunakan untuk menghasilkan. Inventarisasi
tersebut akan berhubungan dengan jumlah dan kualitas produk yang nantinya akan
dihasilkan serta prediksi keuntungan.
- Menaksir biaya awal serata sumber pendanaan
Wirausaha
sebelum melakukan proses menghasilkan barang, melakukan perencanaan biaya yang
harus ditanggung serta sumber pendanaan yang akan digunakan. perusahaan dapat
melakukan forecasting biaya dengan membandingkan biaya pada produk lain tang sejenis, barang
yang di produksi periode yang lalu
ataupun dengan barang yang dihasilkan oleh perusajhaan lain. Sedangkan jika
dana nantinya akan terikat pada jangka pendek, sebaiknya mempergunakan sumber
pendanaan jangka pendek atau menengah. Sumber pendanaan atas biaya awal dapat
berasal dari: simpangan atau tabungan, dari hutang dagang, hutang wesel. Prediksi
biaya awal dapat dilakukan dengan membuat laporan keuangan proforma.
- Memperhitungkan resiko: pesaing teknik dan finansial
Resiko usaha
merupakan probabilitas keberhasilan usaha ataupun ketidak keberhasilan usaha. Resiko
pesaing merupakan resiko yang ditimbulkan oleh reaksi pesaing terhadap aktivitas
perusahaan. Pesaing adakalanya lebih dulu menghasilkan produk yang sama ataupun
substitusi dan hal tersebut tentunya akan berdampak terhadap kinerja wirausaha
perusahaan. Resiko teknik merupakan resiko yang timbul berhubungan dangan
proses menghasilkan barang di proses produksi. Resiko finansial merupakan
resiko yang berhubungn dengan ketidaklancaran proses pendanaan, proses
investasi maupun laba dan pembagian keuntungan terhadap aktivitas menghasilkan
produk.
Memulai usaha dengan membeli perusahaan
Pada dasarnya, setiap orang yang ingin memulai
suatu usaha mempunyai beberapa pilihan.Mungkin mereka memang harus memulai
dengan mendirikan suatu perusahan yang sama sekali baru, melakukan franchise dari perusahaan yang telah
berjalan, atau membeli perusahaan yang sedang berjalan. Diantara ketiga pilihan
itu tidak dapat dikatakan yang satu lebih baik dari yang lain.
Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.
Terdapat sejumlah kelebihan memulai wirausaha dengan membeli perusahaan yang
telah berjalan. Pertama, jika
perusahaan tersebut memiliki catatan kinerja yang baik di masa lalu maka
peluang cukup terbuka bagi pemilik yang baru. Kedua, proses persiapan dan perencanaannya lebih simpel sehingga
dapat menghemat waktu, tenaga, dan sumber daya lain, dan jangka waktu perolehan labanya lebih cepat. Ketiga, perusahaan yang sudah biasanya
telah meiliki pelanggan dan saluran distribusi, karena itu pemilik baru tinggal
memanfaatkan. Di samping itu, pada perusahaan yang sedang berjalan, mereka
telah rnemiliki hubungan dengan para pemasok maupun pelanggan, telah tersedia
karyawan serta peralatan yang diperlukan, sehingga usaha dapat segera dimulai.
Jika identifikasi tehadap peluang bisnis telah dilakukan dan alternatif bisnis apa yang berarti langkah wirausaha telah mulai pada langkah pertama dari lima langkah yang harus dikerjakan seseorang untuk memulai bisnis, yaitu: [1] memilih peluang bisnis dan jenis bidang usaha, [2] mendirikan atau membentuk badan usaha, [3] mampersiapkan kegiatan usaha, dan [4] merencanakan kegiatn usaha.
Langkah selanjutnya
adalah mulai melakukan
proses perencanaan kearah realisasi usaha.
Setelah melakukan langkah – langkah sebagaimana disebutkan diatas,
selanjutnya diarahkan pada
alternatif pilihan sarana
atau wadah apa yang paling
baik memulai berbisnis. Langkah memilih
bentuk badan usaha,
pada dasarnya lebih
banyak ditinjau dari
aspek legal yuridis
yang mengatur tingkah
laku badan usaha
dalam dunia bisnis.
Langkah selanjutnya
adaalah mempersiapkan kegiatan
usaha dengan berpegang
pada perencanaan yang sudah dipersiapkan sebagai
sarana melakukan langkah
dalam merumuskan alternatif
kegiatan untuk mencapai
sasaran usaha yang
ingin diraih.
