Jika dilihat dari sisi maknanya, hubungan sekolah dan
masyarakat memiliki pengertian yang sangat luas sehingga masing – masing ahli
memilki persepsi yang berbeda – beda, hal ini tentu disebabkan oleh sudut
pandang yang berbeda – beda, seperti diungkapkan bahwa “hubungan masyarakat
dengan sekolah merupakan komunikasi dua arah antara organisasi dengan publik
secara timbal balik baik dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan manajemen
dengan meningkatkan pembinaan kerjasama serta pemenuhan kepentingan bersama” (international public relation association).
Secara lebih umum dikatakan bahwa hubungan sekolah dan masyarakat diartikan sebagai suatu proses komunikasi dengan tujuan meningkatkan pengertian warga masyarakat tentang kebutuhan dan praktek pendidikan serta berupaya dalam memperbaiki sekolah.
Memaknai pengertian komunikasi, secara spesifik dikemukakan
oleh Emerson Reck bahwa:
Public
relation is the continued process of keying policies, service and action to the
best interest of those individual and group whose confidence and goodwill and
individual or institution covest, and secondly, it is the interpretation of
these policies, services and action toassure complete understanding and
appreciation.
Public relation dimaknai sebagai sebuah proses penetapan
kebijakan, pelayanan serta tindakan – tindakan nyata berupa kegiatan yang
melibatkan orang banyak agar orang – orang yang terlibat dalam kegiatan
tersebut memiliki kepercayaan terhadap lembaga yang menyelenggarakan kegiatan
tersebut.
Hal serupa dikemukakan oleh Rex Harlow bahwa: Public
relation merupakan suatu fungsi dari manajemen yang khas dan mendukung
pembinaan, pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya
terutama menyangkut aktivitas komunikasi, pengertian, penerimaan dan kerjasama,
melibatkan manajemen dalam melibatkan persoalan permasalahan, membantu
manajemen menanggapi opini public, mendukung manajemen dalam mengikuti dan
memanfaatkan perubahan secara efektif, bertindak sebagai sistem peringatan dini
dalam mengantisipasi kecenderungan mempergunakan penelitian serta teknik
komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama.
Ada hal yang menarik bahwa komunikasi hendaknya dilakukan
melalui pengkajian penelitian dan pengembangan hal ini perlu disadari terutama
oleh manajemen sekolah bahwa penelitian dan pengembangan adalah sesuatu yang
mutlak dilaksanakan oleh lembaga sebab atas dasar inilah maka akan muncul
kebutuhan-kebutuhan mendesak yang dirasakan oleh masyarakat dan perlu segera
ditanggapi.
Hal senada dikemukakan pula oleh leslie dalam (The School And Community Relations)
bahwa:
School public relations is a process
of comunication between the school and community for purpose of increasing
citizen understanding of educational needs and practices and encouraging antelligent
citizen interest and cooperation in the work of improving the school.
Pengertian diatas hampir memiliki kesamaan dengan apa yang
diungkapkan oleh Mamusung bahwa sekolah sebagai lembaga sosial yang
diselengarakan dan dimiliki oleh masyarakat seharusnya mampu memenuhi kebutuhan
masyarakatnya dan sekolah memiliki kewajiban secara legal dan formal untuk
memberikan penerangan kepada masyarakat tentang tujuan-tujuan, program-progam,
kebutuhan serta keadaannya, dan sebaliknya sekolah harus mengetahui dengan
jelas apa kebutuhan, harapan dan tuntutan masyarakatnya.
Adapun peran serta fungsi sekolah dalam mengembangkan
hubungannya dengan masyarakat antara lain bertujuan dalam merumuskan saluran –
saluran komunikasi yang dapat dipergunakan baik oleh sekolah maupun oleh
masyarakat yang notabene selama ini diabaikan dan hal inilah yang menyebabkan
komunikasi sekolah dan masyarakat selama ini kurang harmonis.
Disadari atau tidak, sekolah sebagai lembaga yang bergerak
dalam bidang sosial dan hal ini harus mampu berperan sebagai agent of change, selecting agency, class
leveling agency, assimilating agency, dan agent of preservation. Sebagai agent of change tentu lembaga pendidikan
hendaknya lebih mengedepankan peran dan fungsinya sebagai pembaharu bagi
masyarakat peserta didik dan masyarakat umum terutama dalam menggali potensi
yang mengarah pada paradigma dan perubahan berpikir dan berperilaku yang sesuai
dengan standar norma yang berlaku.