E. Pengetahuan Dan Kapabilitas Wirausaha
Pengetahun dan kapabilitas berusaha bagi wirausaha dapat diperoleh dari: pengalaman, mengamati kehidupan
wirausaha, belajar dengan wirausaha yang berhasil.
Beberapa pengetahuan dan kapabilitas yang sangat diperlukan wirausaha agar
unggul sebagai berikut:
1.
Knowing your business
Wirausaha
dalam melakukan kegiatan usaha harus mengetahui dengan jelas apa bisnis yang
dilakukan sekarang dan prospek di masa depan.
2.
Knowing the basic business management
Wirausaha
yang unggul membutuhkan pengetahuan manajemen, seperti:
Bagaimana
melakukan perencanaan pengorganisasian,
pengarahan, staffing, pengorganisasian, evaluasi dan serta pengendalian.
3.
Having the proper attitude
Pada masa
kini dan masa depan wirausaha harus mau dan mampu berperilaku etis dan memiliki
rasa tanggung jawab sosial guna kelangsungan hidup usaha dan masa depan.
4.
Having adequate capital
Wirausaha adalah
manajer dalam arti memiliki kemampuan dalam melakukan usaha. Kemampuan
mengelola keuangan dan kemampuan mendatangkan modal merupakan hal yang sangat
penting guna kelangsungan hidup usaha.
5.
Managing finances effectively
Wirausaha
yang unggul ketika mampu mengelola keuangan dengan efektif. Wirausaha mampu
mencari sumber pendanaan yang paling murah, mampu melakukan infestasi terhadap
dana yang tersedia, mampu membuat penganggaran, serta mampu memanfaatkan
keuntungan usaha dengan tepat.
6.
Managing time efficiently
Waktu adalah
uang, wirausaha mampu mengelola waktu dengan baik, kemampuan membiat time
schedule merupakan hal yang sangat dibutuhkan untuk menjaga hubungan baik
dengan kolega.
7.
Managing people
Landasan
bisnis adalah kemampuan karyawan yang terlatih baik dan termotivasi. Perhatian
terhadap penempatan kerja, penggajian, bonus, promosi, kesejahteraan karyawan
dan keluarga sangat dibutuhkan untuk menjaga rendahnya perputaran karyawan.
8.
Staisfying customer by providing
high quality produck
Aktivitas
perusahaan harus mampu menghasilkan produk dengan kualitas tinggi. Wirausahawan
yang unggul mengajarkan bahwa barang dan jasa yang berkualitas tinggi sangat
penting dalam mempertahankan persaingan.
9. Knowing how to compete
Persaingan
yang sehat, mampu menjaga kemitraan sangat dibituhkan bagi lelangsungan bisnis
masa depan. Wirausaha harus mengetahui siapa pesaingnya, memiliki kemauan dan
kemampuan untuk bagaimana berkompetisi dengan lebih baik, berdasarka norma
etika dan tanggungjawab social.
10. Copying with regulation and paper work
Aturan yang
jelas dan formal sangat dibutuhkan bagi pertanggungjawaban kegiatan dan
kelangsungan hidup bisnis. Aturan-aturan pekerjaan, aturan krtenagakerjaan
skedul kerja, jalur atau nama pekerjaan harus jelas dan konsisten.
Selain pengetahuan dan kapabilitas umum tersebut, wirausaha yang unggul
membutuhkan ketrampilan dasar menejemen (basic management skill) guna mencapai
kompetensi yang unggul, kompetensi yang unggul yang dibutuhkan wirausaha adalah
sebagai berikut:
- Human relation competence
Kompetensi wirausaha
yang berhubungan dengan kemampuan menjaga, membangun, mengembangkan hubungan
baik dengan orang serta pihak yang berkepentingan dengan aktivitas perusahaan,
seperti dengan rekan kerja karyawan, penyalur barang, pemasok bahan, investor, kreditur masyarakat.
- Technical competence
Kompetensi
wirausaha yang berhubungan dengan tehnik, cara bahan serta tenaga kerja yang
menghasilkan barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.
- Marketing competence
Kompetensi
wirausahawan yang berkaitan dengan kemampuan wirausaha dibidang pemasaran
produk. Kemampuan ini mencakup keahlian melakukan riset pasar, memilih strategi
pemasaran, mengkombinasikan bauran pemasaran yang menguntungkan.
- Financial competence
Kompetensi
wirausahawan yang mengelola keuangan, terutama mencari sumber padana yang
paling murah, menggunakan dan menginvestasikan dana yang menguntungkan, membuat
anggaran dengan tepat dan membagi laba atas keuntungan usaha dengan memuaskan
semua pihak yang berkepentingan.