Sedangkan sebagai selecting
agency lembaga hendaknya mau dan mampu memilih potensi masyarakat yang
beragam, tentu hal ini membutuhkan keterampilan – keterampilan khusus, terutama
dari pengelola pendidikan sehingga pada gilirannya potensi masyarakat dalam hal
ini peserta didik mampung berkembang secara optimal
Adapun peran dan fungsi lembaga pendidikan sebagai class levelling agency hendaknya lembaga
pendidikan mampu menjadi perantara sebagai peningkat taraf sosial bagi
masyarakat peserta didik itu sendiri, sehingga kecenderungan peserta didik
untuk berperilaku yang menyimpang terhadap peran dan fungsi lembaga sebagai assimilating agency dapat terhindarkan
sedini mungkin.
Jika
prinsi – prinsip diatas dapat dilaksanakan, maka pada gilirannya tuntutan
lembaga pendidikan sebagai agent of
preservation akan terlaksana dengan baik dan jika hal ini terjadi, maka
pemeliharaan serta penerusan sifat – sifat budaya bangsa Indonesia sebagai
bangsa yang luhur akan terpelihara dan dapat diteruskan.
B.
Pentingnya Sekolah Mengadakan Hubungan Dengan Masyarakat[2]
Pendidikan dengan proses belajar mengajarnya tidak hanya
terbatas di sekolah saja. Akan tetapi disambung dengan pelajaran-pelajaran baru
dari pengalaman hidupnya di masyarakat.
Belajar
bagi setiap siswa yang berlangsung secara kontinu di sekolah dan di masyarakat.
Apa yang diperoleh dibangku sekolah, tetap dikenang, diingat, dan
diintegrasikan selama tinggal dan bergaul di masyarakat. Oleh karena itu,
masyarakat perlu tahu secara garis besar tentang pendidikan di sekolah agar
mereka dapat mengantisipasi aktivitas-aktivitas putra-putrinya, bisa menyiapkan
sumber-sumber belajar yang diperlukan dan bisa melayani kebutuhan
putra-putrinya.
Menurut
Sydney Hook, pentingnya hubungan dengan masyarakat yaitu sekolah bisa mawas
diri karena masyarakat tahu tentang sekolah dan prestasinya, masyarakat ikut
berpartisipasi mewujudkan cita-cita sekolah sesuai dengan kebutuhannya dan
sekolah lebih mudah dapat bantuan dan dana masyarakat serta dukungan dalam
mewujudkan cita-cita pemerintah.
Selain
itu, sekolah menyiapkan para siswa agar bebas dari kegelapan dalam
menangani masalah-masalah hidup dan kemasyarakatan serta dapat mencari nafkah
secara layak, sementara itu masyarakat menyiapkan pekerjaan-pekerjaan atau
jabatan-jabatan bagi mereka dan menyambut produk sekolah untuk pembangunan
masyarakat itu sendiri. Agar hubungan sekolah dengan masyarakat berjalan
baik sudah tentu sekolah perlu memberikan informasi secara kontinu tentang
aktivitas-aktivitas kepada masyarakat pendukungnya.
Informasi
yang diberikan sekolah kepada masyarakat harus dilengkapi dengan pengalaman
bagi warga masyarakat, agar tumbuh citra yang positif terhadap sekolah.
Suatu citra yang menimbulkan sikap positif yang akan menjelma menjadi
dukungan terhadap pembangunan pendidikan di sekolah.
Citra
dan sikap positif terhadap sekolah di atas diperkuat dengan kenyataan bahwa
orang tua / masyarakat pada umumnya tidak mampu membina putra-putrinya agar
berkembang dengan relatif sempurna tanpa bantuan sekolah. Masyarakat memandang
sekolah sebagai cara yang menyakinkan dalam membina perkembangan para siswa,
karena itu masyarakat berpartisipasi dan setia kepadanya (sekolah)
Respon
positif dari masyarakat ini perlu ditanggapi secara sungguh-sungguh oleh
sekolah. Disamping pedoman yang diberikan oleh pemerintah pusat, sekolah harus membuka
diri terhadap ide-ide dari masyarakat, membahasnya, dan berusaha untuk dapat
melaksanakannya.
Agar
kontak hubungan dengan masyarakat terjamin baik dan berlangsung secara kontinu,
maka diperlukan peningkatan profesi anggota staf sekolah dari guru-guru.
Disamping mampu melakukan tugasnya masing-masing disekolah, mereka juga
diharapkan mampu melakukan tugas-tugas hubungan dengan masyarakat. Mereka bisa
mengetahui aktivitas-aktivitas masyarakatnya, paham akan adat istiadatnya,
mengerti aspirasinya, mampu membawa diri ditengah-tengah masyarakat, bisa
berkomunikasi dengan masyarakat, dan bisa mewujudkan cita-cita mereka itulah
sebabnya mengapa kompetensi dan perilaku guru juga diharapkan cocok dengan
struktur sosial masyarakat tempat ia bekerja.
Kemampuan
guru membawa diri baik pada waktu berada di tengah-tengah masyarakat
maupun ketika melakukan pertemuan dengan anggota masyarakat bisa mempengaruhi
penilaian masyarakat terhadap guru-guru bila para guru bisa membawa diri dan
bersikap sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat, responsif dan
komunikatif terhadap warga masyarakat, toleran dalam menghargai pendapat
mereka, dan menunjukkan kemampuan yang diinginkan oleh masyarakat dalam
mendidik putra-putri mereka.
Program
hubungan sekolah dengan masyarakat yang membuahkan aktivitas-aktivitas bersama,
komunikasi yang kontinu, dan proses saling memberi dan saling menerima membuat
introspeksi sekolah menjadi giat dan kontinu pula serta membuat sekolah lebih
mawas diri dengan adanya sentuhan / peningkatan dari luar.
Dampak
lain yang sangat penting adalah dukungan moral dari masyarakat terhadap
usaha-usaha pembangunan pendidikan disekolah. Dukungan ini sangat besar
pengaruhnya terhadap keberhasilan pembangunan tersebut. Membangun pendidikan di
sekolah dengan mengisolasi diri dari masyarakat cukup sulit, sebab seperti
diuraikan diatas sekolah merupakan bagian dari masyarakat. Membangun salah satu
bagian dari masyarakat haruslah mendapat dukungan dari seluruh lapisan
masyarakat.
Tujuan
Hubungan Masyarakat
Ditinjau
dari kepentingan sekolah, humas bertujuan untuk :
1.
Meningkatkan
mutu pendidikan disekolah yang bersangkutan
2.
Memperlancar
proses belajar mengajar
3.
Memperoleh
dukungan dan bantuan dari masyarakat yang diperlukan dalam pengembangan dan
pelaksanaan program sekolah.
Ditinjau
dari kepentingan masyarakat, bertujuan untuk
1.
Memajukan
dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama dalam bidang mental
spiritual
4.
Memperoleh
bantuan sekolah dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat
5.
Menjamin
relevansi program sekolah dengan kebutuhan masyarakat
6.
Memperoleh
kembali anggota-anggota masyarakat yang makin meningkat kemampuannya.
1. Hubungan edukatif, ialah hubungan
kerja sama dalam hal mendidik murid, antara guru di sekolah dan orang tua di
dalam keluarga. Adanya hubungan ini dimaksudkan agar tidak terjadi perbedaan
prinsip atau bahkan pertentangan yang dapat mengakibatkan keragu-raguan
pendirian dan sikap pada diri anak.
2. Hubungan kultural, yaitu usaha kerja
sama antara sekolah dan masyarakat yang memungkinkan adanya saling membina dan
mengembangkan kebudayaan masyarakat tempat sekolah itu berada. Untuk itu
diperlukan hubungan kerja sama antara kehidupan di sekolah dan kehidupan dalam
masyarakat. Kegiatan kurikulum sekolah disesuaikan dengan kebutuhan dan
tuntutan perkembangan masyarakat. Demikian pula tentang pemilihan bahan
pengajaran dan metode-metode pengajarannya.
3. Hubungan institusional, yaitu
hubungan kerja sama antara sekolah dengan lembaga-lembaga atau instansi resmi
lain, baik swasta maupun pemerintah, seperti hubungan kerja sama antara sekolah
satu dengan sekolah-sekolah lainnya, kepala pemerintah setempat, ataupun
perusahaan-perusahaan Negara, yang berkaitan dengan perbaikan dan perkembangan
pendidikan pada umumnya.