- Donceptual competence
Kompetensi
yang memiliki wirausahawan yang berhubungan dengan kemampuan untuk membuat
konsep kegiatan, event, produk yang baik. Konsep tersebut apabila dijalankan
dapat berhasil.
- Decision making competence
Kompetensi
yang memiliki wirausahawan yang berkaitan dengan kemampuan untuk mengambil
keputusan dengan tepat. Wirausaha selalu berhubungan dengan aktivitas yang berisiko,
ketidakpastian lingkungan, maka dibituhkan keahlian dalam pengambilan keputusan
yang tepat, terukur dan menguntungkan.
- Time management competence
Kompetensi
yang memiliki wirausaha yang berhubungan dengan kemampuann mengatur waktu
dengan efisien.
- Kurangnya objektifitas
Kesalahan yang sering tampak dari seorang wirausahawan baru adalah
kurangnya objektifitas. orang-orang yang berlatih secara teknis sering hanya
melihat pada gagasan mengenai produk atau jasa baru mereka sendiri tanpa
menyadari perlunya perencanaan atau proyeksi dalam kerja professional mereka,
misalnya riset kelayakan pemasaran dan sudut pandang bisnis.
- Kurangnya kedekatan dengan pasar
Seperti telah kita ketahui, Banyak para pemula usaha tidak menghargai arti
penting kedekatan pemasaran dalam meletakkan dasar bagi ventura baru mereka.
Mereka menunjukkan wawasan manajerial yang sempit. Karena mereka terkena wabah
ini, maka para manajer cenderung menganggap perusahaan mereka hanya terlibat
dengan produksi suatu produk dan bukunya sebagai aktivitas untuk memenuhi
keinginan konsumen. Akibatnya mereka tidak mengetahui pasar dan tidak memiliki
dasar untuk menilai poenerimaan potensial bagi produk dan jasa yang mereka
tawarkan di pasar.
Mereka juga tidak mengerti jalur hidup yang harus dipertimbangkan untuk
memperkenalakan produk atau jasa baru. Tidak ada produk yang mendatangkan laba
dengan seketika meupun mempertahankan keberhasilan untuk waktu lama. Pimpinan
usaha kecil menengah tidak hanya harus memproyeksikan daur hidup dari produk
baru, tetapi mereka harus mengetahui bahwa pengenalan produk baru pada saat
yang tepat sangat penting bagi keberhasilannya.
- Kurangnya pengertian kebutuhan teknis
Hal umum yang harus dihindari dari wirausahawan dalam memilih ventura baru
adalah kekurangan pengertian kebutuhan teknis yang diperlukan untuk membuat
produk berfungsi seperti yang diharapkan atau untuk menghasilkan produk itu
sendiri. Pengembangan produk baru sering melibatkan pemanfaatan teknik baru.
Tidak berhasilnya mengetahui kesulitan teknis yang harus diatasi oleh tindakan
pengembangan produk akan menyebabkan tertundanya pendirian usaha baru.
Kesulitan umum dalam pengembangan produk baru adalah perkiraan yang terlalu
pesimis mengenai dana untuk menyelesaikan produk. kadang-kadang perkiraan biaya
kurang dari separuh yang diperlukan suatu proyek, sebuah perusahaan yang
terlibat dalam pengembangan hak paten secara otomatis melipatgandakan anggaran
yang diusulkan pada penilaian awalnya.
Secara ringkas Masykur Wiratmo (1996) mengatakan bahwa yang harus dilakukan
wirausahawan dalam peluncuran usaha baru adalah sebagai berikut:
a. Memperhatikan sikap
objektifitas dan selalu mencari gagasan-gagasan bagi produk atau jasa baru.
b. Sepenuhnya dekat dengan
situasi segmen pasar yang ingin mereka masuki.
c. Memahami persyaratan teknis
dari produk atau proses.
d. Menelusuri kebutuhan
financial bagi pengembangan dan produksi barang atau proses secara mendetail.
e. Mengetahui kendala hokum yang
diterapkan pada produk atau jasa yang dimaksud.
f. Menjamin bahwa produk atau
jasa menawarkan keuntungan tertentu yang membedakan dari produk pesaing.
g. Melindungi gagasan kreatif
melalui hak cipta, hak paten, merek dagang, dan merek jasa.
0 komentar:
Post a Comment
COMMENT PLEASE.............