H.
TEKNIK-TEKNIK HUBUNGAN SEKOLAH
DENGAN MASYARAKAT (ORANG TUA MURID)
Ada sejumlah teknik yang kiranya dapat diterapkan lembaga
pendidikan, teknik-teknik tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu
teknik tertulis, teknik lisan, dan teknik peragaan, teknik elektronik.
a)
Teknik Tertulis. Hubungan antara
sekolah dan masyarakat dapat dilakukan secara tertulis, cara tertulis yang
dapat digunakan meliputi:
-
Buku kecil pada permulaan tahun
ajaran. Buku
kecil pada permulaan tahun ajaran baru ini isinya dijelaskan tentang tata
tertib, syarat-syarat masuk, hari-hari libur, hari-hari efektif. Kemudian buku
kecil ini dibagikan kepada orang tua murid, hal ini biasanya dilaksanakan di
taman kanak-kanak (TK).
-
Pamflet. Pamflet merupakan selebaran yang
biasanya berisi tentang sejarah lembaga pendidikan tersebut, staf pengajar,
fasilitas yang tersedia, dan kegiatan belajar. Pamphlet ini selain di bagikan
ke wali murid juga bias di sebarkan ke masyarakat umum, selain untuk
menumbuhkan pengertian masyarakat juga sekaligus untuk promosi lembaga.
-
Berita kegiatan murid. Berita ini dapat dibuat sederhana
mungkin pada selebaran kertas yang berisi informasi singkat tentang
kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah atu pesantren. Dengan membacanya
orang tua murid mengetahui apa yang terjadi di lembaga pendidikan tersebut,
khususnya kegiatan yang dilakukan murid.
-
Catatan berita gembira. Teknik ini sebenarnya mirip dengan
berita kegiatan murid, keduanya sama-sama ditulis dan disebarkan ke orang tua.
Hanya saja catatan berita gembira ini berisi tentang keberhasilan seoran murid.
Berita tersebut ditulis di selebaran kertas dan disampaikan kepada wali murid
atau bahkan disebarkan ke masyarakat.
-
Buku kecil tentang cara membimbing
anak. Dalam
rangka menciptakan hubungan yang harmonis dengan orang tua, kepala sekolah atau
guru dapat membuat sebuah buku kecil yang sederhana yang berisi tentang cara
membimbing anak yang efektif, kemudian buku tersebut diberikan kepada orang tua
murid.
b)
Teknik Lisan. Hubungan sekolah
dengan masyarakat dapat juga lisan, yaitu:
-
Kunjungan rumah. Dalam rangka mengadakan hubungan
dengan masyarakat, pihak sekolah dapat mengadakan kunjungan ke rumah wali
murid, warga atupun tokoh masyarakat. Melalui kunjungan rumah ini guru akan
mengetahui masalah anak dirumahnya. Apabila setiap anak diketahui problemnya
secara totalitas, maka program pendidikan akan lebih mudah direncanakan untuk
disesuaikan dengan minatnya. Hal ini akan memperlancar mancapai tujuan program
pendidikan sekolah tersebut.
-
Panggilan orang tua. Selain mengadakan kunjungan ke
rumah, pihak sekolah sesekali juga memanggil orang tua murid datang ke sekolah.
Setelah dating, mereka diberi penjelasan tentang perkembangan pendidikan di
lembaga tersebut. Mereka juga perlu diberi penjelasan khusus tentang
perkembangan pendidikan anaknya.
-
Pertemuan. Dengan teknik ini berarti sekolah
mengundang masyarakat dalam acara pertemuan khusus untuk membicarakan masalah
atau hambatan yang dihadapi sekolah. Pertemuan ini sebaiknya diadakan pada
waktu tertentu yang dapat dihadiri oleh semua pihak yang diundang. Sebelum
pertemuan dimulai acaranya disusun terlebih dahulu. Oleh karena itu, dalam
setiap akan mengadakan pertemuan sebaiknya dibentuk panitia penyelenggara.
c)
Teknik Peragaan. Hubungan sekolah
dengan masyarakat dapat dilakukan dengan cara mengundang masyarakat melihat
peragaan yang diselenggarakan sekolah. Peragaan yang diselenggarakan bias
berupa pameran keberhasilan murid. Misalkan di TK menampilkan anak-anak bernyanyi,
membaca puisi, atau biasanya di pesantren ketika mengadakan pengajian
ditampilkan santri-santri yang hafal nadhom alfiyah. Pada kesempatan itu kepala
sekolah atau guru atau juga pengasuh kalau di pondok pesantren dapat
menyampaikan program-program peningkatan mutu pendidikan dan juga masalah atau
hambatan yang dihadapi dalam merealisasikan program-program itu.
d)
Teknik Elektronik. Seiring dengan
perkembangan teknologi elektronik maka dalam mengakrabkan sekolah dengan orang
tua murid dan masyarakat pihak sekolah dapat menggunakan sarana elektronik,
misalkan dengan telpon, televisi, ataupun radio, sekaligus sebagai sarana untuk
promosi pendidikan.
Ada beberapa teknik dalam berhubungan dengan masyarakat
dalam lembaga pendidikan antara lain :
1.
Laporan pada orang tua.
Teknik
ini maksudnya adalah pihak sekolah memberikan laporan pada orang tua murid
tentang kemajuan-kemajuan, prestasi dan kelemahan anak didik pada orangtuanya.
Dengan teknik ini orangtua akan memperoleh penilaian terhadap hasil pekerjaan
anaknya, juga terhadap pekerjaan guru-guru di sekolah.
2.
Majalah sekolah.
Majalah
sekolah ini diushakan oleh orang tua dan guru-guru di sekolah yang diterbitksan
setiap bulan sekali. Majalah ini dipimpin oleh, orang tua dan murid-murid bahkan
alumni termasuk pula dewan redaksi. Isi majalah ini menjelaskan tentang
kegiatan-kegiatan sekolah, karangan guru-guru, orangtua dan murid-murid,
pengumuman-pengumuman dan sebgainya.
3.
Surat kabar sekolah.
Kalau
sekolah itu mampu dapat menerbitka surat kabar sekolah, maka ini berarti bahwa
sekolah dapat memberikan informasi yang lebih luas kepada orang tua atau
masyarakat daerah sekitarnya.
4.
Pameran sekolah.
Suatu
tehnik yang efektif untuk memberi informasi tentang hasil kegiatan dan keadaan
sekolah pada masyarakat, ialah penyelenggaraan pameran sekolah. Ada
bermacam-macam cara untuk mengadakan pameran sekolah itu. Sekolah mengadakan
pameran dengan membuata atau mengatur hasil pekerjaan murid-murid itu di luar
sekolah atau di sekolah. Pameran sekolah akan menjadi lebih efektif lagi, kalau
kegiatan-kegiatan itu disiarkan melalui siaran-siaran pers dan radio di tempat
itu sehingga dapat menarik banyak orang dalam masyarakat.
5.
“Open house”
“Open
house” adalah tehnik untuk mempersilahkan masyarakat yang berminat untuk
meninjau sekolah serta mengobservasi kegiatan-kegiatan dan hasil-hasil
pekerjaan murid di sekolah, yang diadakan pada waktu-waktu tertentu, misalnya
sekali setahun pada penutupan tahun pengajaran. Ada tiga langkah dalam pelaksanaan
“open house” ini:
a.
Pengunjung dibawa ke dalam kelas
atau auditorium sekolah untuk diberi penjelasan tentang open house itu.
b.
Pengunjung diantar ke tempat-tempat
yang telah disediakan akan hal-hal yang perlu dilihat.
c.
Pengunjung diajak kembali ke kelas
atau auditorium untuk berdiskusi dan menilai open house.
6.
Kunjungan ke sekolah.oleh orang tua
murid yang dilakukan pada pelajaran di berikan.
Kepada orang tua itu diberi kesempatan untuk melihat anak-anak mereka yang belajar di dalam kelas, juga untuk melihat kegiatan-kegiatan di laboratorium, perlengkapan-perlengkapan, gambar-gambar dan sebagainya, sehingga mereke memperoleh gambaran yang jelas tentang kehidupan di sekolah itu. Setelah selesai melihat-lihat, orang tua diajak berdiskusi dan mengadakan penilaian.
Kepada orang tua itu diberi kesempatan untuk melihat anak-anak mereka yang belajar di dalam kelas, juga untuk melihat kegiatan-kegiatan di laboratorium, perlengkapan-perlengkapan, gambar-gambar dan sebagainya, sehingga mereke memperoleh gambaran yang jelas tentang kehidupan di sekolah itu. Setelah selesai melihat-lihat, orang tua diajak berdiskusi dan mengadakan penilaian.
7.
Kunjungan ke rumah murid.
Kunjungan
ke rumah orangtua murid ini merupakan teknik yang sangat efektif dalam
mengadakan hubungan dengan orang tua di rumah agar supaya dapat mengetahui
latar belakang hidup anak-anak. Banyak masalah yang dapat dipecahkan dengan
teknik ini antara lain, masalah kesehatan murid, ketidak hadiran murid,
pekerjaan rumah, masalah kurangnya pengertian orang tua tentang sekolah dan
sebagainya.
8.
Melalui penjelasan yang di berikan
oleh personel sekolah.
Kepala
sekolah hendaknya berusaha agar, semua personil sekolah mempunyai pengertian
yang jelas tentang kebijakan sekolah, organisasi sekolah dan semua kegiatan
pendidikan dan pengajaran serta usaha-usaha lainnya. Pada mereka harus ditanamkan
sikap loyalitasnya, rasa kekeluargaan.
9.
Gambaran sekolah melalui
murid-murid.
Informasi
tentang keadaan sekolah dengan perantaraan murid-murid itu diberikan melalui
perencanaan sesuatu kegiatan yang wajar, antara lain kalau sekolah itu terdapat
di kota besar, maka gambaran itu
diberikan melalui program siaran pemancar radio untuk menyiarkan sesuatu
percakapan antara murid-murid atau antara murid dan guru, misalnya tentang cara
makan dan makanan sehat.
10.
Laporan tahunan
Laporan
tahunan ini dibuat oleh kepala sekolah dan laporan ini diberikan kepada aparat
pendidikan yang lebih atas. Laporan ini berisi masalah kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh sekolah termasuk kurikulum, personalia, anggaran, biaya dan
sebagainya. Selanjutnya aparat tersebut memberikan laporan pada masyarakat.
11.
Organisasi perkumpulan alumni
sekolah.
Organisasi perkumpulan alumni sekolah adalah suatu alat yang
sangat baik untuk dimanfaatkan dalam memelihara serta meningkatkan hubungan
antara sekolah dan masyarakat. Murid-murid yang sudah tamat sekolah biasanya
mempunyai kenangan–kenangan
dari sekolahnya dan mereka merasa berkewajiban moral untuk membantu sekolahnya baik berupa materiil maupun
secara moril.
12.
Melalui kegiatan ekstra kurikuler.
Apabila
ada beberapa kegiatan ekstra kurikuler yang sudah dianggap matang untuk
dipertunjukkan kepada orang tua murid dan masyarakat, seperti sepak bola, drama
dan lain-lain, maka sangat tepat sekali kegiatan itu ditampilkan ke dalam
masyarakat. Karena itu program ekstra kurikuler hendaknya di rencanakan dan
diatur, agar dapat dimanfaatkan dalam kegiatan hubungan sekolah dengan
masyarakat.
13.
Pendekatan secara akrab
Menurut Made Pidarta, teknik atau cara bekerja sama dengan masyarakat antara lain
dapat dilakukan dengan cara berikut:
1.
Memakai surat kabar baik lokal
maupun pusat.
2.
Dengan buletin terbitan sekolah atau
kantor pendidikan
3.
Melalui radio dan televisi.
4.
Melalui pameran pendidikan.
5.
Lewat pertunjukan-pertunjukan
sekolah.
6.
Dengan mengadakan bazar
7.
Melalui karya wisata.
8.
Dengan pengajaran unit di
Masyarakat.
9.
Dengan praktek di masyarakat.
10.
Dengan memanfaatkan narasumber.
11.
Dengan memanfaatkan fasilitas
belajar yang ada di masyarakat.
12.
Dengan mengadakan bisnis bersama.
13.
Mengadakan kegiatan sosial bersama.
14.
Memelopori pembangunan di masyarakat.
15.
Melalui rapat atau musyawarah.
C.
Peranan
Media Komunikasi Dalam Hubungan Sekolah dengan Masyarakat[4]
Ada beberapa media yang
dapat digunakan:
a.
Media Langsung
Yang tergolong ke dalam media langsung
ini adalah:
1. Rapat-rapat
formal yang diselenggarakan sekolah dengan mengundang orang tua siswa dan tokoh-tokoh masyarakat. Dalam rapat ini
disampaikan program sekolah dalam upaya peningkatan kegiatan dan mutu
pendidikan.
2. Pekan
pendidikan.
Pada saat ini sekolah menyajikan
prestasi dan kreasi para siswa sebagai sarana promosi sekolah.
3. Hari
ulang tahun sekolah.
Pada peringatan HUT ini, hubungan
kerjasama antara sekolah dengan orang tua, alumni dan masyarakat juga dapat
digalang melalui acara yang melibatkan semua pihak.
4. Karyawisata,
widyawisata gerak jalan atau sepeda santai bersama dan lain-lain.
5. Kunjungan
rumah (home visit) untuk mengetahui lebih jauh tentang situasi
rumah anak didik tertentu. Dengan demikian diharapkan bukan hanya guru sebagai
orang tua kedua di sekolah tetapi juga orang tua sebagai guru kedua di rumah.
b.
Media Tidak langsung
Yang dimaksud media tidak langsung di
sini adalah:
Media tanpa tatap muka.
Sekolah mengadakan hubungan dengan
masyarakat melalui:
1. Media
cetak berupa: bulletin atau majalah sekolah, koran, brosur, leaflet, atau
booklet.
2. Media
elektronika: telepon, siaran radio dan televisi, video kaset, slide, dan
komputer.
Dalam membuat media publisitas tersebut, ada
beberapa asas publisitas yang seharusnya diperhatikan, yaitu:
1. Materi obyektif dan
resmi
2. Penyelenggaraan mading
terorganisir
3. Mendorong partisipasi
warga sekolah
4. Mempertahankan
kesinambungan
Kenyataan dilapangan membuktikan bahwa hubungan sekolah
dengan masyarakat mengalami kendala yang cukup berarti diantaranya:
1. Tujuan komunikasi yang kurang jelas
2. Saluran komunikasi yang kurang
transparan dan kurang professional
3. Keterampilan komunikasi yang kurang
mendukung
4. Tindak lanjut yang kurang mendukung
dan pengawasan kurang terstruktur dan berkesinambungan.
Tujuan komunikasi atau dalam hal ini hubungan sekolah dan
masyarakat yang dilakukan oleh lembaga selama ini masih bersifat one way traffic communication sehingga
muncul kesan bahwa lembaga hanya mengharapkan dukungan masyarakat hanya untuk
mempertahankan eksistensi kelembagaan semata, bahkan kesan lain yang muncul
kepermukaan bahwa lembaga hanya ingin mendapatkan keuntungan semata sementara
kebutuhan masyarakat terhadap lembaga kurang diperhatikan.
Sudah semestinya lembaga mempergunakan sistem komunikasi dua
arah (two way traffic communication),
artinya kebermaknaan suatu komunikasi mampu diarahkan pada perbaikan system
pendidikan secara menyeluruh dan hal ini merupakan tugas bersama antar
pengelola lembaga dan masyarakat sehingga pada gilirannya ketika komunikasi
tersebut tidak sampai baik kepada lembaga ataupun masyarakat, maka tidak akan
mengalami kesulitan dalam menterjemahkannya kedalam system operasional yang
disepakati oleh keduanya (lembaga dan masyarakat).
Hal lain yang terlupakan yakni pengawasan berkelanjutan, hal
ini dibuktikan bahwa kelemahan yang terjadi pada suatu lembaga adalah
pengewasan mutu yang berkelanjutan. Sebagai salah satu contoh komite sekolah
berperan dalam memberikan control terhadap mutu kelembagaan yang datang dari
masyarakat namun kenyataannya sampai peran komite dalam peningkatan mutu
kelembagaan, masih kurang maksimal. Komite sekolah akan terdiri dari kepala
sekolah, refresentatif staf sekolah, orang tua murid, anggota masyarakat dan
refresentatif dari departemen pendidikan setempat.
Komite
sekolah bertanggung jawab dalam penyusunan perencanaan strategic dan tahunan
sekolah, perumusan kebijakan sekolah, pemenuhan kebutuhan sekolah, anggaran
sekolah, ikut memantau kegiatan keseharian sekolah, menilai keberhasilan
pelaksanaan program – program sekolah yang dilaksanakan sekolah serta ikut
memisahkan laporan tahunan sekolah.
0 komentar:
Post a Comment
COMMENT PLEASE.............